Arsip Tag: Wisata Religi di Blora

Hok Tik Bio Blora: Destinasi Wisata Budaya di Blora yang Menarik untuk Dikunjungi di Momen Imlek

KABARCEPU.ID – Di tengah keragaman yang ada, Klenteng Hok Tik Bio menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Blora yang sangat menarik untuk dikunjungi, terutama pada saat perayaan Imlek.

Klenteng ini bukan hanya sebuah tempat ibadah bagi umat Konghucu, melainkan juga sebuah simbol toleransi antarumat beragama serta warisan budaya yang harus dilestarikan.

Blora, sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang memiliki keunikan budaya yang kaya, salah satunya Klenteng Hok Tik Bio.

Sejarah Singkat Klenteng Hok Tik Bio Blora
Klenteng Hok Tik Bio dibangun pada tahun 1800 dan memiliki sejarah yang kaya, mewakili budaya Tionghoa yang telah ada di Blora sejak zaman kolonial.

Melansir dari Universitas Teknokrat Indonesia, nama ‘Hok Tik Bio’ sendiri dalam bahasa Hokkien berarti “Kuil Penuh Berkah”. Klenteng ini didedikasikan untuk menghormati dewa-dewa yang disembah oleh komunitas Tionghoa di Blora, seperti Dewa Kwan Sing Tee Kun dan Dewa Kwang Kong.

Dari tahun ke tahun, Klenteng Hok Tik Bio telah menjadi pusat kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya bagi masyarakat Tionghoa di Blora.

Selain sebagai tempat sembahyang, klenteng ini juga sering digunakan untuk mengadakan berbagai kegiatan budaya seperti perayaan Imlek, festival lampion, dan berbagai acara kebudayaan lainnya yang menampilkan tarian, musik, dan pertunjukan seni.

Jam Buka Klenteng
Klenteng Hok Tik Bio memiliki jam buka yang fleksibel, terutama pada hari-hari besar keagamaan seperti Imlek. Umumnya, klenteng ini buka mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.

Namun, selama periode perayaan Imlek, jam buka dapat diperpanjang, dan khususnya pada malam tahun baru Imlek, klenteng ini biasanya dibuka sepanjang malam untuk memungkinkan para pengunjung beribadah dan merayakan tahun baru bersama-sama.

Pada perayaan Imlek, pihak klenteng menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang menarik, mulai dari ritual sembahyang, pertunjukan barongsai, hingga pembacaan doa bersama.

Destinasi Wisata Budaya di Blora yang Menarik untuk Dikunjungi di Momen Imlek

 

Daya Tarik Klenteng Hok Tik Bio Blora di Momen Imlek

1. Perayaan Imlek yang Meriah
Perayaan Imlek di Klenteng Hok Tik Bio dikenal sangat meriah dengan berbagai ritual dan tradisi yang dijalankan. Di hari-hari menjelang Imlek, klenteng ini akan disemarakkan dengan dekorasi lampion berwarna-warni, serta hiasan khas Imlek yang menambah keceriaan suasana. Pada malam tahun baru Imlek, Anda dapat menyaksikan perayaan yang meliputi sembahyang bersama, pertunjukan barongsai, serta pembagian angpao kepada anak-anak.

2. Ritual Sembahyang dan Doa Bersama
Ritual sembahyang di Klenteng Hok Tik Bio dilakukan dengan penuh khidmat. Umat yang datang berkumpul untuk berdoa, memohon berkah, dan mengucapkan rasa syukur kepada dewa-dewa. Momen ini menjadi sangat spesial, tidak hanya bagi umat Konghucu, tetapi juga bagi seluruh masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam tradisi dan mengenal lebih dekat kebudayaan Tionghoa.

3. Pertunjukan Budaya Tionghoa
Selama perayaan Imlek, Anda dapat menikmati berbagai pertunjukan budaya yang menjadi ciri khas masyarakat Tionghoa. Ini termasuk pertunjukan tari liong dan barongsai yang tidak hanya menghibur tetapi juga sarat dengan makna. Tarian ini dipercaya dapat membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat. Masyarakat setempat dan pengunjung dengan antusias menyaksikan pertunjukan ini sebagai bagian dari perayaan.

4. Wisata Kuliner khas Tiongkok
Setelah menikmati rangkaian kegiatan di Klenteng Hok Tik Bio, Anda juga dapat merasakan kuliner khas Tionghoa yang sering disajikan secara gratis. Beragam makanan khas seperti kue keranjang, lumpia, dan bakpao merupakan hidangan yang banyak dicari selama perayaan Imlek.

Destinasi Wisata Budaya di Blora yang Menarik untuk Dikunjungi

 

Mengunjungi Klenteng Hok Tik Bio di momen Imlek bukan hanya sekedar ritual keagamaan, tetapi juga pengalaman budaya yang kaya.

Anda dapat belajar tentang sejarah Tionghoa di Blora, memahami nilai-nilai kebersamaan dan toleransi antarumat beragama, sekaligus menikmati keragaman budaya yang ada.

Klenteng Hok Tik Bio Blora yang terletak di Jalan Pemuda Nomor 38, Mlangsen, merupakan destinasi wisata budaya yang sangat menarik, terutama pada saat perayaan Imlek.

Dengan jam buka yang fleksibel dan beragam kegiatan budaya yang ditawarkan, pengunjung akan mendapatkan pengalaman yang kaya dan mendalam mengenai tradisi Tionghoa.

Baik untuk keperluan spiritual maupun sekadar ingin merasakan atmosfer budaya yang kental, Klenteng Hok Tik Bio adalah tempat yang wajib dikunjungi di momen Imlek.***

Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Blora yang Kaya akan Nilai Budaya dan Sejarah

KABARCEPU.ID – Salah satu destinasi wisata religi di Blora yang patut untuk dikunjungi adalah Klenteng Hok Tik Bio yang terletak di Jalan Pemuda Nomor 38, Mlangsen, Blora, Jawa Tengah.

Klenteng ini bukan hanya sebuah tempat ibadah bagi komunitas Tionghoa, tetapi juga merupakan destinasi wisata religi di Blora yang kaya akan nilai budaya dan sejarah yang menarik untuk dikunjungi.

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan agama, memiliki banyak tempat yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, salah satunya Klenteng Hok Tik Bio Blora.

Dalam tulisan ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai sejarah Klenteng Hok Tik Bio, nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, serta bagaimana tempat ini berkontribusi pada pariwisata di Blora.

Sejarah Klenteng Hok Tik Bio
Klenteng Hok Tik Bio memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Berdiri sejak tahun 1880, klenteng ini dibangun sebagai tempat ibadah bagi masyarakat Tionghoa yang bermukim di Blora.

Dengan latar belakang sejarah yang kuat, klenteng ini sering kali menjadi tempat berkumpul bagi warga Tionghoa, terutama dalam rangka merayakan berbagai festival tradisional. Arsitektur klenteng yang khas dengan ornamen-ornamen yang rumit mencerminkan nilai estetika dan spiritual yang tinggi.

Seiring dengan perkembangan zaman, Klenteng Hok Tik Bio tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat budaya yang menyimpan berbagai tradisi dan kearifan lokal.

Proses akulturasi antara budaya Tionghoa dan budaya lokal menjadikan klenteng ini sebagai simbol persatuan dan kedamaian antarumat beragama.

Arsitektur dan Keindahan Klenteng
Salah satu daya tarik utama Klenteng Hok Tik Bio adalah arsitekturnya yang memukau. Dengan dominasi warna merah yang melambangkan keberuntungan, serta detail-detail khas Tionghoa seperti atap melengkung dan ukiran naga, klenteng ini memiliki nuansa yang sangat magis. Di dalamnya, Anda akan menemukan altar-altar yang dihiasi dengan berbagai pernak-pernik, lukisan, dan patung dewa yang digunakan dalam ibadah.

Keindahan di sekitar klenteng juga menambah suasana tenang dan damai. Pepohonan rindang yang mengelilingi klenteng menciptakan nuansa segar, menjadikannya sebagai tempat yang ideal untuk merenung dan berdoa.

Bagi para pengunjung, tidak hanya pengalaman religius yang bisa didapatkan, tetapi juga kesempatan untuk menikmati keindahan arsitektural dan lingkungan sekitar.

Destinasi Wisata Religi di Blora yang Kaya akan Nilai Budaya dan Sejarah

Nilai Budaya yang Terkandung di Klenteng
Klenteng Hok Tik Bio bukan hanya sekadar bangunan; di dalamnya tersimpan banyak nilai budaya yang patut dihargai. Tradisi-tradisi yang dilakukan di klenteng ini, seperti perayaan Tahun Baru Imlek dan Festival Cap Go Meh, menampilkan kekayaan budaya Tionghoa yang telah berakar dalam masyarakat Indonesia.

Berbagai ritual dan upacara dilakukan dengan penuh rasa hormat dan keikhlasan, mencerminkan hubungan masyarakat dengan spiritualitas.

Lebih dari itu, Klenteng Hok Tik Bio juga menjadi tempat dialog antarbudaya. Dalam banyak kesempatan, klenteng ini mengadakan acara-acara yang melibatkan masyarakat dari berbagai latar belakang, baik itu acara kebudayaan, seminar, atau diskusi tentang toleransi beragama.

Ini menunjukkan bahwa klenteng ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai jembatan komunikasi antarumat beragama.

Peran Klenteng Hok Tik Bio dalam Pariwisata Blora
Kehadiran Klenteng Hok Tik Bio sebagai destinasi wisata religi memberikan dampak signifikan bagi pariwisata di Blora. Wisatawan tidak hanya datang untuk beribadah, tetapi juga untuk belajar tentang sejarah dan budaya Tionghoa yang ada di Indonesia, khususnya di wilayah Blora.

Pada momen tertentu, para pengunjung dapat menyaksikan berbagai kegiatan dan perayaan, menjadikan pengalaman mereka semakin berharga sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi.

Klenteng Hok Tik Bio adalah contoh nyata bagaimana tempat ibadah dapat menjadi pusat nilai-nilai budaya dan sejarah yang kaya yang patut untuk dilestarikan sebagai warisan budaya di Indonesia.

Sebagai destinasi wisata religi, klenteng ini tidak hanya menyediakan ruang untuk berdoa dan merenung, tetapi juga menggugah kesadaran kita akan pentingnya saling menghormati dan memahami perbedaan dalam keberagaman.

Mengunjungi Klenteng Hok Tik Bio adalah kesempatan untuk merasakan kedamaian, merenungkan nilai-nilai kehidupan, dan menikmati keindahan budaya yang ada dan tidak hanya menjadi ajang wisata, tetapi juga menjadi perjalanan spiritual yang mendalam.***

Wisata Religi di Blora, Masjid Moetiah Bangunan Indah dengan Fasilitas Lengkap

KABARCEPU.ID – Masjid Moetiah Blora yang baru-baru ini diresmikan menjadi salah satu alternatif wisata religi di Blora bagi umat Islam.

Terletak di lorong 1 no. 20 Sawahan, Tempelan Blora, masjid megah ini menawarkan fasilitas yang lengkap untuk kenyamanan jamaahnya, untuk menjadi wisata religi di Blora.

Dibangun dengan indah, Masjid Moetiah Blora telah menjadi daya tarik bagi pengunjung dari berbagai daerah. Bisa menjadi tujuan wisata religi di Blora.

Sebelum Ramadan tahun ini, masjid ini diresmikan dan menjadi tempat ibadah yang populer bagi masyarakat setempat.

Salah satu keunggulan masjid ini adalah fasilitas yang disediakan. Toilet modern dan tempat wudhu yang bersih tersedia untuk memenuhi kebutuhan jamaah.

Selain itu, masjid ini juga menawarkan tempat parkir yang luas dengan atap serta halaman masjid yang luas. Kulas dengan isi air mineral juga disediakan bagi pengunjung yang membutuhkan air minum.

Wisata religi di Blora, Masjid Moetiah

Masjid Moetiah Blora tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menyediakan perlengkapan sholat bagi jamaah.

Mukena, sarung, dan sajadah tersedia untuk digunakan oleh jamaah yang membutuhkannya. Tak ketinggalan, Alquran juga disediakan bagi mereka yang ingin belajar mengaji, terutama bagi ibu-ibu dan anak-anak.

Meskipun belum banyak yang mengetahui tentang keberadaan Masjid Moetiah ini, daya tariknya semakin meningkat.

Terletak di sekitar pemukiman warga, masjid megah ini menjadi tempat yang tidak banyak diketahui oleh orang-orang.

Kabarnya, masjid ini dibangun oleh salah satu anggota Polda Jateng sebagai penghormatan kepada ibunya yang tercinta.

Dalam rangka menjaga kemakmuran masjid, Dewan Kepengurusan Masjid (DKM) telah terbentuk dengan tertib.

DKM aktif mengadakan berbagai kegiatan untuk masyarakat. Salah satu kegiatan perdana yang telah dilakukan adalah memberikan makanan kepada warga Blora untuk buka puasa selama bulan Ramadan.

Tidak hanya itu, masjid ini juga sering memberikan santunan kepada masyarakat dalam acara Jumat berkah setiap minggunya.

Yang terbaru, DKM Moetiah mengadakan kegiatan Qurban untuk mempererat tali silaturahmi antara jamaah.

Bagi Anda yang belum pernah mengunjungi Masjid Moetiah Blora, disarankan untuk menyempatkan waktu dan merasakan suasana ibadah di masjid yang indah ini.

Dengan fasilitas lengkap dan kegiatan yang beragam, Masjid Moetiah Blora menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi dalam rangka memperdalam keimanan dan mendapatkan berkah. ***

INI DIA! Wisata di Blora Kategori Religi, Nomor 5 Cocok Untuk Nyepi dan Olah Roso

KABARCEPU.ID – Potensi wisata di Blora kategori religi, memang patut untuk dikunjungi, berziarah di makam para pendahulu yang menjadi bagian dari sejarah perjuangan pada masanya.

Peziarah perlu perjuangan dalam melakukan perjalanan menuju lokasi wisata di Blora ini. Sebab, sebagian dari makam untuk diziarahi tersebut berada diatas perbukitan.

Selama ini, ternyata tidak menyurutkan semangat dari peziarah yang melakukan wisata di Blora untuk mencapai lokasi makam.

Medan yang dilalui memang cukup menantang, karena letaknya berada di perbukitan, sangat cocok untuk olah kebatinan.

Dari sekian jujugan para peziarah, ada makam pejuang wanita dari Aceh. Selain itu, ada juga cerita seorang anak kiai yang suka mencuri atau maling.

1. Makam Jati Kusumo dan Jati Swara
Makam Jati Kusumo dan Jati Swara terletak di Desa Janjang Kecamatan Jiken + 31 Km ke arah Tenggara dari Kota Blora atau + 10 Km dari Kecamatan Jiken.

Mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Menurut cerita Rakyat Pangeran Jati Kusumo dan Pangeran Jati Swara adalah dua bersaudara putera dari Sultan Pajang.

Ada tempat untuk menyendiri, lokasi berada di bukit. Untuk mencapai lokasi tersebut, harus melewati ratusan anak tangga.

2. Petilasan Kadipaten Jipang
Petilasan Kadipaten Jipang terletak di Desa Jipang, Kecamatan Cepu + 45 Km ke arah Tenggara dari kota Blora.

Obyek wisata ini merupakan peninggalan sejarah dan adat budaya. Kadipaten Jipang Panolan terletak di Desa Jipang Kecamatan Cepu, yang letaknya persis di pinggir Sungai Bengawan Solo.

Disamping sebagai pusat pemerintahan juga sebagai Bandar perdagangan dengan memanfaatkan sungai Bengawan Solo.

Di lokasi ini terdapat sejumlah makam keramat di Gedong Ageng dan 9 makam yang dipercaya sebagai Santri Songo.

Kadipaten Jipang saat itu dibawah pemerintahan Arya Penangsang dengan kudanya yang terkenal sakti bernama Gagak Rimang, yang sampai saat ini diabadikan menjadi nama RSPD Kabupaten Blora.

3. Makam Pahlawan Wanita dari Aceh
Makamnya terletak di Pemakaman Umum di Desa Temurejo Kecamatan Blora + 5 Km kearah Utara dari Alon-alon kota Blora.

Dia adalah pahlawan wanita dari Aceh, oleh Belanda diasingkan di daerah Blora dan meninggal pada tahun 1937, dan dimakam kan di Desa Temurejo Kecamatan Blora.

4. Makam Maling Gentiri
Makam maling Gentiri terletak di Desa Kawengan kecamatan Jepon + 12 Km kearah timur dari kota Blora, mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Menurut buku karya Sartono Dirjo tahun 1984, serta buku tradisional Blora karya Prof. Dr. Suripan Sadi Hutomo tahun 1996, serta hasil dari cerita rakyat.

Gentiri adalah anak dari Kiai Ageng Pancuran yang pada saat hidupnya mempunyai kesaktian tinggi , suka menolong kepada orang yang sedang kesusahan, orang yang tidak mampu dan sebagainya.

Namun dia suka mencuri atau maling bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain yang sedang kesusahan. Maling Gentiri dijuluki Ratu Adil yang dianggap sebagai tokoh yang suka mengentaskan rakyat dari kemiskinan.

Dengan perjalanan sejarah yang panjang akhirnya Maling Gentiri sadar dan semua perbuatan yang melanggar hukum.

Dia tinggalakan, akhirnya dia meninggal dan dimakamkan di Desa Kawengan Kecamatan Jepon. Karena jasa-jasanya banyak masyarakat setempat atau dari daerah lain yang datang ke makam tersebut karena masih dianggap keramat atau Karomah baik berziarah maupun tujuan tertentu.

5. Makam Purwo Suci Kedungtuban
Makam Purwo Suci Kedungtuban terletak di dukuh Kedinding Desa Ngraho kecamatan Kedungtuban + 43 Km kearah tenggara dari kota Blora.

Mudah dijangkau kendaraan roda dua ataupun roda empat sampai kejalan desa, serta jalan kaki sambil menikmati pemandangan alam untuk mencapai ke makam + 500 m karena letaknya berada di puncak perbukitan dengan luas areal + 49 m2.

Menurut informasi atau cerita dari masyarakat setempat, makam Purwo Suci adalah makam seorang Adipati Panolan sesudah Aryo Penangsang bernama Pangeran Adipati Noto Wijoyo.

Didalam halaman makam tersebut juga terdapat makam Nyai Tumenggung Noto Wijoyo. Karena jasa-jasanya, sampai saat ini masih dikunjungi masyarakat untuk tujuan tertentu.

Bahkan pernah dipugar oleh Bupati Blora pada tahun 1864 dengan memakai sandi sengkolo, Karenya Guna Saliro Aji 1864.

Menurut cerita yang panjang, makam ini cocok dikunjungi wisatawan yang senang olah roso dan olah kebatinan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.***

3 Rekomendasi Wisata Religi di Blora, Nomor 3 Keturunan Kasultanan Demak

KABARCEPU.ID – Blora memang menjadi salah satu kota atau kabupaten terkecil di Jawa Tengah, tapi di wilayah ini terdapat potensi wisata religi di Blora yang wajib dikunjungi.

Letaknya yang berada di ujung timur Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Jawa Timur,  wisata religi di Blora tidak bisa dianggap remeh.

Banyak wisatawan dari luar kota yang melakukan wisata religi di Blora, pada waktu-waktu tertentu. Mereka berziarah ke makam-makam pendahulu, dalam perjalanannya melakukan wisata religi di Blora.

Diantara makam yang tersebar di wilayah Blora ini dan menjadi jujugan para peziarah, ada diantara mereka yang dimakamkan, merupakan keturunan dari kasultanan Demak.

3 rekomendasi wisata religi di Blora yang wajib dikunjungi untuk berziarah berikut ini, satu diantaranya merupakan keturunan kasultanan Demak.

1. Makam  Bupati Tempo Dulu
Makam Bupati Blora tempo dulu, terletak di Desa Ngadipurwo Kecamatan Blora + 7 Km, ke arah Utara kota Blora.

Dilokasi ini terdapat 8 makam Bupati tempo dulu yang pernah menjabat di Kabupaten Blora dari Tahun 1762-1925.

Untuk mengenang jasa-jasanya, setiap tahun diadakan upacara ziarah yang berkaitan dengan Peringatan Hari Jadi Kabupaten Blora pada tanggal 11 Desamber.

Adapun Bupati yang dimakamkan di Makam Ngadipurwo adalah, R.T. JAYENG TIRTONOTO  yaitu Bupati Blora Timur yang memerintah Tahun 1762-1782.

Pada masa Bupati kembar yaitu R. WILOTIKTO di Blora Barat, tetapi kemudian R.T. WILOTIKTO menyerahkan kekuasaannya kepada R.T. JAYENG TIRTONOTO karena R. WILOTIKTO dipindahkan oleh ayahandanya di Kabupaten Pati. Dengan demikian sejak saat itu R.T. JAYENG TIRTONOTO memerintah sepenuhnya di Kabupaten Blora.

R.T. PRAWIROYUDO yaitu Bupati Blora yang memerintah pada Tahun 1821-1823 R.T. WIRTONEGORO III Bupati Blora yang memerintah pada Tahun 1823-1842.

JOYONEGORO putra Bupati Bojonegoro R.M.T.A. COKRONEGORO I Bupati Blora yang memerintah pada Tahun 1842, hanya 7 Bulan.

R.M.T.A. COKRONEGORO Bupati Blora yang memerintah pada Tahun 1857-1885.

R.M.T.A. COKRONEGORO III, Bupati Blora yang memerintah pada Tahun 1886-1908.

R.M. SAID ABDUL KODIR, Bupati Blora yang memerintah pada Tahun 1908-1925.

2. Makam Sunan Pojok
Makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora, tempatnya di sebelah Selatan alon-alon Kota Blora.

Dari data yang diperoleh bahwa makam Sunan Pojok adalah makam SUROBAHU ABDUL ROHIM. Ia adalah seorang Perwira di Mataram yang telah berhasil memadamkan kerusuhan di pesisir utara atau Tuban.

Sekembalinya dari Tuban, jatuh sakit dan meninggal dunia di Desa Pojok. Pangeran SUROBAHU ABDUL ROHIM dikenal pula dengan sebutan Pangeran Pojok.

Makam tersebut sampai sekarang masih dipelihara dan dihormati oleh masyarakat. Kemudian karena jasanya , maka puteranya yang bernama JAYA DIPA diangkat menjadi Bupati Blora yang pertama ( dinasti Surobahu Abdul Rohim ).

Setelah wafat digantikan putranya JAYA WIRYA, kemudian JAYA KUSUMA yang keduanya setelah wafat dimakamkan di lokasi makam Pangeran Pojok Kauman.

Makam ini sering dikunjungi oleh masyarakat dalam dan luar kota terutama malam Jumat Pon, dan pada Bulan Suro diadakan Khol yang dihadiri peziarah dari berbagai wilayah di Blora.

3. Makam KH Abdul Kohar
Makam KH Abdul Kohar terletak di Desa Ngampel Kecamatan Blora + 10 Km kearah Utara Kota Blora. Dia adalah keturunan dari Kasultanan Demak, yaitu Raden Trenggono.

Semasa hidupnya KH Abdul Kohar selalu mengembara untuk memperdalam ilmu agama Islam. Akan tetapi, setelah bertemu dengan Kyai Noor Feqieh disarankan supaya menetap disuatu tempat, yang akhirnya menetap di Desa Ngampel.

Dia mulai dengan  babat hutan, mendirikan Masjid, Pondok Pesantren dan lain-lain. K.H. Abdul Kohar akhirnya meninggal dan dimakamkan di Desa Ngampel dan sampai sekarang selalu diperingati setiap tanggal 15 Suro Tahun Jawa.

Demikian 3 rekomendasi wisata religi di Blora yang wajib dikunjungi untuk berziarah, semoga bermanfaat.***