Arsip Tag: sejarah cepu

Jejak Sejarah di Balik Deretan Bangunan Tua Jalan Nglajo Cepu

KABARCEPU.ID – Di sepanjang Jalan Nglajo, Kecamatan Cepu, terhampar deretan bangunan tua yang kokoh berdiri, menceritakan kisah masa lampau.

Meskipun beberapa bangunan telah menunjukkan tanda-tanda keropos, kemegahan arsitekturnya tak lekang oleh waktu.

Di balik tembok-tembok tebal ini, tersimpan sejarah panjang Cepu sebagai pusat perkotaan di era kolonial Belanda.

Bangunan-bangunan ini dulunya merupakan hunian elit bagi para pekerja minyak yang didatangkan dari Belanda.

Ciri khas arsitektur Belanda begitu terasa dalam setiap detail bangunan.

Halaman yang luas, jendela besar, dan selasar penghubung menjadi ciri khas yang tak terlupakan.

Desain ini tak hanya estetis, tetapi juga fungsional untuk sirkulasi udara dan pencahayaan alami.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, beberapa bangunan tua ini terbengkalai dan dibiarkan ditumbuhi tanaman liar.

Hal ini menjadi ironis mengingat nilai sejarah dan arsitekturnya yang tak ternilai.

Temmy Setiawan, seorang pemerhati budaya dan sejarah, menjelaskan bahwa kawasan Nglajo dipilih sebagai lokasi perumahan elite karena lokasinya yang strategis.

Kedekatannya dengan Lapangan Golf dan Stasiun Cepu menjadi daya tarik tersendiri.

Pembangunan perumahan di Nglajo ini merupakan bagian dari perluasan kota Cepu yang diinisiasi oleh Belanda.

Seiring dengan pesatnya industri minyak di Cepu, kebutuhan akan hunian yang layak bagi para pekerja pun meningkat.

Bukti perluasan kota ini dapat dilihat dari banyaknya bangunan berarsitektur Belanda yang terjejer di sekitar Stasiun Cepu, yang terletak di Desa Balun.

Melihat deretan bangunan tua di Jalan Nglajo ini, patutlah kita jaga dan lestarikan.

Di balik tembok-temboknya, terukir kisah masa lalu yang tak ternilai dan menjadi bagian dari identitas sejarah Cepu. ***

Menemukan Pesona Masa Lalu, Mengagumi Keindahan Arsitektur Bangunan Pegadaian Cepu

KABARCEPU.ID – Di tengah hiruk pikuk modernisasi, masih terselip jejak-jejak masa lalu yang menawan. Salah satunya adalah Bangunan Pegadaian Cepu.

Sebuah bangunan dengan arsitektur Indisch yang kokoh berdiri di jantung kota Cepu, Kabupate Blora Jawa Tengah.

Bangunan di jantung Kota Cepu ini bukan sekadar tempat penyimpanan barang berharga.

Di balik temboknya yang kokoh, tersimpan kisah panjang tentang peradaban, budaya, dan ekonomi di masa kolonial.

Arsitekturnya yang unik dan indah, memadukan unsur Eropa dan budaya lokal, menjadikannya saksi bisu pergolakan sejarah kota Cepu.

Mari kita melangkah mundur ke masa lampau, membayangkan para bangsawan dan priyayi yang bertransaksi di pegadaian ini.

Dijamin bakal terpesona dengan detail-detail arsitektur yang rumit, seperti ukiran-ukiran halus pada jendela dan pintu, serta atap yang melengkung dengan indah.

Bangunan Pegadaian Cepu bukan hanya sebuah bangunan tua, tetapi juga sebuah portal waktu yang membawa kita kembali ke era kejayaan kolonialisme.

Di sini, kita bisa merasakan atmosfer masa lampau dan belajar tentang bagaimana arsitektur Indisch memengaruhi budaya dan kehidupan masyarakat di Cepu.

Menjelajahi Bangunan Pegadaian Cepu adalah sebuah petualangan yang tak terlupakan.

Di sini, kita bisa menemukan keindahan arsitektur yang tak lekang oleh waktu, sekaligus belajar tentang sejarah dan budaya kota Cepu yang kaya.

Gaya Arsitektur Indisch yang Kental

Bangunan Pegadaian Cepu memiliki gaya arsitektur Indisch yang kental. Tata ruang dan eksteriornya dirancang dengan indah dan penuh detail.

Ruang teras dan ruang tunggu yang mengedepankan privasi nasabah menunjukkan bahwa Cepu pada masa itu merupakan kota bisnis, industri, dan perdagangan yang ramai.

Struktur dan Keunikan Bangunan

Struktur beton baja dengan pintu dan jendela besar memungkinkan sirkulasi udara yang baik. Konsol antik di bagian luar berfungsi untuk menampung air hujan dan sinar matahari berlebih, sekaligus melindungi pejalan kaki dari air hujan.

Salah satu keunikan bangunan ini adalah hiasan kemuncak bangunan, berupa penunjuk arah angin yang disebut windwijwe atau windvaan.

Simbol Status dan Kearifan Lokal

Hiasan pada bangunan ini juga menjadi simbol status dan kearifan lokal. Bentuk atap yang terjal dan hiasannya dipercaya dapat mengusir roh jahat.

Nilai Budaya dan Sejarah yang Tinggi

Bangunan Pegadaian Cepu merupakan salah satu bangunan cagar budaya dari era kolonial terpenting di Kabupaten Blora. Keaslian, keindahan, dan keterawatannya menjadikannya bukti sejarah yang tak ternilai.

Dibangun pada tahun 1911, bangunan ini telah berusia lebih dari 113 tahun. Meski telah mengalami beberapa renovasi, bangunan ini masih mempertahankan keasliannya.
***

Menyingkap Jejak Kemegahan Kolonial: Menelusuri Kisah Bangunan Pegadaian Cepu yang Bersejarah

KABARCEPU.ID – Terletak di jantung kota Cepu, Jawa Tengah, berdiri kokoh sebuah bangunan tua yang memancarkan aura kemegahan kolonial.

Bangunan ini, yang kini dikenal sebagai Kantor Pegadaian Cepu, menyimpan kisah panjang dan penuh lika-liku.

Dibangun pada tahun 1911, bangunan ini menjadi saksi bisu peradaban dan perkembangan ekonomi di wilayah Cepu.

Arsitekturnya yang khas Indisch, dengan detail rumit dan material kokoh, membawa kita kembali ke era kejayaan kolonial Belanda.

Mari kita telusuri jejak kemegahan kolonial dalam kisah Bangunan Pegadaian Cepu yang bersejarah ini.

Nilai Budaya dan Sejarah yang Tinggi

Bangunan Pegadaian Cepu merupakan salah satu bangunan cagar budaya dari era kolonial terpenting di Kabupaten Blora. Keaslian, keindahan, dan keterawatannya menjadikannya bukti sejarah yang tak ternilai.

Dibangun pada tahun 1911, bangunan ini telah berusia lebih dari 113 tahun. Meski telah mengalami beberapa renovasi, bangunan ini masih mempertahankan keasliannya.

Gaya Arsitektur Indisch yang Kental

Bangunan Pegadaian Cepu memiliki gaya arsitektur Indisch yang kental. Tata ruang dan eksteriornya dirancang dengan indah dan penuh detail.

Ruang teras dan ruang tunggu yang mengedepankan privasi nasabah menunjukkan bahwa Cepu pada masa itu merupakan kota bisnis, industri, dan perdagangan yang ramai.

Struktur dan Keunikan Bangunan

Struktur beton baja dengan pintu dan jendela besar memungkinkan sirkulasi udara yang baik. Konsol antik di bagian luar berfungsi untuk menampung air hujan dan sinar matahari berlebih, sekaligus melindungi pejalan kaki dari air hujan.

Salah satu keunikan bangunan ini adalah hiasan kemuncak bangunan, berupa penunjuk arah angin yang disebut windwijwe atau windvaan.

Simbol Status dan Kearifan Lokal

Hiasan pada bangunan ini juga menjadi simbol status dan kearifan lokal. Bentuk atap yang terjal dan hiasannya dipercaya dapat mengusir roh jahat. ***

Jembatan Cepu Padangan, Peninggalan Sejarah Penuh Kenangan

KABARCEPU.ID – Cepu memiliki tempat nongkrong asyik bagi siapa saja. Yaitu di kawasan Jembatan Cepu Padangan.

Membentang di atas Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Cepu Kabupaten Blora dan Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro.

Keindahan Pemandangan dan Kuliner

Selain menyuguhkan aneka kuliner menarik dengan konsep angkringan, pengunjung juga dimanjakan dengan keindahan sekitar jembatan.

Pemandangan hamparan air Bengawan Solo yang luas dan menawan menjadi daya tarik utama.

Dua Jembatan dengan Cerita Berbeda

Kawasan ini memiliki dua jembatan, yaitu Jembatan Lama dan Jembatan Baru. Jembatan Lama, yang menjadi favorit para pemancing, merupakan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1902.

Jembatan Baru, yang masih berfungsi hingga saat ini, dibangun pada tahun 1992 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Bapak Suwardi.

Jembatan Lama: Saksi Sejarah yang Memprihatinkan

Meskipun tiang penyangga masih berdiri kokoh, kondisi Jembatan Lama yang telah berdiri lebih dari 120 tahun ini sangat memprihatinkan.

Banyaknya lubang di jembatan membahayakan orang yang melintasinya.

Tempat Favorit Pemancing dan Pemandangan Menakjubkan

Meskipun kondisinya memprihatinkan, Jembatan Lama tetap menjadi tempat favorit para pemancing.

Tenda-tenda dan pemancing dengan alat pancing mereka terlihat di kanan kiri jembatan.

Dari Jembatan Lama, kita dapat melihat tiga jembatan lain: Jembatan Baru, Jembatan Rel Kereta Api Lama yang sudah tidak difungsikan, dan Jembatan Rel Kereta Api Baru (double track) yang masih difungsikan.

Tempat Hits untuk Menikmati Matahari Terbenam

Kawasan Jembatan Cepu Padangan menjadi lokasi hits dan selalu dikunjungi wisatawan, terutama kawula muda yang ingin menghabiskan sore hari untuk melihat matahari tenggelam dengan pemandangan indah dari hamparan Bengawan Solo di bawah jembatan.***

Bangunan Perkantoran Pegadaian Cepu, Perpaduan Arsitektur Eropa dan Kearifan Lokal

KABARCEPU.ID – Memasuki Cepu, nuansa kota tua begitu terasa terasa. Bangunan-bangunan tua yang kokoh, seperti di sekitar perempatan Tugu 20 Mei atau perempatan Kantor Pos Cepu, menjadi saksi bisu sejarah panjang kota ini.

Salah satu bangunan bersejarah yang menarik perhatian adalah Kantor Pegadaian Cepu. Berdiri kokoh di Jalan Diponegoro Cepu, bangunan ini menampilkan arsitektur khas Eropa yang menawan.

Dibangun pada tahun 1911, bangunan ini telah berusia lebih dari 113 tahun. Meski telah mengalami beberapa renovasi, bangunan ini masih mempertahankan keasliannya.

Struktur dan Keunikan Bangunan

Struktur beton baja dengan pintu dan jendela besar memungkinkan sirkulasi udara yang baik. Konsol antik di bagian luar berfungsi untuk menampung air hujan dan sinar matahari berlebih, sekaligus melindungi pejalan kaki dari air hujan.

Salah satu keunikan bangunan ini adalah hiasan kemuncak bangunan, berupa penunjuk arah angin yang disebut windwijwe atau windvaan.

Gaya Arsitektur Indisch yang Kental

Bangunan Pegadaian Cepu memiliki gaya arsitektur Indisch yang kental. Tata ruang dan eksteriornya dirancang dengan indah dan penuh detail.

Ruang teras dan ruang tunggu yang mengedepankan privasi nasabah menunjukkan bahwa Cepu pada masa itu merupakan kota bisnis, industri, dan perdagangan yang ramai.

Simbol Status dan Kearifan Lokal

Hiasan pada bangunan ini juga menjadi simbol status dan kearifan lokal. Bentuk atap yang terjal dan hiasannya dipercaya dapat mengusir roh jahat.

Nilai Budaya dan Sejarah yang Tinggi

Bangunan Pegadaian Cepu merupakan salah satu bangunan cagar budaya dari era kolonial terpenting di Kabupaten Blora. Keaslian, keindahan, dan keterawatannya menjadikannya bukti sejarah yang tak ternilai. ***