“Multiplek dan kayu solid, yaitu papan berbahan mahoni atau trembesi. Papan bekaspun bisa kami manfaatkan untuk bahan baku, yang penting ketebalannya memenuhi,” jelas pria yang mengenal musik sejak kecil ini.
Mendapatkan pengalaman baru, anak didik semakin bersemangat dalam berkreativitas membuat Cajon.
“Sebenarnya ini pekerjaan orang dewasa, tetapi anak-anak mampu dan sangat menikmati selama proses pembuatannya,” katanya.
“Sayapun semakin bersemangat untuk menularkan ilmu saya,” tambah Eko.
Kajon dibuat dari multiplek atau lembaran kayu yang memiliki ketebalan kisaran 13-19 milimeter.
Bagian depan Cajon biasanya disebut sebagai tapa. Bagian belakang biasanya diberi lubang yang fungsinya adalah menghasilkan suara.
Kajon atau Cajon modern memiliki kaki-kaki karet dan memiliki beberapa sekrup di bagian atas untuk menyesuaikan timbre perkusi.
“Bagi kami yang penting anak-anak mengasah kemampuan membuat alat musik ini. Jika nantinya punya nilai jual, itu bonus saja,” ucap pendidik yang pernah bertugas di SD Negeri 3 Bangkleyan Jati tersebut.
“Alhamdulillah, hasil karya anak-anak sudah terjual. Kedepannya kami ingin memamerkan hasil karya mereka,” pungkas pria 39 tahun ini.***
KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA
