Kedua, Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak). “Tugas kita selagi hidup di alam fana ini tak lain adalah mengusahakan bonum commune yang dalam bahasa politik sering diterjemahkan sebagai kebaikan atau kesejahteraan bersama untuk segenap masyarakat,” kata mantan Humas Pertamina EP Asset 4 ini.
Ke-tiga, Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar). “Cinta tanpa pamrih akan mengalahkan segala bentuk kekerasan hati,” ujarnya. Dalam bahasa Latin ada ungkapan Caritas Christi urget nos yang diartikan kasih Tuhan mendorong kita untuk berbuat banyak bagi sesame. “Bisa juga kita artikan , kasih mengalahkan segala angkara murka,” terangnya.
Ke-empat, Ngluruk Tanpa Bala; Menang Tanpa Ngasorake; Sekti Tanpa Aji-Aji; Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa harus merendahkan atau mempermalukan orang lain; Berwibawa tanpa harus mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan). “Apalah artinya hidup ini bila kita dimusuhi orang lain karena ulah kita sendiri?. Rasa-rasanya tiada guna kita memuja diri dengan segala atribut duniawi berbentuk kekuasaan, kekayaan, penampilan fisik, kalau nyatanya kita tidak punya kawan,” jelas dia.
Pun pula, lanjut Agus, tidak perlu juga kita membuat orang lain malu atau sakit hati hanya karena kita ingin “balas dendam”. Jauh lebih bermartabat, kalau kita berani mengampuni orang lain dan memberikan maaf. Sekalipun yang bersangkutan barangkali tidak mau mengaku salah dan tidak mau berdamai dengan kita. “Kebesaran jiwa seseorang justru terbaca ketika berani mengaku salah dan minta maaf. Pun pula rela mengampuni mereka yang bersalah kepada kita,” pesannya.
KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA