KABARCEPU.ID – Di hutan Kalimantan, tersembunyi keajaiban alam yang menakjubkan, sebuah buah yang disebut “Peluntan” atau dikenal sebagai rambutan raksasa.
Peluntan atau sering disebut sebagai rambutan raksasa, memiliki ciri khas dengan bulu halus yang melindungi kulit buahnya.
Saat matang, buah ini berubah menjadi warna jingga dengan diameter sekitar ±15 cm.
Dagingnya yang putih sangat manis, menciptakan pengalaman rasa yang luar biasa.
Di tengah hutan tropis Kalimantan, peluntan menjadi buah yang tak hanya enak dinikmati tetapi juga menakjubkan dalam penampilan.
Buah peluntan bukan hanya tentang kenikmatan bagi lidah, tetapi juga memiliki sejumlah manfaat yang tak boleh diabaikan.
Sebagai anggota keluarga pohon ara, peluntan menawarkan potensi pemanfaatan yang beragam.
Dari serat-serat pada pepagan pohon yang bisa digunakan untuk kerajinan kayu hingga biji.
Biji buah ini dapat dimakan dengan cara direbus dan dipanggang seperti kacang, peluntan membawa berbagai peluang untuk kesejahteraan manusia.
Pohon peluntan tumbuh di wilayah Kalimantan, Kepulauan Filipina, Sulawesi, dan Maluku.
Tumbuhan ini endemik di daerah hutan tropis lembap dengan iklim muson sedang, khususnya di ketinggian 500-1.000 meter.
Habitatnya juga mencakup daerah lereng curam dan liat di pedalaman.
Meskipun ditemukan antara tahun 1959 atau 1961, keberadaan peluntan masih menyimpan sejumlah misteri.
Pepagan peluntan memiliki serat-serat berwarna abu-abu atau cokelat yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan kayu yang indah dan bernilai seni tinggi.
Daun-daun peluntan yang berbentuk lonjong atau bulat telur memiliki panjang sekitar 20–70 cm dan lebar 10–50 cm, menambah pesona visual pohon ini di dalam hutan Kalimantan.
Peluntan, buah yang tampak seperti rambutan raksasa, adalah salah satu keajaiban alam Kalimantan yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Dengan rasa manis yang menggoda dan beragam manfaatnya, peluntan mengajak kita untuk lebih menghargai keanekaragaman hayati dan keunikan alam Indonesia.