Opini  

Budaya Rekom dan Wani Piro

Budaya rekom dan wani piro

Oleh : Siti Lestari

Pada kenyataannya memang mencari kerja saat ini sangat sulit. Budaya rekom, wani piro, dan orang dalam selalu menjadi jurus utama dalam mendapat pekerjaan.

Ketika kita berjuang sendiri untuk menjadi pengusaha atau berwirausaha sejenis UMKM tidak sepenuhnya mendapat support pemerintah.

Hanya orang-orang tertentu saja yang biasanya mendapatkan suport dari pemerintah. Itu hanya salah satu contoh.

Bukan kita mau membuat kesan jelek di era sekarang ini, tapi memang seperti itu kenyataannya.

Dari level terendah yaitu kelurahan saja tidak suport. Spalagi sampai tingkat kabupaten atau pusat. Ini menjadi sesuatu yang mustahil apabila untuk mencari pekerjaan bisa di akses secara adil.

Ada Rekom dan Upeti

Sudah menjadi rahasia umum. Ketika pemerintah membuka lowongan kerja, bisa dipastikan yang diterima adalah mereka yang punya jaringan orang dalam, bayar upeti, dan rekom.

Lantas, dimana letak keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia apabila budaya seperti ini masih dipertahankan.

Indonesia sudah saatnya memakai SDM yang mumpuni dan lolos uji. Jangan sampai warga yang punya SDM tinggi malah tidak terpakai atau dibiarkan menjadi pengangguran terdidik.

Tidak ada salahnya apabila pemerintah ikut campur tangan dalam perekrutan tenaga kerja di semua bidang.

Dan sudah saatnya mafia atau orang dalam bisa di minimalisir demi kemajuan bangsa. Karena kemajuan bangsa ini ada di tangan para pemuda. ***

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA