Arsip Tag: Lapangan Kedinding Blora

Harapan Bupati Blora Usai Terjadi Semburan di Lapangan Migas Kedinding

KABARCEPU.ID – Bupati Blora, Arief Rohman, berharap KSO Pertamina EP – KVELL Blora Energi (KBE) segera malakukan eksplorasi dan produksi, usai terjadinya semburan di Lapangan Migas Kedinding Desa Ngraho Kecamatan Kedungtuban.

“Alhamdulillah sekarang sudah mampet, dan kita akan antisipasi ke depan agar lebih aman,” katanya.

Sebagaimana diketahui, banyaknya material semburan dari sumur, mengindikasikan potensi Migas yang cukup besar di lapangan tersebut.

Arief akan mengkoordinasikan lebih lanjut agar dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Itu wilayah kerja sama operasional (KSO) dengan Kvell. Nanti kita koordinasi supaya bisa segera dieksplorasi dan menghasilkan PAD bagi daerah,” ujarnya.

Sebagaiman diketahui, terjadinya semburan sumur di lapangan Migas Kedinding, membuat warga setempat terkejut.

Sebelumnya semburan pertama dan kedua di sumur tua Kedinding 10 hanya mengeluarkan gas, air dan lumpur. Namun semburan ketiga ini, mengeluarkan minyak mentah ( lanthung).

Jaraknya hanya berkisar 50 meter dari semburan awal. Semburan ketiga tersebut terjadi pada Kamis 13 Februari 2025, sekira pukul 22.15 WIB. Akibatnya, minyak pun mengalir ke sungai yang tidak jauh dari lokasi.

Salah satu warga Dukuh Kedinding Desa Ngraho, Yanto, 36 tahun, mengungkapkan, dirinya mengumpulkan minyak yang mengalir ke sungai dengan cara di bendung menggunakan pohon pisang.

Selanjutnya, minyak tersebut diambil dengan menggunakan kain dan kemudian dimasukkan ke jerigen kapasitas 35 liter.

“Sejak jam 9 pagi sampai jam 11 tadi sudah dapat 3 jeriken. Tadi ada yang telepon saya, mau dibeli. Satu jeriken dihargai 200 ribu, ” ujar Yanto saat ditemui wartawan di sungai, Jumat 14 Februari 2025.

Dia menyampaikan, sebelumnya peristiwa serupa juga pernah terjadi pada tahun 2004 silam. “Setahu saya, peristiwa tersebut sudah 3 kali. Bahkan saat Aceh tsumami 2004, sumur ini juga kontak,” ujarnya.

Dikatakannya, sumur yang mengeluarkan minyak itu pernah dibor oleh warga untuk mencari sumber air. Dan ternyata yang keluar malah minyak.

“Dulu dibor untuk mencari air. Ternyata yang keluar malah minyak dan kemudian ditutup,” katanya.

Sementara itu, dalam keterangan resmi yang diterima wartawan dari PT KBE, menyatakan, untuk keselamatan bersama, KSO Pertamina EP – KSO KVELL Blora Energi juga sudah melakukan pengukuran gas pada area kejadian dan hasilnya tidak terdapat gas H2S atau 0 ppm, serta melakukan penanggulangan dengan pembuatan jalur manual menuju penampungan untuk mencegah aliran fluida masuk ke sungai.

“Kami melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk penanganan aliran ini, baik pemerintah desa, kecamatan, TNI, Polri serta Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora. Semua berfokus pada penanganan bersama,” jelas Dedi Rinaldi, General Manager KSO Pertamina EP – KSO KVELL Blora Energi.

Terkait Semburan di Lapangan Migas Kedinding, KSO Pertamina EP – KVell Blora Energi Harus Bertanggung Jawab Penuh

KABARCEPU.ID – Lapangan Kedinding, bersama tiga lapangan lainnya—Lusi, Petak, dan Metes—telah diserahterimakan dari Pertamina ke KSO Pertamina EP – KVell Blora Energi (KBE). Oleh karena itu, seluruh aspek teknis, lingkungan, dan sosial akibat insiden ini menjadi kewajiban PT KBE .

Komisaris BUMD Blora PT BPE, Lilik Sugiyanto, menyampaikan, PT KBE seharusnya bertanggung jawab penuh atas pengelolaan dan penanganan dampak dari peristiwa semburan tersebut.

Menurutnya, ada tiga fokus penanganan yang harus dilakukan PT KBE. “Diantaranya, penanganan teknis, penanganan dampak lingkungan dan penanganan dampak sosial masyarakat,” kata Lilik.

Sekadar diketahui, PT KBE merupakan perusahaan hasil kerja sama antara anak perusahaan PT Blora Patra Energi, yaitu PT PT. Blora Sarana Sejahtera (BSS) dengan Kvell Energy.

Untuk diketahui, semburan Minyak bercampur air yang terjadi pada Jumat 14 Februari 2025 kemarin, di Lapangan Migas Kedinding Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) KSO Pertamina EP – KVell Blora Energi, ternyata berdampak pada petani hutan setempat.

Tanaman jagung yang baru berumur 1 bulan, harus mati tekena material semburan. Sementara, lahan hutan yang digarap petani terancam tak bisa ditanami kembali, lantaran tercemar.

Seperti yang dialami Rusdi, seorang petani hutan yang memiliki lahan garapan seluas 2.500 meter persegi di area KPH Cepu. Dia mengaku, tanaman jagung yang baru berusia satu bulan terancam mati.

“Kerugian kurang lebih Rp1,5 juta. Bibit saja habis 5 kg, biaya tanam, tenaga kerja, pupuk—semuanya rugi. Kalau ada ganti rugi ya saya terima, kalau tidak ya bagaimana lagi,” ungkap Rusdi pasrah.

Rusdi mengaku hanya orang kecil dan tidak bisa berbuat banyak. Meskipun akan mengolah lahan garapan yang telah tercemar.

Sebenarnya, bukan hanya dirinya saja yang mengalami kerugian. Ada sejumlah petani yang merasakan hal sama. “Ada yang lebih parah lagi,” kata dia.

Lahan mereka tertutup lumpur, bercampur material ikutan lain. “Sulit kalau ditanami lagi,” ungkap Rusdi.

Terpisah, Kepala Desa Ngraho, Sri Lestari Indajani, menyampaikan, terkait kerugian yang dialami petani tentunya harus diganti oleh KSO Pertamina EP – KVell Blora Energi.

Dia mengaku telah melakukan koordinasi terkait hal itu. Namun, saat ini masih fokus penangananan semburan. “Kalau masalah itu (red, ganti rugi), sudah kami bicarakan. Tapi itu nanti,” kata dia.

Sebelumnya, dalam keterangan resmi yang diterima wartawan dari PT KBE, menyatakan, untuk keselamatan bersama, KSO Pertamina EP – KSO KVELL Blora Energi juga sudah melakukan pengukuran gas pada area kejadian dan hasilnya tidak terdapat gas H2S atau 0 ppm, serta melakukan penanggulangan dengan pembuatan jalur manual menuju penampungan untuk mencegah aliran fluida masuk ke sungai.

“Kami melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk penanganan aliran ini, baik pemerintah desa, kecamatan, TNI, Polri serta Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora. Semua berfokus pada penanganan bersama,” jelas Dedi Rinaldi, General Manager KSO Pertamina EP – KSO KVELL Blora Energi.

***

Sumur Minyak Tua di Kedinding Blora Sudah 3 Kali Keluarkan Semburan

KABARCEPU.ID – Semburan minyak, gas bercampur air dan lumpur di sumur minyak tua di Kedinding Blora yang dikelola KSO Kvell Blora Energi terjadi bukan hanya kali ini saja.

Sebelumnya peristiwa semburan di sumur minyak tua di lapangan Kedinding 10, Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, juga pernah terjadi pada tahun 2014 silam.

“Setahu saya, peristiwa tersebut sudah 3 kali. Bahkan saat Aceh tsumami 2004, sumur ini juga kontak,” ujar Yanto warga Dukuh Kedinding, Desa Ngraho, Jumat (14/2/2025).

Yanto yang berusia 36 tahun tersebut menceritakan, sebelumnya sumur yang mengeluarkan semburan pada Kamis (13/2/2025) pukul 22.15 wib tersebut, pernah dibor oleh warga untuk mencari sumber air. Dan ternyata yang keluar malah minyak.

” Dulu dibor untuk mencari air. Ternyata yang keluar malah minyak dan kemudian ditutup,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, semburan gas bercampur lumpur dan air setinggi 1 meter terjadi di sumur Kedinding 10 Wilayah Kerja Pertambangan Pertamina EP-KSO K-Vell Blora Energi.

Material semburan pun mengalir deras ke Sungai Kedinding yang menuju ke Kali Sogo yang berada di jalur provinsi Cepu-Randublatung. Peristiwa tersebut diketahui warga sekitar lokasi, pada Kamis (13/2/2025) sekitar pukul 07.30 WIB.

Pada Kamis (13/2/2025) sekitar pukul 22.15 WIB, sumur lain yang terletak sekitar 50 meter dari semburan awal, mengeluarkan semburan minyak mentah atau lanthung. Material semburan pun mengalir ke sungai dan merusak tanaman jagung milik warga.

Pihak Pertamina EP Field Cepu Zona 11, Satpol PP, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup Blora dan Polsek Kedungtuban yang mengecek lokasi semburan pun segera memasang garis polisi.

Saat ini petugas dari Kvell Blora Energi sedang melakukan pencegahan dengan sistem sifon untuk memisahkan air dan minyak yang mengalir ke sungai.***

Semburan Gas dan Minyak di Sumur Minyak Tua Kedinding Blora Timbulkan Berkah dan Musibah Warga

KABARCEPU.IDSumur minyak tua Kedinding Blora kembali mengejutkan warga sekitar lokasi, kali ini mengeluarkan semburan gas bercampur minyak mentah (lanthung).

Warga Dukuh Kedinding, Desa Ngraho Kecamatan, Kedungtuban, Kabupaten Blora, kembali dikejutkan dengan semburan ketiga dari sumur minyak tua di Lapangan Kedinding.

Sebelumnya semburan pertama dan kedua di sumur tua Kedinding 10 hanya mengeluarkan gas, air dan lumpur.

Namun semburan ketiga ini, mengeluarkan minyak mentah (lanthung) yang jaraknya hanya berkisar 50 meter dari semburan awal.

Semburan ketiga tersebut terjadi pada Kamis (13/2/2025) sekira pukul 22.15 wib. Akibatnya, minyak pun mengalir ke sungai yang tidak jauh dari lokasi.

Salah satu warga Yanto (36 th) warga Dukuh Kedinding mengungkapkan, dirinya mengumpulkan minyak yang mengalir ke sungai dengan cara di bendung menggunakan pohon pisang.

Selanjutnya, Yanto menambang minyak tersebut diambil dengan menggunakan kain dan kemudian dimasukkan ke jerigen kapasitas 35 liter.

“Sejak jam 9 pagi sampai jam 11 tadi sudah dapat 3 jeriken. Tadi ada yang telepon saya, mau dibeli. Satu jeriken dihargai 200 ribu, ” ujar Yanto saat ditemui wartawan di sungai, Jumat (14/2/2025).

Sumur Minyak Tua Kedinding Blora Timbulkan Berkah dan Musibah Warga

Berbeda dengan Yanto yang mendapat berkah dari semburan. Rusdi salah satu petani warga Kedinding mengalami kerugian akibat semburan tersebut.

Ladang jagung miliknya yang ditanam di lahan Perhutani seluas 2.500 meter persegi yang berusia sebulan terancam mati karena imbas dari semburan.

“Kerugian kurang lebih 1,5 juta. Tanaman saya ini, bibitnya habis 5 kg. Tenaga sehari 70 ribu, 140 ribu biaya tanam, belum tenaga gejik minimal 2 orang bekerja 2 hari, habis 150 ribu. Belum termasuk makannya. Kalau pupuk habis 1,5 kwintal. Itu pun per kwintal 500 ribu karena beli dari orang lain. Karena tidak dapat jatah pupuk subsidi,” ucap Rusdi.

“Kalau mau diganti rugi terserah situ, saya hanya petani cilik biasa. Diganti atau tidak saya tidak berharap besar. Kalau memang ada ganti saya terima kalau gak ada ya gak apa-apa. Saya hanya rakyat kecil biasa,” imbuh Rusdi.

Selain Rusdi, petani lain yaitu Puji, Jas dan Sarpan juga mengalami kerugian lantaran tanaman jagung miliknya yang berusia 3 minggu juga terancam mati.

Diketahui sumur tua tersebut berada di WKP Pertamina EP-KSO K-Vell Blora Energi. Berdasarkan pantauan dilokasi, beberapa pekerja melakukan lokalisir ke sungai dengan sistem sifon untuk memisahkan air dan minyak.***

Semburan Minyak Kembali Muncul di Lapangan Kedinding Blora, Kali Ini Minyak Mentah Bercampur Air

KABARCEPU.ID – Kembali muncul semburan minyak bercampur air dari titik sumur lain di Lapangan Kedinding Blora, Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) KSO Pertamina EP – Kvell Blora Energi, Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora.

Titik semburan ini berjarak 50 meter dari lokasi sebelumnya, semburan minyak lumpur bercampur air dan gas. Material semburan berupa minyak bercampur air ini, meluber hingga mencemari lahan garapan petani hutan.

Anggota Kelompok Penambang Minyak Sumur Tua, Hadi, menyampaikan, semburan sumur itu terjadi saat malam hari. “Saya diberitahu Kepala Desa Ngraho. Akhirnya saya langsung ke lokasi,” ujar Had, Jumat 14 Februari 2025.

Menurutnya, semburan sempat berhenti. Namun pada pagi hari, sumur kembali menyemburkan material air bercampur minyak. “Kami membantu melokalisir dulu. Saya dan teman-teman mengumpulkan minyak,” ungkapnya.

Semburan Minyak Kembali Muncul di Lapangan Kedinding Blora

Selain ditampung dalam bul, minyak bercampur air dialirkan menggunakan pipa menuju penampungan minyak mentah dilokasi setempat. “Kalau ditampung seperti akan lebih aman. Karena tidak langsung mengalir ke kali,” ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora, Istadi Rusmanto menyampaikan, langsung terjun ke lokasi untuk memantau kondisi lingkungan yang berada di sekitar semburan minyak tersebut.

Dia melihat dan memantau kondisi air yang di hulu masih bagus, sebagian ada film-film yang perlu ditangani. “Tapi saya melihat sudah dikasih oil boom untuk menangkap film-film minyak, harapannya film-film minyak enggak sampai ke sungai,” ujarnya kepada wartawan di lokasi semburan.

Istadi berharap, kejadian tersebut segera dapat ditangani oleh instansi yang berkepentingan. “Untuk sumur yang satu kemarin menyembur sekarang sudah reda, pindah lokasi, sifatnya ini tekanan otomatis dia mencari ruang-ruang udara,” jelas dia.***