KABARCEPU.ID – Budidaya Tanaman Okra Blora telah mencuri perhatian pasar internasional, khususnya Negeri Sakura Jepang.
Secara diam-diam, Kabupaten Blora melalui tanaman Okra mulai merambah potensi ekspor produk hortikultura unggulan daerah tersebut.
Keberhasilan Petani Okra Blora dalam menerapkan teknik yang modern dan ramah lingkungan menjadikan hasil panen mereka tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga memenuhi standar ketat pasar ekspor Jepang yang terkenal selektif terhadap mutu dan keamanan pangan.
Berbagai upaya inovatif, mulai dari pemilihan bibit unggul, pengelolaan tanah, hingga penggunaan pestisida organik secara terkontrol, telah memberikan nilai tambah bagi produk Okra Blora di mata konsumen internasional.
Tak hanya meningkatkan pendapatan petani lokal, Tanaman Okra Blora membuka peluang strategis untuk memperkuat posisi Blora sebagai sentra agribisnis yang berdaya saing global.
Budidaya tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) atau yang sering disebut Lady Finger sudah berkembang pesat di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Hal itu terbukti, dengan digelarnya pertemuan di rumah pribadi salah satu ketua Kelompok Tani Okra, Simbar Susilo, Desa Medalem Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Kamis (19/6/25).
Pertemuan tersebut menghubungkan para tokoh petani Okra Blora, dan simpatisan petani yang berminat untuk budidaya Tanaman Okra Blora di area ladang atau sawah mereka.
Dalam pertemuan informal tersebut hadir Satwo Sugeng Prayoga, Direktur operasional PT Kelola Agro Makmur dari Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, Suparji koordinator utama Kelompok Tani Okra kabupaten Blora, Parjan petani Okra dari desa Turirejo Kecamatan Jepon, Khoirurroziqin mantan pejabat Blora yang sedang menekuni budidaya tanaman Blora dan Wahyu Guntur ketua seleksi kualitas buah Okra.
Yang tak kalah menarik dan sangat spesial dalam pertemuan tersebut adalah, hadirnya seorang wanita bening dan energik bernama Hazy Gawa, utusan pembeli dari negara Jepang yang berminat terhadap Tanaman Okra Blora.
“Pertemuan itu dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ceking lapangan ke area tanaman okra dan sekaligus untuk mengetahui seleksi buah okra yang berasal dari para petani apakah sudah dilaksanakan dengan baik sesuai ketentuan yang ada.Pengecekan itu dilakukan oleh utusan pembeli dari Jepang,” kata Satwo Sugeng Prayoga.
Hasilnya, dari evaluasi di lapangan ini akan sangat menentukan apakah produksi Okra dari Kabupaten Blora layak di ekspor ke Jepang atau belum dapat di ekspor karena faktor kualitas belum sesuai standar yang dipersyaratkan.
Karena di Jepang kualitas produk menjadi persyaratan utama yang tidak bisa diajak kompromi atau kolusi. Selama ini produk Okra dari PT Kelola Agro Makmur selain dijual ke Jepang juga ke Negara Korea Selatan.
Dikatakan, kapasitas pabrik PT Kelola Agro Makmur tiap hari bisa mengolah buah Okra sebanyak 20 ton dan 65% bahan baku buah Okra berasal dari produksi para petani Okra Blora.
Ia sangat berharap kerja sama dengan para petani Okra di Kabupaten Blora bisa berjalan secara profesional, harmonis, transparan dan sesuai dengan komitmen.
Sementara itu, Hazy Gawa utusan dari para pembeli Jepang yang telah terjun langsung mengecek di areal penanaman Okra dan di tempat seleksi buah Okra tidak menemukan indikasi yang akan menimbulkan kerusakan kualitas hasil buah Okra Blora.
Bahkan Ia memberi pujian kepada para petani Okra di Kabupaten Blora memiliki semangat dan ketekunan yang tinggi dalam memelihara tanaman Okra dan memenuhi komitmen untuk mewujudkan produksi buah Okra yang berkualitas.
Suparji yang selama ini diberi tanggung jawab di Kabupaten Blora sebagai koordinator utama oleh manajemen PT Kelola Agro Makmur merasa gembira karena hasil ceking dari utusan pembeli Jepang memberi penilaian positif terhadap kualitas buah okra dari Blora yang siap menjadi komoditas ekspor
Ia setiap hari terus melakukan pemantau areal tanaman okra dan pelaksanaan pembelian okra dari para petani. “Setiap hari saya selalu berupaya dapat membeli buah okra lebih dari 10 ton,” jelasnya.
Ia menyebut, animo para petani untuk budidaya Tanaman Okra Blora cukup tinggi. Bahkan ada petani yang mengatakan berusaha tani tanaman okra bisa membangkitkan harapan dan semangat baru untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Tani okra, Simbar Susilo, mengaku sudah memiliki areal okra seluas 50 ha yang menjadi lahan binaan.
Setiap hari di rumahnya dijadikan tempat pembelian buah Okra dari para petani dan tempat seleksi kualitas buah okra yang berasal dari para petani binaan. Rata-rata tiap hari produk buah okra yang dibeli sebanyak satu ton.
“Harga pembelian buah okra per kilogram untuk kualitas A : Rp5.700,harga rata-rata Rp3000 dan Kualitas B : Rp2.250,” ungkap Simbar.
Prosesnya, sebelum dilakukan penimbangan produk buah Okra oleh tim seleksi dilaksanakan secara ketat guna menentukan kualitas produk. Ia meyakini menanam tanaman Okra sangat menguntungkan.
Karena pola pemeliharaan tanaman mudah dan sudah ada pembeli yang memiliki tanggung jawab tinggi serta siap membeli terhadap hasil buah okra yang dijual oleh para petani.
Dengan terus meningkatkan kualitas dan konsistensi produksi, serta memperluas jaringan distribusi, budidaya Tanaman Okra Blora diharapkan dapat menjadi komoditas unggulan yang mampu menembus pasar ekspor bergengsi seperti Jepang.***