KABARCEPU.ID – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau dikenal juga dengan Masa Orientasi Siswa (MOS) telah menjadi tradisi di sekolah-sekolah di Indonesia.
Biasanya, kegiatan ini ditujukan untuk menyambut siswa baru yang baru saja diterima di SMP atau SMA.
Selama MPLS, para siswa baru diperkenalkan dengan lingkungan sekolah dan mendapatkan materi pengenalan secara menyeluruh.
Namun, adakah di antara kita yang masih menganggap MPLS atau MOS sebagai momok horor yang menakutkan?
Dulu, kegiatan MOS seringkali berdampak pada psikis siswa baru karena diorganisir oleh para senior atau anggota OSIS yang bertindak sebagai panitia MOS.
Tak jarang, aksi jahil para senior bisa membuat kesan negatif bagi siswa baru yang mengikuti MOS.
Beberapa calon siswa bahkan merasa dibully karena tugas-tugas formalitas yang terkadang tidak masuk akal.
Namun, zaman berubah, dan MPLS atau MOS tidak lagi menimbulkan ketakutan bagi siswa baru.
Saat ini, MPLS cenderung lebih mengarah pada pengenalan lingkungan dan kelas masing-masing serta interaksi positif dengan guru dan seluruh warga sekolah.
Para siswa sekarang, khususnya di era kurikulum merdeka, lebih banyak berperan dalam membantu adik-adiknya mengenal lingkungan sekolah dengan baik.
Perubahan pola pikir siswa baru dan siswa periode sebelumnya menjadi faktor penting dalam mengubah persepsi terhadap MPLS atau MOS.
Saat ini, siswa yang telah mengikuti MOS tidak lagi memandangnya sebagai momok horor, melainkan sebagai kesempatan untuk membantu siswa baru merasakan sisi positif dari MPLS.
Mereka berperan sebagai penghubung yang membantu siswa baru beradaptasi dan berintegrasi dengan baik dalam lingkungan sekolah.
Kegiatan MPLS atau MOS di masa kini lebih fokus pada mendukung kegiatan belajar siswa.
Di era kurikulum merdeka, sekolah dan guru dituntut untuk memahami karakter unik setiap siswa.
Pendekatan yang lebih individual dan inklusif diterapkan untuk membantu siswa mengeksplorasi bakat dan minatnya.
Guru berperan sebagai fasilitator, memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar yang sesuai dengan potensi mereka.
Dengan demikian, MPLS atau MOS bukan lagi momok horor bagi siswa baru. Melainkan momen penting untuk mengenal lingkungan sekolah dan merasakan sisi positifnya.
Keberadaan para senior dan siswa periode sebelumnya sebagai pembimbing membantu siswa baru. Untuk merasa lebih nyaman dan aman dalam beradaptasi dengan lingkungan baru.
Semangat kurikulum merdeka juga telah membuka pintu bagi siswa untuk berkarya sesuai bakat dan minatnya.
Sehingga mereka bisa menemukan potensi terbaik dalam lingkungan sekolah.
Jadi, jangan lagi menyebut MPLS atau MOS sebagai momok horor.
Saat ini, MPLS adalah momen yang penuh kesempatan dan keceriaan bagi siswa baru untuk menjalin persahabatan, menemukan potensi diri, dan meraih prestasi dalam perjalanan pendidikannya.
Dukunglah semangat kurikulum merdeka dan jadikan MPLS sebagai bagian dari perjalanan belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi generasi penerus bangsa.