Arsip Tag: hutan

Ayo!! Coba Resep Memasak Ungker agar Lebih Lezat, Kuliner Khas Blora

KABARCEPU.ID – Kabupaten Blora, dengan hutan jati yang lebat, setiap tahun menyaksikan warga di sekitarnya aktif melakukan panen ungker saat musim peralihan dari kemarau ke penghujan.

Ungker merupakan kepompong dari ulat daun pohon jati, fenomena yang juga terjadi di beberapa daerah lain di Jawa Tengah.

Selain memiliki harga yang cukup mahal, ternyata ulat ini juga memiliki kandungan gizi yang signifikan.

Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) di Bandung menunjukkan bahwa ungker mengandung protein, mineral, vitamin, lemak, dan karbohidrat.

Namun, konsumsinya perlu dibatasi karena dapat menimbulkan alergi, seperti gatal-gatal pada lidah dan rongga mulut, serta reaksi lainnya. Oleh karena itu, perlu hati-hati saat memasaknya.

Yuk, kita simak cara memasak tumis ungker khas Blora yang benar dan tetap menjaga cita rasa.

Bahan-Bahan:

1/4 kg kepompong ulat Jati

5 siung bawang merah

2 siung bawang putih

7 buah cabe rawit

1/2 sendok teh ketumbar

Garam secukupnya

Minyak goreng

Cara Membuat:

1. Cuci bersih kepompong, rebus sebentar, dan tumis semua bumbu dalam minyak panas hingga harum.

2. Masukkan daun salam, lengkuas, dan ungker, lalu aduk hingga merata.

3. Tambahkan gula, garam, dan daun kedondong, lalu sedikitkan air. Biarkan selama lima menit hingga bumbu meresap dan air berkurang.

4. Sajikan dengan nasi hangat.

Rasakan kenikmatan oseng ulat jati ini dengan nasi hangat yang membangkitkan selera. Coba yuk, dan nikmati pengalaman kuliner yang unik dari daerah Blora!***

Ungker di Hutan Blora, Ulat Daun Jati Kuliner Khas Masyarakat Lokal

KABARCEPU.ID – Masyarakat di Blora dan sekitarnya menyaksikan perubahan musim dari kemarau ke penghujan, ditandai dengan daun pohon jati yang awalnya kering bersemi kembali.

Kawasan hutan Blora, Jawa Tengah, menjadi tempat baru bagi ulat pohon jati yang berubah menjadi kepompong atau yang dikenal sebagai “Ungker” oleh masyarakat setempat, sementara di Jawa Timur disebut “Entung daun jati”.

Proses perubahan ulat daun jati menjadi individu baru, yaitu kaper semacam kupu-kupu kecil, melibatkan fase Ungker atau Entung yang berwarna kehitaman.

Sebelum mencapai tahap kaper, masyarakat Blora sudah mulai memanen dengan cara mencari dan membuka daun jati yang telah berguguran satu per satu.

Di dalam gulungan daun jati yang kering, terdapat ulat yang sudah berubah menjadi kepompong.

Warga di sekitar hutan jati Blora, terutama di pinggiran hutan, kembali berburu ungker untuk dijual atau dimasak.

Namun, karena penangkapan tidak serentak dan masih sulit ditemukan, harga kepompong ulat daun jati tersebut saat ini melonjak tinggi.

Meskipun demikian, ungker di Kabupaten Blora dan sekitarnya sering dijadikan hidangan lezat dan kaya gizi.

Para pemburu ungker harus teliti dan hati-hati saat mencari di bawah pohon jati dan semak daun jati yang kering.

Biasanya, mereka menemukan sejumlah ungker yang dikumpulkan untuk dijual atau dimasak.

Meskipun hasil saat ini belum melimpah karena belum mencapai puncak musim, warga sudah aktif mencari dan mengumpulkan ungker untuk meningkatkan pendapatan atau keperluan konsumsi sendiri.

Saat dijual, masyarakat biasanya menggunakan takaran gelas dan membungkusnya dengan daun jati segar.

Produk ini dijajakan di pinggir jalan sepanjang hutan. Seiring dengan musim ungker, hampir seluruh daun di hutan Blora dimakan oleh ulat jati yang kemudian berubah menjadi ungker.

Di jalur hutan seperti Blora-Cepu dan Blora-Randublatung, banyak warga yang berburu ungker selama musim ini.

Musim ungker biasanya berlangsung beberapa pekan saja. Tidak heran jika para penggemar masakan ungker bersiap-siap untuk berburu ketika musim tiba.

Perlu diingat bahwa mengonsumsi ungker tidak disarankan bagi yang memiliki alergi.

Makanan ini dapat menyebabkan rasa gatal pada mereka yang rentan terhadap alergi tertentu. Oleh karena itu, bijaklah dalam memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi.***