KABARCEPU.ID – Planet Studio, menjadi salah satu saksi bisu rutinitas hiruk pikuk keramaian di studio musik yang didirikan oleh Eko Setya Budi ini.
Kejayaan studio musik di Kabupaten Blora khususnya di wilayah Kota Cepu dan sekitarnya mungkin sudah pudar, bahkan bisa dikatakan menghilang pada era tahun 2010 hingga 2015.
Banyak studio-studio musik mengalami penurunan pendapatan dikarenakan sepinya anak-anak band yang menyewa studio untuk latihan.
Berkurangnya penyelenggaraan parade maupun festival band juga berdampak pada kehidupan ekonomi di studio musik itu sendiri, tak terkecuali di wilayah Kota Cepu, Blora.
Hingga puncaknya, pada awal tahun 2016 banyak pemilik studio musik mulai beralih ke profesi lain, beberapa bahkan menutup dan menjual peralatan studio musik mereka secara permanen.
Tak terkecuali bagi Eko (Planet Studio), juga menjadi salah satu saksi bisu kejayaan dan keramaian blantika musik khususnya di wilayah Cepu, Blora, Bojonegoro dan Tuban.
Berawal dari pengalaman bermain band semasa kuliah, pria kelahiran Tuban 10 november 1984 ini mulai merintis studio miliknya pada tahun 2007.
Tak tanggung-tanggung, Eko menjadikan dua ruangan dirumahnya untuk dijadikan studio musik dengan peralatan yang cukup lengkap pada masa itu.
Kecintaannya terhadap musik, sudah dimulai sejak Eko masih kecil tepatnya semenjak mulai sekolah di SD Negeri 2 Banjaragung Rengel.
Latar belakang orangtua, khususnya sang ayah dari pria asli Tuban ini juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam prosesnya menekuni dunia musik.
Eko mulai belajar gitar secara otodidak dan mendirikan grup band sejak bersekolah di SMP Negeri 1 Rengel, kemudian memperhalus bakat dan kemampuan musiknya dengan mengikuti kursus singkat atau les private musik selama beberapa bulan di Witness Music Bojonegoro dan Gita Bayu Studio Surabaya disela-sela kuliah di Universitas Negeri Surabaya.
“Musik mungkin salah satunya sudah keturunan bakat dari bapak saya. Karena selain bapak juga seorang guru SD, juga memiliki hobi bermain musik diwaktu muda. Kuliah juga atas saran bapak untuk ambil jurusan PGSD, dengan pilihan kedua Fakultas Seni Drama Tari dan Musik atau Sendratasik di UNESA,” ujar alumni SMA Negeri 1 Rengel Tuban ini.
Setelah menyelesaikan studi S2 nya di Universitas Negeri Surabaya jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2005, Eko menjadi (GTT) Guru Tidak Tetap di SD Negeri 1 Rengel Tuban dan SD Negeri 3 Sumberrejo Rengel Tuban.
Ia juga sempat mendirikan sebuah grup band dengan teman-teman masa kuliahnya dengan nama Planet Band pada tahun 2007.
“Planet Studio sendiri di ambil dari Planet Band, nama Band saya dan teman-teman waktu masih kuliah dulu, yang juga merupakan proses saya untuk lebih matang mendalami musik. Sering menjuarai festival-festival band dan menjadi bintang tamu di event musik milik Djarum Super di wilayah Tuban, lamongan dan Bojonegoro. Sambil mengajar sambil bermain musik juga,” ungkap pria dengan selera musik Rock, Metal, Heavy Metal, Pop dan juga Dangdut.
Pada tahun 2009 Eko mengikuti seleksi tes CPNS di Kabupaten Blora dan dinyatakan lolos hingga harus menutup salah satu studionya di Tuban, dan menjadi tenaga pendidik di SD Negeri 3 Bangkleyan, Kecamatan Jati dari tahun 2009 hingga akhir 2012.
Namun, jiwa bermusiknya tidak terhenti meskipun telah resmi menjadi Pegawai Negeri Sipil. Eko kemudian, memboyong peralatan studionya ke kawasan Doplang dan mengawali karir studio musiknya menjadi yang pertama kali berdiri di daerah tersebut.
Kemudian pada tahun 2012 hingga 2017 mutasi mengajar ke SD Negeri 1 Doplang. Di sekolah tersebut, Eko berhasil membawa anak didiknya hingga menjuarai lomba MAPSI kategori grup rebana di tingkat provinsi dan mendapat juara 1 selama 4 tahun berturut-turut mewakili Kabupaten Blora.
“Dua tahun setengah mengajar di SDN 3 Bangklean, anak-anak juga tak latih vokal menyanyi, mengikuti perlombaan dan mendapat juara 1 di tingkat Kecamatan. Begitu juga waktu mengajar di SDN 1 Doplang, musik yang saya pelajari tak terapkan ke anak-anak, tak bimbing untuk latihan rebana, ikutan lomba dan mendapat juara harapan 1. Setalah itu saya evaluasi grup ini, di tahun berikutnya mendapat juara 1 berturut-turut,” terangnya.
Pada tahun 2017 Eko kembali mutasi mengajar ke SD Negeri 3 Balun Cepu, untuk membantu mengembangkan dan memajukan eksrakulikuler seni musik di sekolah tersebut.
Eko berharap ada prestasi yang keluar dari pendidikan non akademik atau ekstrakulikuler seni musik bisa berkembang di sekolah ini, disamping intrakulikulernya.
Kemudian, Eko mendirikan satu studio musik kecil di rumah pribadinya yakni di Perumahan Graha Cepu Indah atau Gracenda Cepu.
“Sebelum mutasi ke Cepu, studio dan peralatan yang ada di Doplang sudah saya jual. Kemudian, saya merintis kembali dari nol studio ini. Hasil penjualan dari alat musik sebelumnya, saya belikan lagi peralatan musik yang lebih modern atau digital, khususnya drum elektrik. Kalau dulu kan drumnya masih akustik”, ungkap pria yang pernah mendapat beasiswa S1 PGSD Universitas Terbuka di Tuban dari provinsi.
Studio musik yang berada di Perum Gracenda Blok A No 104 Cepu ini lebih memfokuskan untuk melatih anak-anak dan memberikan les private musik, khususnya untuk anak-anak didiknya dari SD Negeri 3 Balun Cepu.
Sebagai tenaga pendidik ekstrakulikuler seni musik di Sekolah Dasar, membuat Eko tidak main-main untuk meningkatkan ketrampilan siswa-siswinya.
Eko mendirikan studio musik dengan tujuan agar anak didiknya ahli dibidang musik. Berharap, anak didiknya ini mampu menjadi musisi yang bisa mengharumkan nama sekolah, dan bisa menjadi profesi pilihan di bidang entertainment musik di masa depan.
Kemampuan dalam komunikasi musikal dan mengilustrasikan emosi untuk menyatukan anak-anak kedalam karya musik juga dibuktikan dengan membawa anak didiknya seperti Cabe Rawit Band untuk tampil di Diknas dan Grup Rebana SD Negeri 3 Balun menjuarai Lomba MAPSI tingkat provinsi di Wonogiri pada tahun 2018.
“Harapannya SD Negeri 3 Balun Cepu bisa menjadi sentral pendidikan atau contoh untuk semua sekolah di wilayah kabupaten Blora, Kecamatan Cepu dan sekitarnya khususnya. Karena banyak rekan-rekan guru yang berpotensi dan juga murid-murid berprestasi, memiliki banyak bakat seni di sekolah ini,” terangnya.
Sempat menuju titik jenuh dalam mengelola studio dan berkecimpung di bidang musik di tahun 2019, Eko memutuskan untuk istirahat sementara dalam memberikan bimbingan musik terhadap anak didiknya.
Namun, kekuatan hati nurani dan jiwa bermusiknya mendorong dan menjadi pemicu dalam menekuni dunia musik sebagai pilihan hidupnya. Hingga akhirnya melejitkan Geniuz Band pada oktober 2022 dan menunjukkan bakat mereka di HUT PGRI ke 77 di Cepu.
Kepedulian terhadap bakat ekstra dari anak-anak khususnya di bidang seni musik, membuat pengharapan regenerasi dan impian Eko untuk membangkitkan gairah bermain musik sejak dini.
Kedepan, Eko berencana untuk mengembangkan studio musiknya menjadi studio recording atau studio rekaman selain melayani les private, penjualan alat-alat musik via offline maupun online dan juga penyewaan sound system.
“Karena dengan anak-anak punya karya, kemudian di recording, sehingga bisa menjadi sarana promosi untuk sekolah juga. Selain itu juga agar anak-anak mempunyai kesan dan bekal setelah lulus dari sekolah ini,” tutup pria pecinta band Jamrud, Boomerang, Padi, Dewa 19 dan Sheila on 7 ini mengakhiri pembicaraan.***