KABARCEPU.ID – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina berkomitmen memberikan kontribusi terbaiknya pada pencapaian ketahanan energi negeri.
Dalam menjalankan operasional yang tersebar di Indonesia dan manca negara, Subholding Upstream Pertamina terus menjalankan eksplorasi yang masif dan agresif. Melalui pencarian potensi sumber daya baru untuk menjaga keberlanjutan kegiatan hulu migas.
Itu diungkapkan oleh Corporate Secretary PHE, Arya Dwi Paramita, pekan ini pada suatu kesempatan di Bali.
Disampaikan, pencapaian Subholding Upstream hingga September 2022, antara lain produksi minyak sebesar 515 MBOPD dan produksi gas sebesar 2590 MMSCFD atau kumulatif migas sebesar 962 MBOEPD.
Menurutnya, ini didukung dengan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 497 titik, kegiatan Work Over sebanyak 472 titik, dan Well Services sebanyak 21.728 titik.
Dijelaskan, hingga pertengahan November 2022, Subholding Upstream Pertamina telah menyelesaikan pengeboran eksplorasi sebanyak 15 sumur dan sedang proses pengeboran sebanyak 5 sumur.
“Kegiatan pengeboran sumur eksplorasi yang masif dan agresif ini juga telah memberikan hasil berupa temuan sumber daya yang signifikan,” jelas Arya.
Hasil tersebut , kata, berupa temuan sumber daya migas 2C. Antara lain melalui sumur Manpatu-1X di Mahakam Kalimantan, Sungai Gelam Timur-1 di Jambi, Wilela-001 di Onshore Sumatera Selatan, Bajakah-001 di Onshore Jawa Barat, R-2 di Blok North Sumatera Offshore (NSO), Sungai Rotan-1X di Jambi, Markisa-001 di Papua, GQX-1 di Offshore Utara Pulau Jawa, Kolibri-001 di onshore Jawa Timur dan yang terbaru pada sumur S-2 di Blok North Sumatera Offshore (NSO).
Sedangkan pengeboran eksplorasi yang kini tengah berjalan, antara lain Kenanga-001, NSO S-2, Helios D-1, Kembo-001 dan FB3N. Temuan sumber daya yang telah divalidasi hingga saat ini adalah sebesar 283 MMBOE atau 127.5% dari target 222 MMBOE pada tahun 2022.
Lebih lanjut dia menyapaikan, Subholding Upstream Pertamina menerapkan beberapa inovasi teknologi dalam melaksanakan eksplorasi. Antara lain Broadband Marine 2D seismic Acquisition yang memiliki resolusi dan kualitas lebih baik.
Kemudian, Full Tensor Gravity Gradiometry (FTG) yang juga memiliki resolusi data gradiometri gravitasi yang lebih tinggi, untuk memungkinkan pencitraan bawah permukaan secara lebih detail dibandingkan dengan data gravitasi konvensional.
“Selain itu, Subholding Upstream Pertamina juga telah menyelesaikan Vibroseis Survey yang memiliki teknologi mutakhir untuk evaluasi target sub-vulkanik yang lebih baik melalui penerima nirkabel,” jelasnya.
Hingga saat ini, Subholding Upstream Pertamina telah melaksanakan survey seismik 2D sepanjang 1173 km dan survey seismik 3D seluas 269 km2.
Terdapat tiga strategi utama yang dijalankan oleh Subholding Upstream. Yaitu optimalisasi pengelolaan aset WK eksisting, strategi new venture, dan strategi partnership. “Pertamina terus mengeksplorasi semua potensi sumber daya migas yang ada.
Dengan melakukan kegiatan eksplorasi, kata dia, maka diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pemenuhan target produksi yang akan menjaga keberlanjutan keamanan pasokan energi untuk Indonesia.***