Cepu  

Banjir di Cepu, Ular Berbisa Menjadi Ancaman Warga

Banjir di Cepu, Ular Berbisa Menjadi Ancaman Warga

KABARCEPU.ID – Hujan deras diperparah dengan kondisi saluran air yang tidak memadai kerap menyebabkan sejumlah daerah mengalami bencana tahunan, yakni banjir.

Banjir terjadi saat suatu wilayah terendam oleh volume air yang besar. Meskipun kedatangan banjir bisa diprediksi melalui pola curah hujan dan aliran air, namun terkadang, banjir datang secara mendadak akibat intensitas hujan yang tak terduga.

Tak hanya itu, bahaya reptil berbisa seperti ular juga tidak bisa diabaikan karena mereka cenderung keluar dari sarangnya saat lingkungan tergenang air.

Saat badai membawa hujan deras, sarang ular yang berada di bawah tanah akan terisi air, memaksa ular untuk meninggalkan tempat itu dan mencari perlindungan yang kering dan aman.

Beberapa ular juga mungkin mencari tempat berlindung di bawah tumpukan besar dan lembab.

Baru-baru ini, akun Facebook @onemankamtiscepu melaporkan penemuan 2 ekor induk ular welang di Desa Suroh Kasiman yang melintas di jalan dekat balai desa.

Selain itu, ditemukan pula 2 ekor ular luwuk, satu di antaranya masih berukuran bayi (baru menetas), dan yang lainnya berukuran besar, melintas di dekat kuburan pahlawan Nglajo.

Informasi dari warga lain, Sri Sulistyorini, juga mengungkapkan penemuan ular sanca sepanjang sekitar 3 meter di sekitar rumahnya di Gang 3 Cepu.

Hal ini menunjukkan bahwa bahaya reptil seperti ular perlu diwaspadai, terutama saat musim hujan baru dimulai.

Ancaman lain selama musim hujan adalah banjir, terutama di sejumlah wilayah Kota Cepu, seperti Jalan Stasiun Cepu, Jalan RSU Cepu, Taman Seribu Lampu Cepu, dan Jalan Randu Blatung, Joho, Mulyorejo, di Kecamatan Cepu.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA