KABARCEPU.ID – Balai Desa Batokan menjadi saksi pagelaran pameran pusaka pertama di Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro yang menampilkan ratusan pusaka dari berbagai daerah seperti Cepu, Padangan, Kasiman, Blora, Bojonegoro, dan sekitarnya.
Acara yang digelar tanggal 19 Oktober 2024 dimulai pukul 19.00 WIB ini akan menarik perhatian ratusan pengunjung, baik dari kolektor pusaka, seniman, hingga masyarakat umum.
“Pameran Pusaka juga akan menghadirkan empu dari Kendal,” ungkap Ketua Panitia Pelaksana, Ahmad Sampurno.
Kehadiran empu terkenal dari Kendal ini yang akan menjadi daya tarik tersendiri. Sampurno mengungkapkan rasa puas dan bangganya karena berhasil menyatukan para kolektor pusaka dalam satu ruang interaksi.
“Pameran ini bukan hanya untuk memamerkan benda-benda bersejarah, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya merawat dan melestarikan pusaka sebagai bagian dari warisan budaya bangsa,” ujar pria berambut gondrong ini.
Selain itu, pameran ini juga memiliki tujuan untuk mempopulerkan kembali tradisi dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam benda pusaka. Menurut Sampurno, benda pusaka bukan hanya artefak, tetapi juga menyimpan filosofi dan nilai-nilai kehidupan yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Acara ini semakin meriah dengan rangkaian kegiatan pendukung seperti Jagong Budaya, sebuah diskusi interaktif yang melibatkan para seniman, empu, dan kolektor untuk berbagi pandangan mengenai pentingnya pelestarian pusaka.
Tidak hanya itu, pameran juga dimeriahkan oleh lomba foto pusaka, yang mengajak masyarakat untuk mengabadikan keindahan dan makna filosofis dari benda-benda pusaka yang dipamerkan. “Ini terbuka untuk umum,” imbuh Sampurno.
Kerja sama erat antara Koramil 12/Kasiman, Kodim 0813/Bojonegoro, dan Komunitas Bumi Budaya menjadikan pameran ini lebih bermakna. Selain menampilkan koleksi benda pusaka dari berbagai daerah di Nusantara, acara ini juga berfungsi sebagai ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman bagi para kolektor dan seniman.
Pameran ini diharapkan menjadi awal dari gerakan pelestarian pusaka yang lebih luas di masa mendatang, sekaligus menciptakan jembatan antara generasi muda dengan kekayaan budaya bangsa.***