Apalagi, lanjut Agus, kalau berani berbuat curang hanya untuk kepentingan diri sendiri. “Itu namanya tega rasa alias tidak berbelas kasih. Orang yang hanya peduli dengan dirinya sendiri akan mudah sekali ”jatuh” dalam dosa yang disebut main curang,” jelasnya.
Ke-sembilan, Ojo Milik Barang Kang Melok; Ojo Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat). Hidup sederhana itu indah, menurut dia, hidup menurut ukuran dan takaran kita sendiri adalah bijaksana daripada harus hidup penuh kepalsuan. “Layaknya bunyi pepatah lama, besar pasak, daripada tiang,” ungkapnya. Sekarang ini, lanjut dia, banyak orang lupa diri lantaran terkena hipnotis akan hidup enak, mewah, dan serba cepat.
Yang terakhir, Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti). Kata Agus, sombong adalah akar segala dosa. “Merasa diri paling hebat biasanya menjadi awal untuk melakukan segala bentuk penghinaan kepada orang lain,” jelasnya.
Sombong dan arogansi, menurutnya, akan bertambah hebat. “Kalau ditopang oleh kekayaaan,” terangnya. Menjadi lebih ”mengerikan” lagi, kata dia, kalau ditambah dengan semangat mencari kekuasaan atau ambisius. “Ambisi jelas baik, namun ambisius sangat tidak baik,” ujarnya.
Hidup sederhana dan rendah hati, bagi dia, adalah sebuah perjalanan panjang. Hasil pengolahan batin yang tidak serba instant. “Doa, refleksi dan mawas diri menjadi sarana batin untuk mengatur kehidupan kita agar kita menjadi manusia bermartabat, sosial, penuh kasih, dan berguna bagi sesame,”pungkasnya. (*)
KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA