KABARCEPU.ID – Menjelang akhir tahun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blora (BPBD Blora) memperingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, khususnya ancaman angin puting beliung dan hujan deras yang diperkirakan dapat melanda wilayah setempat.
Perihal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora Dra. Mulyowati, pada Rabu, 5 November 2025 di Blora.
Ia menyampaikan ancaman cuaca Hidrometeorologi di akhir 2025 yang mengakibatkan musim hujan 2025/2026 datang lebih awal dari kondisi sebelumnya.
BPBD Blora memprediksi cuaca ekstrem meliputi angin puting beliung dan hujan intensitas tinggi pada Oktober, November dan Desember. Kondisi intensitas cuaca untuk curah hujan di wilayah Blora berbeda-beda. Namun, setiap hari pasti dilanda hujan dengan waktu pagi, siang, sore atau malam.
“Hujan yang tidak menentu dengan durasi yang tinggi akan membawa angin. Berbagai laporan sudah banyak terjadi hujan deras dan menimbulkan genangan air yang tidak menyebabkan banjir. Tapi hujan ini disertai dengan angin yang lumayan besar dan ditambah banyak pohon-pohon tumbang,” jelasnya.
BPBD Blora menekankan pentingnya kesiapsiagaan komunitas dan aparatur pemerintahan di tingkat desa dan kecamatan melalui penyebaran informasi dini, pengecekan kondisi bangunan dan fasilitas umum, pembersihan saluran air untuk mencegah genangan, serta penyusunan rencana evakuasi dan posko darurat.
Pihaknya mengaku, sering menyampaikan prakiraan cuaca kepada seluruh kepala dinas dan camat untuk dapat menyampaikan kepada Kepala Desa (Kades) setempat tentang prakiraan cuaca di hari berikutnya. Untuk para Kades yang wilayahnya seringkali tergenang ketika hujan itu mulai ada kewaspadaan.
“Adanya longsor, banjir dan angin puting beliung ini mulai harus siaga jika ada kebencanaan tersebut,” katanya.
Lebih lanjut, Mulyowati menjelaskan, berdasarkan data BPBD untuk potensi wilayah banjir di Blora ada di bagian Barat dan Selatan, meliputi Kecamatan Banjarejo, Ngawen, Kunduran, Jati, Randublatung dan Kedungtuban.
Potensi banjir di Blora itu diakibatkan oleh luapan sungai Wulung dan Lusi, lahan-lahan yang tidak bisa menyerap air (hutan gundul) sungai-sungai kecil sudah besar.
“Terlebih, kami melakukan pengecekan di beberapa aliran sungai itu banyak lahan dan pohon yang sudah tidak mampu menyerap air,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, untuk potensi angin puting beliung di Blora itu ada di bagian Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Jati, Kedungtuban dan Randublatung.
“Kami akan koordinasikan dengan DLH, DPUPR dan Perhutani untuk melakukan proses penanaman kembali untuk mengurangi adanya banjir dan hembusan angin. Kami dari BPBD akan siaga terus terkait cuaca yang tidak menentu,” tuturnya.
Pihaknya, sering melakukan koordinasi terkait penebangan pohon rawan tumbang di pinggir jalan akibat angin kencang. Ia merasa kesulitan dengan dinas terkait jika mengajukan beberapa potensi pohon yang rawan tumbang.
Oleh sebab itu, upaya mitigasi seperti penanaman pohon pelindung di kawasan rawan, penguatan atap serta penambahan fasilitas penampungan sementara di titik-titik strategis diharapkan dapat mengurangi dampak sosial dan ekonomi apabila cuaca memburuk.
“Akhir-akhir ini banyak pohon tumbang dan ketika tumbang maka jadi tanggung jawab BPBD. Karena cuaca akhir tahun ini pasti angin kencang ditambah hujan lebat. Kami menghimbau kepada warga untuk berhati-hati dengan kondisi puncak cuaca musim hujan,” ucapnya.
BPBD Blora mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah saat peringatan dini diterbitkan, selalu mengikuti perkembangan informasi resmi melalui kanal pemerintah daerah, serta saling membantu tetangga yang rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas, sehingga respons kolektif dapat meminimalkan risiko korban dan kerusakan infrastruktur.***




