KABARCEPU.ID – Pada dasarnya, pikiran adalah alat yang diberikan kepada manusia untuk bisa bertahan hidup.
Namun, terkadang manusia juga cenderung menggunakan pikirannya hingga melampaui batas logika yang umumnya diterima oleh kebanyakan orang.
Ini adalah hal yang sebenarnya perlu menjadi perhatian kita.
Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita diwajibkan memiliki keyakinan dalam beragama.
Setiap agama pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai Ketuhanan dan kemanusiaan sehingga tercipta harmonisasi dalam hubungan vertikal dengan Tuhan serta hubungan antara manusia dan alam.
Ketika kita diberikan kebebasan dalam berpikir, ada kemungkinan terjadinya kerusakan di dunia ini.
Misalnya, manusia diibaratkan seperti binatang. Bedanya, manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, sedangkan binatang tidak.
Lalu, mengapa pikiran manusia harus dibatasi oleh agama? Dalam Islam sendiri, disebutkan bahwa “manusia diciptakan hanya untuk beribadah”.
Ibadah dalam konteks ini mencakup ibadah ritual/vertikal (hubungan pribadi dengan Tuhan) dan ibadah sosial/horizontal. Al-Qur’an dan Hadits banyak membahas tentang kedua aspek ibadah tersebut.
Akan menjadi berbahaya jika pikiran manusia tidak dibatasi oleh agama.
Seperti contohnya, munculnya aliran atheis yang mendasari keyakinan mereka pada kekuatan pemikiran manusia.
Akibatnya, mereka tidak lagi percaya pada keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta.
Bagi mereka, dunia dan segala isinya sudah ada begitu saja.
Sebagian besar orang yang memiliki keyakinan atheis memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Mereka bebas menggali setiap gagasan tanpa ada batasan.
Oleh karena itu, kita yang lahir dan tinggal di Indonesia, sebagai warga negara Indonesia, memiliki kewajiban untuk memiliki keyakinan terhadap keberadaan Tuhan.
Meskipun di negara kita terdapat beragam agama, penduduknya mampu hidup berdampingan dengan saling toleransi.
Sejak jauh sebelum Nusantara menjadi negara kesatuan Republik Indonesia, keragaman keyakinan di setiap kerajaan berbeda-beda.
Namun pada akhirnya, mereka bisa bersatu tanpa terpecah belah karena perbedaan agama.
Melalui agama, manusia dapat membangun landasan moral yang kuat, berbuat baik kepada sesama, dan menghormati perbedaan.
Agama menjadi hambatan terakhir kemerdekaan pikiran karena dengan adanya batasan moral dan etika yang diatur dalam agama, manusia dapat menjaga keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan di dunia ini.