KABARCEPU.ID – Padangan merupakan salah satu wilayah tertua di Kabupaten Bojonegoro.
Ini dibuktikan dengan keberadaan bangunan-bangunan tua yang masih berdiri kokoh.
Padangan juga menjadi pusat sejarah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Selain menjadi titik awal berdirinya Bojonegoro, Padangan juga menyimpan sisa-sisa sejarah berupa bangunan tua.
Bangunan-bangunan tua di sini menjadi saksi bisu berdirinya Kabupaten Bojonegoro.
Rumah-rumah kuno masih banyak berdiri di Padangan. Selain itu, tanda dan simbol sebagai kota tua pun sudah tampak.
Hingga saat ini, bangunan dan pertokoan tua masih berdiri kokoh di sepanjang Desa Padangan.
Salah satu bangunan tua yang terkenal adalah milik keluarga Tan King Liong.
Rumah tua yang megah ini terletak tidak jauh dari Sungai Bengawan Solo.
Dulunya, bangunan ini juga pernah dijadikan rumah sakit dari tahun 1950 hingga 1980-an.
Setelah itu, rumah sakit yang berdiri megah dan kokoh ini menjadi sarang burung walet.
Pada bangunan tersebut, masih terlihat bentuk dan ukiran yang masih jelas di sisi luar bangunan.
Ornamen yang terlihat di sisi luar bangunan itu benar-benar khas arsitektur Belanda dan sangat menakjubkan.
Selain itu, Padangan masih menyimpan banyak bukti peradaban dalam bidang ekonomi pada masa Kolonial Belanda.
Bukti keberadaan Padangan sebagai pusat ekonomi dibuktikan dengan adanya nama Dukuh Bandar di sebelah utara Sungai Bengawan Solo (perbatasan Padangan-Kasiman).
Serta pasar tradisional yang sudah ada sejak zaman kolonial, tepatnya di Desa Kuncen.
Setelah pusat pemerintahan dipindahkan ke Bojonegoro pada tahun 1825, wilayah Padangan masih ramai aktivitas perekonomian dan semakin padat pemukiman.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa bangunan kuno berarsitektur Belanda yang masih dapat kita jumpai hingga sekarang.
Beberapa dari bangunan tersebut masih difungsikan, seperti kantor Polsek Padangan, kantor Pegadaian, dan tempat peribadatan.
Sebagian lagi dibiarkan tidak berfungsi, seperti bekas klinik (rumah sakit) dan kompleks pecinan.
Sisa-sisa bangunan tersebut menjadi saksi bahwa Padangan menyimpan sejarah perpindahan kekuasaan pada masa kolonial.
Selain itu, di Padangan terdapat sebuah tempat bernama Pecinan.
Sejarah panjang Kawasan Pecinan di Padangan dimulai jauh sebelum kemerdekaan.
Menurut Sastrawan asal Padangan, JFX Hoery, keberadaan kawasan Pecinan tidak lepas dari status Padangan saat itu sebagai pusat Kadipaten Jipang.
Selain itu, letaknya yang strategis di jalur perdagangan Sungai Bengawan Solo juga menjadi faktor penentu.