KABARCEPU.ID – Masih sedikit yang mengetahui tentang Dusun Legetang yang terletak di sekitar pegunungan Dieng atau Dataran Tinggi Dieng..
Dataran Tinggi Dieng dikenal dengan keindahan kawahnya yang mengandung belerang serta keberadaan tanaman edelweiss, menjadikannya destinasi populer bagi turis lokal maupun mancanegara.
Dusun Legetang dahulu berada di Desa Pekasiran, sebuah desa di pegunungan Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Dieng sendiri merupakan dataran tinggi kedua di dunia, mencapai ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.
Desa Legetang terletak di antara Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, berada di kompleks gunung berapi.
Karena letaknya di tengah-tengah gunung berapi yang masih aktif, warga yang tinggal di daerah ini merasa seperti hidup di atas bom waktu.
Gunung di sekitarnya dapat meletus sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Mari kita telusuri fakta-fakta menarik dari kisah Dusun Legetang dilansir dari blibli.com.
1. Dieng memiliki banyak kawah, bukan hanya Kawah Sileri.
Kawah-kawah di sekitar Dieng sering mengalami erupsi, yang sering disertai dengan gempa.
2. Wilayah sekitar Desa Legetang sangat subur.
Meskipun demikian, warga tidak diperbolehkan bercocok tanam di lereng gunung karena dapat memicu erupsi.
Sayangnya, masih banyak penduduk di desa sekitarnya yang menggunakan lahan berbahaya untuk bertani.
3. Pada tanggal 17 April 1955, pada malam hari saat hujan deras, Desa Legetang Dieng mengalami bencana tanah longsor yang dahsyat, disebabkan oleh Gunung Pengamun-amun.
Seluruh penduduk desa beserta desanya tertimbun oleh longsoran tersebut.
Tidak ada satu pun warga yang selamat dari bencana ini, dan kisah tragis ini tersebar luas di kalangan masyarakat sekitar.
4. Yang mengejutkan adalah bahwa longsor tersebut terjadi dari gunung Pangamun-amun yang cukup jauh, hingga ratusan meter.
Selain itu, adanya parit yang memisahkan antara gunung dan desa tersebut, membuat desa-desa lain yang lebih dekat tidak terkena dampak longsoran.
Kejadian ini masih menjadi misteri alam hingga kini.
5. Desa yang dihuni oleh sekitar 450 penduduk ini kini hanya tinggal nama dan menjadi tanah lapang.
Hanya ada satu tugu yang menjadi tanda peristiwa tragis tersebut.
6. Setelah peristiwa itu, Desa Legetang tidak pernah lagi dihuni oleh manusia, meninggalkan cerita yang menyedihkan di balik keindahan pegunungan Dieng. ***