Cepu  

Nglaras Jagat Ngloram, Membumikan Banawa Sekar

Selanjutnya, Kirab Banawa Sekar dipimpin oleh Kepala Desa Ngloram, Diro Beni Susanto, menuju Situs Ngloram.

Prosesi penyatuan air dan tanah dari masing-masing Dukuh, yaitu Dukuh Nglinggo, Dukuh Ngloram, dan Dukuh Putuk, menjadi simbol harapan dan rasa syukur terhadap keberlimpahan tanah subur.

Acara ditutup dengan grebek gunungan, mencerminkan kegembiraan masyarakat dalam menikmati hasil bumi.

Lebih lanjut, Ahmad Rouf Menjelaskan, Kirab Banawa Sekar bukan sekadar pawai tradisional, melainkan perwujudan pemajuan kebudayaan sesuai amanat Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Undang-Undang No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Pemajuan kebudayaan diarahkan untuk meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tingkat global.

Kebudayaan, sebagai sistem pengetahuan yang mengatur perilaku dan sikap masyarakat, menjadi modal sosial yang memaksa dan mengarahkan pendukungnya sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan tersebut.

Festival Nglaras Jagat Ngloram Ke-2 tahun 2023 menjadi peristiwa yang mengupayakan membumikan nilai-nilai leluhur dan menjadikan kebudayaan sebagai tata acuan nilai-nilai hidup.

Raymond William, seorang tokoh pemikiran budaya, menggambarkan tiga wilayah ranah budaya. Pertama, “ranah konsep” yang mencakup sistem kepercayaan dan keyakinan tentang arti atau makna hidup.

Kedua, “ranah catatan dokumentasi praktik kehidupan”, yang mencatat struktur imajinasi, pengalaman, dan pemikiran manusia. Ketiga, “ranah penanda” sebagai jagat hidup yang mencerminkan adat, kebiasaan, dan struktur mentalitas.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA