Arsip Tag: NU

Di Acara Muslimat NU, Bupati Blora Jadi Pusat Perhatian

KABARCEPU.ID – Kehadiran Bupati Blora, Arief Rohman menjadi pusat perhatian oleh ribuan kader Muslimat NU pada Minggu, 22 September 2024 pagi.

Ribuan kader Muslimat NU hadir dalam acara jalan sehat di Alun-alun Blora bersama Bupati Blora.

Para peserta dari kader Muslimat NU, berebut untuk berfoto bersama sang Bupati Blora.

Bupati Blora pun tampak menikmati interaksi dengan para kader Muslimat NU dan menunjukkan antusiasmenya untuk berbaur dengan warga Blora.

Setelah berjalan bersama ribuan peserta, Bupati Arief disambut dengan penuh semangat oleh para kader yang tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen dengan pemimpin mereka.

Bupati Arief menyampaikan rasa terimakasih atas dukungan yang begitu besar dari Muslimat NU.

“Saya merasa sangat tersanjung dan bersyukur bisa berbaur dengan ibu-ibu Muslimat NU dalam acara ini. Pokoknya kalau acara bersama Muslimat pasti heboh,” ucap Bupati yang akrab disapa Gus Arief itu.

“Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga, dan kita bisa bersama-sama membangun Blora yang lebih maju dan berkelanjutan,” lanjutnya.

Jalan Sehat yang diselenggarakan sebagai puncak peringatan Harlah ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga mempererat silaturahmi antarwarga Blora.

Acara semakin meriah dengan berbagai hiburan dan pembagian doorprize yang menarik, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga sepeda motor listrik, yang semakin memotivasi para peserta.

Gus Arief berharap Muslimat NU untuk terus berperan aktif dalam mendukung proa

Program-program pemerintah serta berkontribusi dalam pembangunan daerah.

Acara ini diakhiri dengan doa bersama dan harapan agar sinergi antara pemerintah dan masyarakat terus terjalin unQqtuk kesejahteraan bersama.

Ribuan Kader Muslimat NU Meriahkan Jalan Sehat di Blora

KABARCEPU.ID – Ribuan kader Muslimat NU memadati Alun-alun Blora pada Minggu pagi, 22 September 2024.

Mereka tumpah ruah di Alun-alun Blora untuk mengikuti acara Jalan Sehat dalam rangka puncak peringatan Harlah ke-78 Muslimat NU.

Juga ada hiburan untuk memeriahkan jalan sehat yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Harlah ke-78 Muslimat NU di Alun-alun Blora.

Di Alun-alun Blora, ribuan kader Muslimat NU tampak sangaat antusias, terlihat dari semangat mereka dalam mengikuti jalan sehat yang dilaksanakan.

Kehadiran Bupati Blora Arief Rohman, menjadi sorotan utama ketika para peserta, khususnya kader Muslimat NU, berebut untuk berfoto bersama sang Bupati.

Setelah berjalan bersama ribuan peserta, Bupati Arief disambut dengan penuh semangat oleh para kader yang tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen dengan pemimpin mereka.

Bupati Arief menyampaikan rasa terimakasih atas dukungan yang begitu besar dari Muslimat NU.

“Saya merasa sangat tersanjung dan bersyukur bisa berbaur dengan ibu-ibu Muslimat NU dalam acara ini. Pokoknya kalau acara bersama Muslimat pasti heboh,” ucap Bupati yang akrab disapa Gus Arief itu.

“Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga, dan kita bisa bersama-sama membangun Blora yang lebih maju dan berkelanjutan,” lanjutnya.

Jalan Sehat yang diselenggarakan sebagai puncak peringatan Harlah ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga mempererat silaturahmi antarwarga Blora.

Acara semakin meriah dengan berbagai hiburan dan pembagian doorprize yang menarik, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga sepeda motor listrik, yang semakin memotivasi para peserta.

Gus Arief berharap Muslimat NU untuk terus berperan aktif dalam mendukung proa

Program-program pemerintah serta berkontribusi dalam pembangunan daerah.

Acara ini diakhiri dengan doa bersama dan harapan agar sinergi antara pemerintah dan masyarakat terus terjalin untuk kesejahteraan bersama.

Fenomena Perbedaan Idul Fitri

KABARCEPU.ID – Perayaan Idul Fitri hampir setiap tahun terjadi perbedaan. Ini disebabkan oleh perbedaan keyakinan antara Muhammadiyah dan NU.

Kita tahu jamaah terbesar di Indonesia adalah dari 2 Orgaisasi ini. Meskipun terdapat perselisihan, namun perayaan Idul Fitri tetap jatuh di tanggal 1 Syawal.

Kita tidak bisa memaksakan tanggal 1 Syawal-nya Muhammadiyah dan NU itu kapan. Namun yang paling penting, perbedaan ini tidak lantas memancing perselisihan, keributan bahkan perpecahan.

Kita hidup di Indonesia sejak merdeka sudah terbangun jiwa Nasionalis yang tinggi. Toleransi antar umat beragama saja kita bisa bersatu. Apalagi kita sama-sama satu agama yaitu Islam. Asalkan masih menjunjung tinggi Idiologi Pancasila sebagai landasan utama, organisasi Islam di Indonesia tetaplah aman.

Anehnya lagi perbedaan menyolok dan tetep kekeh di pertahankan hanyalah keyakinan perayaan Idul Fitri yang jatuh di tanggal 1 Syawal. Hari besar lainnya seperti idul adha semuanya bareng, tidak ada perselisihan. Terkadang, inilah yang membuat orang awam merasa heran tentang sistem kalender Islam yang dari tahun ke tahun sudah dibuat oleh ulama Islam.

Benar kata Gus Baha’ antara sistem rukyah dan hisab sebenarnya sama saja. Namun kita sering terjebak di politik identitas. Yang sering menggunakan sistem rukyah adalah NU dan yang menggunakan sistem hisab adalah Muhammadiyah. Padahal keduanya berangkat dari ahli kitab yang bisa menentukan kalender Islam.

Apabila jatuhnya tanggal 1 syawal terjadi perbedaan, harusnya tanggal yang lain juga sama. Namun sebaliknya perayaan hari besar lainnya di laksanakan secara serentak tanpa perselisihan. Baik itu dari jamaah NU atau Muhammadiyah sepakat atau bahkan kerjasama dalam perayaan idul adha.

Fenomena perayaan Idul Fitri di Indonesia memang tergolong unik di seluruh dunia. Momen ini dipakai patokan oleh sebagian orang sebagai ajang cuti bersama. Karena di hari itu kebanyakan dari kita menyempatkan waktu untuk mengadakan acara pulang kampung untuk sowan ke orang tua atau keluarga. Selain itu budaya yang sudah terbangun dari zaman ke zaman oleh masyarakat kita yang tidak boleh ditinggalkan adalah ziarah ke makam keluarga yang sudah meninggal.

Sekarang pilihan terletak di tangan anda, mau merayakan Idul Fitri versi NU atau Muhammadiyah?. Yang jelas, jangan sampai ada perselisihan apabila ada perbedaan dalam merayakan idul fitri diantara kita sebagai umat Islam. Moment Idul Fitri harus kita gunakan sebagai pemersatu ukhuwah sesama muslim.

Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.***

Hari Raya Idul Fitri 2023 Versi Pemeritah, NU dan Muhammadiyah

Kabarcepu.id –  Hari Raya Idul Fitri  adalah hari istimewa  bagi umat Islam di seluruh dunia.

 

Momen Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam setelah berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.

 

Sebelum menjalani Hari Raya Idul Fitri, umat Islam biasanya melaksanakan beberapa persiapan seperti membersihkan rumah, membeli pakaian baru, memasak makanan khas lebaran dan juga membersihkan diri dengan mandi wajib.

 

Tak jarang umat Islam juga melakukan ziarah ke makam sanak keluarga yang sudah meninggal dunia.

 

Hari Raya Idul Fitri  adalah momen istimewa bagi umat Islam, karena selain menjadi momen untuk bersilaturahmi dengan saudara dan teman, juga menjadi hari kemenangan atas diri sendiri dalam menahan hawa nafsu selama sebulan

 

Selain itu, Hari Raya Idul Fitri juga menjadi ajang untuk meminta maaf dan bersikap kedepan yang lebih baik.

 

Hari raya Idul Fitri sangat identik dengan makanan khas lebaran seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan banyak lagi.

Pada Hari Raya Idul Fitri, umat Islam akan melaksanakan sholat idul Fitri di pagi hari setelah salat subuh.

 

Sholat Idul Fitri dilaksanakan di masjid atau di lapangan. Tak jarang, dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri ini, dihadiri oleh puluhan bahkan ratusan orang.

 

Hari raya Idul Fitri 2023 menjadi momen penting bagi umat Islam untuk kembali memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. 

 

Selain itu, hal ini juga menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat kepedulian terhadap sesama dan juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi di antara umat Islam.

 

Idul Fitri 2023 Menurut Pemerintah dan NU

 

Pemerintah melalui Kemenag baru akan menggelar sidang isbat penentuan Hari Raya Idul Fitri 2023 pada Kamis 20 April 2023 atau bertepatan dengan 29 Ramadhan 1444 H.

 

Keputusan sidang isbat tersebut nantinya akan diambil dari informasi awal berdasarkan hasil hisab atau perhitungan secara astronomis.

 

Hasil hisab tersebut kemudian akan dikonfirmasi lagi lewat hasil lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.

 

Dalam penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal 2023, pemerintah dan NU menggunakan kriteria yang mengacu pada kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) 2021.

 

MABIMS adalah kumpulan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura guna mengusahakan unifikasi kalender Hijriah. Di Indonesia, kriteria tersebut diterapkan pada tahun 2022 lalu.

 

Dikutip dari NU Online, ketinggian hilal pada tanggal 29 Ramadhan 1444 H meskipun sudah di atas ufuk saat matahari terbenam, tetapi masih di bawah kriteria minimum imkanur rukyah (visibilitas) atau kemungkinan hilal dapat terlihat yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

 

Sementara itu dalam SKB 3 Menteri terbaru, Hari Raya Idul Fitri 1444 H jatuh pada 22 dan 23 April 2023. Dalam SKB tersebut juga telah ditetapkan cuti bersama Lebaran 2023 mulai 19 April.

 

Idul Fitri 2023 Menurut Muhammadiyah

 

PP Muhammadiyah telah resmi menetapkan Hari Raya Idul Fitri 2023 jatuh pada Jumat, 21 April 2023.

 

Hal ini sesuai dengan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah 1444 H.

 

Dalam maklumat tersebut berbunyi, tanggal 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Jumat Pahing, 21 April 2023 M.

***

Mlempemnya Gerakan PMII Blora

KABARCEPU.ID – Sebagai organisasi pergerakan mahasiswa, peran PMII menjadi begitu penting dalam pemerintahan diantaranya untuk membantu mengontrol sistem pemerintahan baik itu di ekskutif, legeslatif dan yudikatif.

 

Sejarah mencatat, di Indonesia tahun 1997 seluruh elemen mahasiswa, termasuk kader PMII  berbondong-bondong bergerak menggulingkan pemerintahan Soeharto yang sudah berkuasa selama 32 tahun  di bumi Indonesia.

 

Organisasi PMII memang menjadi organisasi terbesar di Blora. Sayangnya organisasi ini belum mampu membantu menjawab permasalahan yang terjadi  lokal Blora.

 

Seperti layaknya pengangguran terdidik, mahasiswa yang bergabung di PMII Blora, ahir-ahir ini malah memperlihatkan keberpihakannya ke pemerintah.

 

Mereka merasa bangga ketika sudah dekat dengan pemerintahan, hal ini terbukti dengan keberadaan para pengurus PMII yang terlihat gembira tatkala di undang di pendopo Bupati dan di ajak foto bareng dengan Bupati.

 

Tanpa disadari PMII saat ini seperti  sekawanan kacung yang bisa dikendalikan oleh majikan, independensi mahasiswa makin lama semakin luntur.

 

Ini terjadi karena keberadaan PMII  diclaim sebagai banom NU, ditambah penguasa Blora (Bupati) dari orang PKB (otomatis NU juga ). Oleh karena itu polah tingkah PMII selalu mendapat sorotan.

 

Aktivis PMII yang memegang teguh  idealisme, mestinya harus mampu bertahan ditengah gonjang ganjing kondisi perpolitikan lokal. Demi mempertaruhkan idealisme, PMII harus bisa mengambil sikap independensi gerakan.

 

Dengan memakai nalar kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang merugikan rakyat, pemerintah tidak akan menganggap enteng kader PMII.

 

Militansi kader bisa di ukur manakala kadernya tidak goyah dengan iming-iming apapun. Di akui atau tidak hampir semua kader PMII Blora saat ini di kendalika oleh satu partai, yang membuat gerakan PMII menjadi terhambat.

 

Keinginan untuk mengkritisi kebijakan saja mereka tidak bisa, karena ruang gerak PMII sudah dikendalikan pemerintah.

 

Dan memang para kader di buat sungkan/tidak enak hati apabila ingin mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan pemerintah.

 

Oke, memang kader PMII Blora bisa dianggap, pintar, cerdas sekaligus kritis. Tapi tanpa mereka sadari kecerdasan mereka hanya sampai di otak saja.

 

Belum pernah sekalipun PMII mampu berdiri tegak menolak kebijakan yang merugikan rakyat kecil. Atau membantu rakyat kecil ber audiensi dengan DPR terkait kebijakan yang tidak pro rakyat.

 

Menjaga independensi itu penting, supaya PMII bisa bergerak bebas dan tidak dipandang murahan.

 

Hampir semua cabang PMII di Indonesia mengalami nasib serupa, yaitu kekhawatiran soal dana untuk kegiatan organisasi.

 

Jangan mengaku pintar klo urusan uang tidak bisa di selesaikan secara elegan. Semua masalah bisa di rembug bareng, asal tetap dalam satu barisan PMII.

 

Tangan Terkepal dan Maju Ke Muka Salam Pergerakan.***

BANOM Perempuan NU dan Indeks Pembangunan Gender

Oleh : Siti Lestari

Isu gerakan feminis yang sempat di singgung oleh Gus Yahya selaku ketua PBNU pada hari perempuan sedunia, menyebutkan bahwa  gerakan perempuan yang paling masif dan teraktif adalah dari NU.

Sebelum wacana tentang kesetaraan gender muncul ke permukaan, gerakan feminis sejak awal berdirinya NU sudah berkembang dan tanpa mendapat aba-aba dari organisasi NU itu sendiri.

Mulai dari IPPNU, Fatayat, Muslimat dan yang paling terkini adalah Kopri.

Gerakan perempuan NU yang di claim oleh Gus Yahya saat ini tidak ada pengaruhnya terhadap tingkat kesetaraan gender di masyarakat, karena sejak awal gerakan perempuan sudah membumi di masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu isu femenis tidak perlu mendapat porsi yang lebih karena perempuan dianggap sudah berdaya dan memiliki posisi yang lebih dibanding laki-laki.

Perlu kita ketahui bersama bahwa ada empat anggota KPAI yang berangkat dari NU, mereka adalah Ai Rahmayanti, Ai Waryati, Margaret dan Aris.

Keempat komisioner ini mestinya bertanggung jawab terhadap indeks pembangunan gender atau IPG di Indonesia.

Tinggi dan rendahnya IPG menjadi indikator capaian Indeks Pembangunan Manusia atau IPM.

Blora dalam satu dekade indeks pembangunan gender berada di angka terendah di Jawa Tengah yaitu 84,59.

Keberadaan Banom perempuan NU di Blora nyatanya belum bisa merubah angka Indeks Pembangunan Gender atau IPG saat ini.

Ketimpangan yang jauh antara IPG dengan IPM di pengaruhi oleh gerakan feminis NU yang tidak berorientasi pada upaya pembangunan dan pemberdayaan  perempuan.

Keberadaan birokrasi yang diwakili oleh Dinas Sosial dan P3A tidak mampu membawa perempuan Blora menuju ke arah yang lebih baik,  di sini mereka seolah tutup mata terhadap masalah perempuan Blora.

Kalau kita mau menelisik lebih jauh, banyak kekacauan yang dialami perempuan di Blora.

Data yang ada bisa kita peroleh di Depag terkait angka perceraian, dan pernikahan dini.

Data lain juga bisa kita peroleh di  BKKBN, Dinas Kesehatan, Pengadilan Agama, dan Polres.

LKK NU atau Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama yang di bentuk hanya sebatas lembaga untuk melengkapi kepengurusan NU saja.

Semenjak di bentuk LKK NU belum sekalipun dari lembaga ini bisa memberikan kontribusi dalam peningkatan Indeks Pembangunan Gender.

Realisasi kerja lembaga ini sebatas memberikan wacana LKK NU pada ibu-ibu jamaah dipengajian.

Mereka belum bisa mengekskusi di wilayah riil, misal pendampingan dan pemberdayaan perempuan di Blora.

Indeks pembangunan perempuan akan meningkat apabila didukung total oleh pemerintah, apalagi jabatan bupati saat ini di pegang oleh kaum Nahdiyin.

Sangat memalukan apabila Banom Perempuan NU tidak mampu membuat angka IPG di Blora bisa meningkat.

Perlu di ingat Indeks Pembangunan Gender atau IPG Blora saat ini berada di angka terendah di Jawa Tengah.

 

*Penulis adala Ketua LPP Kinasih Blora