MANTUL! SD Negeri 2 Ngelo Cepu Blora Ajarkan Siswa Teknik Membatik Ala Pengrajin Batik Kelas Profesional

Mantul SD Negeri 2 Ngelo Cepu Blora Ajarkan Siswa Teknik Membatik Ala Pengrajin Batik Kelas Profesional

KABARCEPU.ID – SD Negeri 2 Ngelo Cepu Blora belakangan ini tergerak untuk ikut serta melestarikan dan mempertahankan kearifan lokal seni membatik.

Guna mempertahankan dan menjaga kelestarian budaya kearifan lokal, seni membatik diajarkan kepada peserta didik di SD Negeri 2 Ngelo Cepu Blora.

Hal ini disampaikan oleh Niken Andamari selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Jumat, 3 Mei 2024.

Ketika ditemui awak media, Kepala Sekolah SD Negeri 2 Ngelo Cepu itu menuturkan bahwa kegiatan membatik ini sebagai upaya pihak kami agar peserta didik terbiasa mencintai dan melestarikan warisan budaya bangsa di tengah arus modernisasi kehidupan.

“Membatik ini juga merupakan upaya sekolah untuk membiasakan siswa mencintai dan melestarikan budaya bangsa,” ungkap Niken.

Niken mengungkapkan bahwa, batik merupakan warisan budaya leluhur yang memiliki seni dan nilai ekonomi tinggi sehingga harus dijaga dan tetap dilestarikan eksistensinya agar tidak tergerus di era fenomena fashion ala Korean Style generasi muda saat ini.

Kepala SD Negeri 2 Ngelo Cepu itu menambahkan, selembar kain biasa bisa disulap menjadi ratusan atau bahkan hingga jutaan rupiah melalui sentuhan tangan para pengrajin kain batik.

Belakangan, lanjut Kepala SD Negeri 2 Ngelo Cepu itu, dunia fashion banyak mengangkat corak batik dengan beragam motif yang unik dan menarik.

Niken menerangkan, di SD Negeri 2 Ngelo Cepu kegiatan membatik diperuntukkan bagi siswa Kelas IV dan keterampilan membatik ini dilaksanakan setiap hari Sabtu.

“Ini bagian dari Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dengan belajar membatik, siswa mempraktikkan berbagai macam teknik dasar membatik,” ujar Niken..

Lebih lanjut, Niken menegaskan bahwa teknik dasar membatik diajarkan sejak awal, dengan harapan anak didik mengetahui kekurangan dan kelebihannya, termasuk pada produk akhir yang dihasilkannya.

“Pada event Pameran Hasil Belajar, ternyata ada juga batik hasil karya anak-anak yang terjual. Ini sungguh membanggakan,” ungkap Niken bangga.

Niken menambahkan, diharapkan siswa dapat menambah pengetahuan baru dan terlebih paguyuban orang tua siswa juga sangat mendukung kegiatan membatik ini.

“Anak-anak senang. Setidaknya anak-anak menjadi tahu proses pembuatan dan jenis-jenis batik. Mereka belajar dengan teknik yang mudah dimengerti,” tambah wanita penggemar Drama Korea atau Drakor ini.

Wanita yang pernah bercita-cita menjadi ahli kimia ini menambahkan, batik perlu diperkenalkan kepada anak sejak dini, agar anak mengetahui bahwa kita mempunyai budaya yang luar biasa.

Dengan demikian, diharapkan siswa memiliki bekal untuk mengembangkan ketrampilan membatik pada jenjang pendidikan selanjutnya serta mempertahankan warisan budaya kearifan lokal bagi generasi mendatang.***