KABARCEPU.ID – Bayangkan menjelajahi hutan Tanah Papua yang lembab dan berkabut.
Di antara pepohonan raksasa, Anda menemukan sebuah keajaiban alam yang tak terduga di Tanah Papua ini: Musa ingens, sang pisang raksasa.
Menjulang setinggi pohon kelapa, tanaman di Tanah Papua ini bukan hanya pisang terbesar di dunia, tetapi juga menyimpan banyak misteri.
Sejak ditemukan oleh Norman Willison Simmonds pada tahun 1954, pisang raksasa ini telah menarik perhatian para ilmuwan dan penjelajah.
Dari ketinggiannya yang mencengangkan hingga manfaatnya bagi masyarakat Papua, Musa Ingens mengundang rasa ingin tahu dan kekaguman.
Pohon Sejuta Umat dengan Buah Istimewa
Siapa yang tak kenal dengan pohon pisang? Tumbuhan serbaguna ini tak hanya mudah tumbuh di mana saja, terutama di kawasan tropis, tetapi juga kaya kandungan gizi.
Buah pisang, dengan daging berwarna putih kekuningan dan rasanya yang manis, menjadi favorit di seluruh Nusantara, bahkan dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat.
Melihat Keunikan Musa Ingens
Namun, tahukah Anda bahwa terdapat spesies pisang unik di Tanah Papua bernama Musa ingens N. W. Simmonds?
Dijuluki pisang raksasa, tanaman ini tak lazim karena ukurannya yang luar biasa, bahkan dapat tumbuh setinggi pohon kelapa.
Lingkar batangnya pun melebihi dekapan tangan orang dewasa. Masyarakat Papua telah lama memanfaatkan batang, daun, dan buah pisang raksasa ini dalam kehidupan sehari-hari.
Ukuran yang Tak Tertandingi
Hingga saat ini, belum ada yang mengalahkan pisang raksasa ini dalam hal ukuran. Di hutan dan kebun warga Papua, pohonnya bisa mencapai ketinggian 25 meter.
Daunnya pun raksasa, dengan panjang mencapai enam meter dan lebar satu meter. Buah pisang raksasa di Tanah Papua ini sendiri berukuran 10 hingga 20 cm, dengan diameter hingga 10 cm.
Penemuan oleh Norman Willison Simmonds
Pada tahun 1954 hingga 1955, seorang botanis dan kolektor tanaman Inggris bernama Norman Willison Simmonds melakukan perjalanan ke Asia Pasifik untuk mengumpulkan tanaman, khususnya pisang.
Dua bukunya, “Bananas” dan “The Evolution of Bananas”, menjadi rujukan penting untuk pengembangbiakan dan klasifikasi tanaman pisang.
Saat berada di Papua New Guinea, Simmonds menemukan pisang raksasa ini. Pada bulan Desember 1954, spesimen tanaman ini tercatat di Kew Royal Botanical Gardens, Inggris, dengan lokasi penemuan di Aiyura dan distrik Morobe, Skindewai, pada Januari 1956.
Karakteristik Buah dan Manfaatnya
Satu tandan pisang raksasa dapat berisi hingga 300 buah, dengan berat keseluruhan mencapai 60 kg. Besar jantung pisangnya bahkan bisa melebihi kepala manusia dewasa. Saat masih mengkal, buahnya berwarna hijau dan berubah menjadi kekuningan saat matang.
Meskipun jarang diolah menjadi makanan karena banyak bijinya, masyarakat Papua memanfaatkan buahnya sebagai obat.
Di Tanah Papua daun pisang raksasa digunakan untuk atap rumah darurat di hutan, alas duduk, dan alas makanan.
Sedangkan pelepahnya, digunakan untuk menyimpan hasil buruan atau hasil kebun. Dalam bahasa lokal, pisang ini disebut ndowin atau apit sepoh.
Habitat dan Keistimewaan Lainnya
Pisang raksasa ini tumbuh di dataran tinggi antara 1.200 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Tanaman ini tumbuh subur di hutan hujan dengan lingkungan berkabut dan berhawa dingin, tegak lurus di antara pohon-pohon di hutan yang memperebutkan sinar matahari.
Menariknya, pisang raksasa merupakan tanaman herba terbesar di dunia karena tidak memiliki serat kayu atau lignin.
Hal ini membuatnya lebih dekat dengan jahe dibandingkan pohon kelapa. Selain dengan biji, tanaman pisang ini dapat diperbanyak melalui rimpang atau tunas bonggolnya.