Erika menjelaskan bahwa strategi untuk memenuhi target produksi diterapkan dengan melakukan optimasi lapangan brownfield dan menggenjot produksi melalui sumur development dan workover.
Selain itu, lanjut Erika, Regional Indonesia Timur juga memiliki peluang dari lapangan baru terkait produksi migas tersebut.
“Jadi kalau berbicara sustainability, bisnis di Regional Indonesia Timur ini bagus karena berkesinambungan,” tambah Erika.
Erika melanjutkan terkait strategi jitu selanjutnya yakni Pertamina mendukung transisi energi sebelum akhirnya energi bersih dapat menjadi supplier utama pemenuhan kebutuhan energi.
Dalam fase transisi energi ini, natural gas memegang peranan penting karena keberadaannya yang dipandang sebagai energi fosil paling bersih.
“Cocok dengan lapangan di Regional Indonesia Timur yang banyak menghasilkan gas, terutama untuk lapangan yang berada di kawasan timur seperti Sulawesi dan Papua,” ujar Erika.
![Pertamina Hulu Energi Terapkan 3 Strategi Jitu Operasikan Migas di Wilayah Indonesia Timur](https://kabarcepu.id/wp-content/uploads/2024/06/pertamina-hulu-energi-terapkan-3-strategi-jitu-operasikan-migas-di-wilayah-indonesia-timur.jpg)
Strategi ini termasuk juga upaya komersialisasi gas dari lapangan marginal dan stranded gas dari beberapa sumur yang dulunya tidak termanfaatkan dengan maksimal.
Erika menambahkan bahwa pemanfaatan stranded gas ini dilakukan untuk menopang keekonomian lapangan.
Stranded gas dikembangkan menjadi Compressed Natural Gas (CNG) untuk memasok industri kecil di Jawa Timur seperti rumah makan atau pabrik berskala kecil menengah.
KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA