Petan, Lebih dari Sekadar Aktivitas Mencari Kutu

Petan, Lebih dari Sekedar Aktivitas Mencari Kutu
facebook : Pusaka Info

KABARCEPU.ID – Petan merupakan aktivitas mencari kutu yang dilakukan di waktu luang. Masyarakat kita, terutama kaum pinggiran, wong cilik, atau kaum marginal, terbiasa hidup bersandingan dengan kutu, atau yang biasa kita sebut dengan istilah “tumo”.

Kala itu, di zaman Orde Baru, masih banyak kita temui anak-anak bahkan orang dewasa yang tertular wabah kutu rambut.

Karena penyandang kutu merasakan gatal yang luar biasa, maka untuk mengurangi rasa gatal bisa menggunakan teknik petan.

Saat ini, budaya petan sudah hampir hilang mengingat kemajuan teknologi yang telah menggerus budaya ini.

Kutu yang berkembang di rambut seseorang bisa dengan mudah diobati dengan obat kutu.

Kutu bagi generasi Z dianggap sebagai penyakit yang harus dihilangkan. Selain itu, orang yang memiliki kutu akan merasa malu dalam bergaul sehingga dia akan menggunakan segala cara untuk menghilangkan kutu rambut.

Berbeda dengan zaman dulu, kutu dibiarkan berkembang biak di rambut karena orang zaman dulu menganggap kegiatan mencari kutu sebagai kebiasaan yang mengasyikkan.

Khususnya di Jawa, petan sambil menggosip, entah itu membahas tetangga atau hal lainnya.

Biasanya aktivitas petan dilakukan oleh ibu kepada anaknya dan sebaliknya.

Seorang perempuan kepada tetangga perempuannya sehingga di masyarakat pedesaan terjalin kedekatan emosional.

Makna dari budaya petan yang bisa kita ambil salah satunya bisa menjadi media komunikasi yang efektif dalam menjalin kedekatan emosional antar warga masyarakat.

Keakraban terjalin dengan sendirinya tanpa sekat karena mereka melakukannya tanpa paksaan dan hutang budi.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA