Opini  

Agama, Hambatan Terakhir Kemerdekaan Pikiran

perempuan

Oleh: Siti Lestari

Pada dasarnya, pikiran adalah alat yang diberikan kepada manusia untuk bisa bertahan hidup.

Namun, terkadang manusia juga cenderung menggunakan pikirannya hingga melampaui batas logika yang umumnya diterima oleh kebanyakan orang.

Ini adalah hal yang sebenarnya perlu menjadi perhatian kita.

Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita diwajibkan memiliki keyakinan dalam beragama.

Setiap agama pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai Ketuhanan dan kemanusiaan sehingga tercipta harmonisasi dalam hubungan vertikal dengan Tuhan serta hubungan antara manusia dan alam.

Ketika kita diberikan kebebasan dalam berpikir, ada kemungkinan terjadinya kerusakan di dunia ini.

Misalnya, manusia diibaratkan seperti binatang. Bedanya, manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, sedangkan binatang tidak.

Lalu, mengapa pikiran manusia harus dibatasi oleh agama? Dalam Islam sendiri, disebutkan bahwa “manusia diciptakan hanya untuk beribadah”.

Ibadah dalam konteks ini mencakup ibadah ritual/vertikal (hubungan pribadi dengan Tuhan) dan ibadah sosial/horizontal. Al-Qur’an dan Hadits banyak membahas tentang kedua aspek ibadah tersebut.

Akan menjadi berbahaya jika pikiran manusia tidak dibatasi oleh agama.

Seperti contohnya, munculnya aliran atheis yang mendasari keyakinan mereka pada kekuatan pemikiran manusia.

Akibatnya, mereka tidak lagi percaya pada keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta.

Bagi mereka, dunia dan segala isinya sudah ada begitu saja.

Sebagian besar orang yang memiliki keyakinan atheis memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA