Oleh: Djati Sucipto
Sebuah peradaban baru. Benarkah demikian? Itulah kini yang sedang diperbincangkan banyak pihak. Masuknya Artificial Intelligence (AI) ke lingkungan pondok pesantren merupakan sebuah langkah inovatif yang dapat memperluas wawasan santri sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi tantangan era digital.
Tanggal 20 Oktober 2024 Pondok Pesantren Modern Al-Ittihad Cepu telah membuka pintu bagi AI dengan membuka Kelas Kreator Cerdas AI. Kelas ini mengajarkan bagaimana teknologi bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Keputusan ini patut diapresiasi, karena AI sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan santri.
Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Tak usah memendam rasa takut yang berlebihan. Integrasi AI di pesantren ini memberikan kesempatan bagi para santri untuk belajar lebih dari sekadar ilmu agama. Santri bisa mempelajari bagaimana AI dapat digunakan untuk menyebarkan pesan kebaikan dan menciptakan karya inovatif.
Disaat zaman berkembang begitu cepat, para santri yang dibekali pengetahuan AI bisa menjadi ujung tombak yang menghadirkan wajah pesantren yang lebih percaya diri. Tanpa sedikitpun mengurangi nilai-nilai ibadah. Santri tetap mengaji, tetap belajar ilmu pengetahuan umum, serta selalu hormat pada kyai.
Namun, perlu juga diingat bahwa penerapan AI di pesantren membutuhkan pendekatan yang bijaksana dan pembimbingan yang tepat. AI bukan tanpa risiko, terutama membuat ketergantungan pada kecerdasan buatan manusia ini. Jangan sampai AI mematikan kreativitas santri.
Pengenalan AI di pondok pesantren harus dibarengi dengan pemahaman etika dan nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam. Melalui pengawasan yang baik, AI justru dapat memperkuat nilai-nilai pesantren, karena para santri akan belajar memahami batas-batas moral dalam penggunaan teknologi canggih ini.
Pengaruh positif AI pada santri sangat signifikan, baik dari segi pengembangan keterampilan maupun peningkatan pola pikir. Dengan mempelajari AI, santri dapat mengembangkan kreativitas dalam menciptakan karya yang bervariasi, seperti cerpen, puisi, lukisan, atau karya multimedia berbasis AI.
Integrasi AI memberikan peluang bagi santri untuk belajar mengaplikasikan teknologi dengan kesadaran etis. Mereka didorong untuk mempertimbangkan dampak positif maupun risiko teknologi, sehingga penggunaan AI bisa sesuai dengan nilai-nilai Islam dan akhlak mulia.
Integrasi AI membuat pondok pesantren tampil sebagai lembaga pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Ini menunjukkan bahwa pesantren tidak hanya tempat untuk belajar agama, tetapi juga pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang mutakhir.
Adanya AI mendorong pesantren untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan atau komunitas teknologi lainnya. Contohnya, kolaborasi antara Al-Ittihad Cepu dengan Forum Kreator Era AI Jawa Tengah menunjukkan bahwa pesantren bisa menjadi pusat pembelajaran yang menghubungkan teknologi dengan masyarakat.
Bagaimana dengan dakwah? Dengan AI, dakwah dapat dilakukan secara lebih luas melalui berbagai platform digital. Santri bisa memanfaatkan AI untuk menyebarkan pesan kebaikan, membuat konten positif, serta menampilkan kegiatan positif di pesantren.
Pesantren membutuhkan AI karena di era digital ini, AI menjadi alat penting untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pengembangan skill santri. Penggunaan AI di pesantren membantu menghadirkan cara baru yang menarik dalam menyampaikan ilmu.
Hubungan pesantren dengan AI mencerminkan kolaborasi antara tradisi dan inovasi. Pesantren memiliki kekayaan dalam hal nilai-nilai keagamaan dan etika, sementara AI membawa keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di dunia modern.
Integrasi AI di pesantren adalah langkah penting dalam menjadikan pesantren sebagai pusat pendidikan yang mampu menjembatani nilai tradisional dan modern, serta melahirkan generasi santri yang berdaya saing tinggi.
Indonesia, dengan keanekaragaman budayanya, memiliki peluang besar untuk menciptakan solusi AI yang relevan dengan konteks lokal. Pesantren dapat berperan dalam menghasilkan inovasi yang tidak hanya bermanfaat bagi dunia pendidikan dan ekonomi tetapi juga selaras dengan budaya dan nilai-nilai religius Indonesia.
Dalam jangka panjang, ini dapat menghasilkan pemimpin masa depan Indonesia yang tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan akhlak yang baik. Pesantren yang mengintegrasikan AI membantu membentuk pemimpin yang bijaksana, berintegritas, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan masyarakat.
Mengintegrasikan AI di pesantren turut berkontribusi pada upaya Indonesia untuk mandiri dalam penguasaan teknologi. Santri yang telah mengenal AI sejak dini bisa menjadi tenaga ahli yang mengembangkan teknologi dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada teknologi asing, dan menghasilkan inovasi lokal yang berdampak nyata.
Dengan peran pesantren yang terus berkembang dan adaptif terhadap AI, masa depan Indonesia bisa diwarnai oleh generasi yang melek teknologi dan tetap menjaga etika. Hubungan antara pesantren dan AI memberikan harapan untuk lahirnya inovasi-inovasi berbasis moral yang diperlukan di era digital ini.***