Oleh : Siti Lestari
Makna sesungguhnya dari ibadah qurban adalah ajaran akan arti sebuah keikhlasan, dimana keihlasan itu sendiri tidak bisa di tukar dengan sebuah materi.
Banyak diantara kita sebagai umat muslim masih merasa sayang apabila setiap tahun pada saat Idul Adha tidak menjalankan perintah Allah untuk menunaikan ibadah qurban.
Dalam Al Qur’an surat Az Zariyat ayat 56 disebutkan bahwasannya Allah menciptakan jin dan manusia agar mereka beribadah kepada Allah.
Dari sini sudah jelas, ajaran Islam yang berpedoman Quran dan khadist nabi Muhammad sebagai bekal hidup di dunia dan ahirat.
Salah satunya ajaran keihlasan mengorbankan yang terbaik untuk dipersembahkan ke Allah sebagai wujud rasa iman kita kepada Allah.
Dikisahkan dalam Al Qur’an tentang cerita Qabil dan Habil yang merupakan putra Adam. Saat dilahirkan masing-masing memiliki saudara kembar, Qabil dan Iqlima, serta Habil dan Lazuda.
Oleh nabi Adam Qobil diperintahkan untuk menikah dengan Lazuda dan Habil diperintahkan untuk menikahi Iqlima.
Qobil adalah pemuda yang egois dan memiliki sifat iri terhadap saudaranya Habil. Sedangkan Habil pemuda Sholeh yang berhati lemah lembut dan baik hati.
Qobil iri melihat Habil yang dijodohkan dengan saudara kembarnya yaitu Iqlima dengan parasnya yang cantik menawan. Sedangkan Qobil diminta menikah dengan Lazuda saudara kembar Habil.
Karena keegoisan Qobil yang bersikukuh ingin menikahi saudara kembarnya sendiri lantas Adam memerintahkan untuk memberikan persembahan terbaik untuk Allah.
Seperti yang kita ketahui bahwa saat itu Qobil adalah seorang petani sedangkan Habil adalah peternak hewan.
Karena Qobil menolak perjodohan silang, maka mereka diperintahkan untuk mengorbankan sesuatu yang terbaik untuk Allah.
Kala itu Qobil mempersembahkan sehelai batang padi dengan bulir padi yang kosong. Sebaliknya Habil mempersembahkan hewan terbaik gemuk sempurna.
Mereka membawanya ke sebuah bukit. Lantas Allah tidak menerima persembahan Qobil karena persembahannya yang jauh dari kata baik. Persembahan Habil lah yang diterima oleh Allah.
Lagi-lagi Qobil marah dan mengancam akan membunuh Habil. Dengan penuh kesabaran, Habil ihlas apabila dibunuh oleh Qobil dan ahirnya diapun membunuh Habil dengan batu besar. Sesungguhnya Qobil termasuk dalam golongan yang merugi.
Pesan yang bisa kita ambil dari kisah yang dikisahkan oleh Qobil dan Habil adalah bahwa manusia diciptakan untuk beriman kepada Allah, meskipun iman itu sendiri tidak bisa terlihat oleh mata tapi wujud iman manusia Intisari Ibadah Qurban.