SDN 3 Karangboyo Cepu, Ajarkan Krama Inggil sebagai Sarana Komunikasi

KABARCEPU.ID – SDN 3 Karangboyo Cepu giatkan pembelajaran Bahasa Jawa yang semakin terkikis keberadaannya dengan bahasa lain.

Menghadapi kondisi seperti itu , di SDN 3 Karangboyo Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora digiatkan pembelajaran Bahasa Jawa.

“Bahasa Jawa itu penting sekali,” ungkap Kepala SD Negeri 3 Karangboyo Titik Yuliani mengawali perbincangan.

Menurut Titik Yuliani, Bahasa Jawa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan orang Jawa karena mengandung nilai budaya luhur orang Jawa.

“Pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah dasar dan menengah merupakan sarana pendidikan karakter,” ujarnya seraya menambahkan Bahasa Jawa sekarang menjadi mata pelajaran wajib.

Kepala sekolah yang akrab disapa Bu Titik ini mengatakan, 90 persen sudah menerapkan pendidikan karakter di lembaganya.

“Anak-anak yang semula polahe akeh, sekarang sudah menjadi lebih baik. Bahasa Jawa yang mengajarkan unggah-ungguh, berpengaruh besar terhadap perilaku anak,” tutur Bu Titik.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

Membiasakan diri anak didik berkomunikasi dengan guru menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil, membuat karakter anak didik menjadi lebih santun.

Bahasa Jawa yang bertingkat menjadikan anak didik mampu menempatkan diri. “Bahasa Jawa itu halus dan lembut, sehingga anak-anakpun berkomunikasi dengan lembut dan santun,” katanya.

Wanita yang pernah menjadi guru di SD Negeri Jipang Cepu, tersebut menyampaikan, pembiasaan dan pembelajaran Bahasa Jawa khususnya Krama Inggil bagi anak mempunyai tiga fungsi atau keuntungan sekaligus.

“Yaitu pelestarian nilai-nilai dan kearifan lokal, pembentukan karakter, dan penanaman nilai-nilai agama dalam kehidupan sosial anak,” beber Bu Titik.

Di sekolah sangat penting untuk mengajarkan Bahasa Jawa sejak dini.

Karena pembelajaran bahasa Jawa digunakan untuk memelihara nilai-nilai budaya, membimbing siswa untuk berkembang di lingkungan, serta membangun dan memperkuat karakter bangsa.

“Bahasa Jawa juga merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan dan dijaga, karena jika tidak, Bahasa Jawa dapat terkikis,” imbuhnya.

Penyuka geguritan ini menambahkan, sebagai upaya melestarikan Bahasa Jawa yang menjadi aset budaya, selain mata pelajaran muatan lokal, diterapkan pengantar komunikasi Bahasa Jawa pada siswa setiap hari Kamis.

“Jadi full dalam satu hari itu komunikasi antar guru maupun siswa ke siswa wajib menggunakan Bahasa Jawa,” ujarnya.

Masih menurut Bu Titik, peran orang tua dalam mengajarkan anak menggunakan Bahasa Jawa juga sangat dibutuhkan.

“Karena kalau hanya di sekolah dan tidak diimbangi berlanjut di rumah saya kira kurang maksimal. Perlu peran penting orang tua di rumah, karena belajar Bahasa Jawa itu sekaligus belajar unggah-ungguh,” pesannya mengingatkan.***

KONTEN UNIK DARI SPONSOR UNTUK ANDA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img

Berita Terkait