Cepu  

Beternak Cacing, Dua Bulan Sudah Bisa Jadi Duit

Beternak2BCacing252CDua2BBulan2BSudah2BBisa2BJadi2BDuit

Kentong – Bagi sebagian orang, beternak binatang yang satu ini tentu tak terbayangkan. Cacing, binatang yang menjijikkan, tidak bermanfaat, dan tidak menguntungkan. Tetapi bagi pria yang akrab disapa Sohir ini, cacing adalah tambang meraup rejeki. Cacing adalah binatang pembawa berkah.

Pemilik nama asli Suhir Mahfud ini menceritakan, tak pernah terpikirkan olehnya dirinya akan bercengkerama dengan cacing sehari-hari.

“Nggak merencanakan secara khusus. Tiba-tiba saja saya tertarik untuk beternak cacing setelah mendengarkan penjelasan dari teman saya,” ujar Sohir ketika berbincang santai dengan kabarcepu.com.

Sohir menuturkan, dari segi bisnis beternak hewan tak bertulang ini sangat menguntungkan. “Sekilo cacing bisa laku Rp 25.000,- padahal makanannya nggak perlu beli. Hanya cukup diberi teletong (kotoran sapi-red) dan buah busuk,” ujarnya membuka rahasia.

Saat ini, pria yang tinggal di Desa Kentong, Cepu ini beternak 50 kilogram bibit cacing. Menurutnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk memanen. “Nggak sampai dua bulan sudah bisa dipanen. Itupun tidak perlu diambil semuanya. Sebagian yang tersisa bisa berkembang biak tanpa membeli bibit lagi,” terangnya.

Cacing pada saat dipanen dan siap dijual panjangnya mencapai 20 cm. “Bisa dipilih yang besar saja, atau diambil semuanya. Tanah bekas cacing (kascing) juga laku dijual. Ini tanah paling subur, sebagai pupuk alami organik,” ujar ayah dua anak ini sambil menunjukkan kondisi tanah yang subur bekas cacing.

Masalah pemasaran, Sohir tidak khawatir. “Kebutuhan cacing sebagai makanan ikan dan rajungan tinggi sekali. Saya mendapat kuota untuk memasok cacing ke Magetan satu bulan sebanyak dua ton. Jelas saya belum bisa memenuhi. Ini kesempatan masyarakat Cepu untuk beternak cacing lebih banyak,” terangnya. (*)

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA