KABARCEPU.ID – Pagunungan Dièng adalah kawasan pegunungan yang membentang dari wilayah barat Kabupaten Wonosobo, wilayah timur Kabupaten Banjarnegara, wilayah selatan Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan di Provinsi Jawa Tengah;
Sekaligus menjadi batas alamiah bagi keempat kabupaten tersebut. Puncak tertinggi di Pegunungan Dieng berada di Gunung Parahu yang memiliki ketinggian lebih dari 2.590 meter di atas permukaan laut.
Di daerah pegunungan dieng ini menyimpan sejarah kelam yang memberikan kesan sejuta misteri yang hingga saat ini masih belum terpecahkan . dan yang pasti misteri tersebut akan berkembang menjadi sebuah mitos dan menjadi konsumsi masyarakat.
Kisah sejarah terkadang menyingkap banyak ceritera yang tak terduga-duga. Sejatinya, sejarah mengajak dan mengajarkan kita untuk belajar dari peristiwa-peristiwa itu.
Salah satunya adalah kisah mengenai sebuah pemukiman atau desa yang hilam hanya dalam waktu semalam . Kisah ironinya berbuntut pada kepercayaan rakyat Dieng tentang adanya azab yang menimpa rakyat Legetang yang kerap menyimpang.
Di balik keindahan Dataran Tinggi Dieng, meninggakan kisah tragis Dusun Legetang yang terkubur longsor dalam semalam pada 17 April 1955.
Dulu, dusun ini dihuni 450 jiwa dan terkenal dengan kesuburan tanahnya.
Namun, semua sirna akibat bencana alam yang dahsyat.
Kini, hanya tugu beton setinggi 10 meter yang berdiri di tengah ladang kentang sebagai pengingat tragedi tersebut.
Bekas dusun yang tadinya lembah, berubah menjadi bukit yang mengubur seluruh penduduk.
Sebelum tragedi terjadi, warga Legetang dikenal makmur dengan hasil panen sayuran dan kentang.
Namun pada malam naas itu, hujan deras dan longsoran tanah meratakan dusun beserta warganya yang tertidur lelap.
Meskipun suara gemuruh longsor terdengar jelas di Desa Pekasiran yang berjarak 1 kilometer, warga tidak berani mendekat karena tanah di Pegunungan Pengamun-amun masih bergerak.
Pagi harinya, ketika warga Pekasiran pergi ke ladang, mereka menemukan Desa Legetang telah rata dengan tanah.
Tragedi ini menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak terduga dan pentingnya mitigasi bencana.