Menantang Maut di Gunung Lawu, Menyingkap Misteri Sumpah Prabu Brawijaya V, Ada Kaitanya dengan Cepu Blora?

KABARCEPU.ID – Diselimuti kabut tipis, puncak Gunung Lawu tampak angker sekaligus menggoda.

Dari kejauhan, lereng Gunung Lawu yang hijau memagari misteri yang telah terbisikkan dari mulut ke mulut para pendaki.

Kaki para pemuja keindahan alam berdesir ingin menaklukkan Gunung Lawu, sementara bisikan legenda Prabu Brawijaya V dan sumpahnya yang katanya masih bergaung, membuat bulu kuduk meremang.

Gunung Lawu, lebih dari sekadar destinasi pendakian biasa. Ia serupa permadani mitos dan spiritualitas yang dibentangkan di atas ketinggian 3.265 mdpl.

Setiap langkah di jalur berbatu dan udara yang semakin tipis tak hanya menguji kekuatan fisik, tapi juga mental.

Di sini, alam dan cerita magis berpadu, menjanjikan pengalaman yang tak terlupakan, baik bagi mereka yang mencari panorama memesona maupun bagi mereka yang haus kisah-kisah tak kasat mata.

Sampai di gerbang pedakian, udara dingin langsung menyambut, seolah isyarakan petualangan yang tak biasa.

Bisikan-bisikan tentang arwah penasaran dan penampakan makhluk halus berseliweran di benak, namun tekad untuk mencapai puncak terus membara.

Perjalanan ini bukan sekadar pencapaian fisik, tapi juga perjalanan batin. Menguji keyakinan, mengusik rasa percaya, dan membuka mata pada sisi lain realitas yang selama ini tersembunyi.

Akankah mitos-mitos itu menjadi nyata? Mungkinkah kekuatan spiritual gunung ini benar-benar ada? sebuah penjelajahan menuju puncak Lawu, di mana batas antara alam nyata dan mistis seolah tipis tak berjarak.

Gunung Lawu, yang terletak di perbatasan Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur, selalu menarik perhatian para pendaki.

Tak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, gunung ini juga menyimpan cerita mistis yang melekat kuat.

Dijuluki sebagai salah satu “Seven Summits of Java” (Tujuh Puncak Pulau Jawa), Gunung Lawu tak hanya menjadi tujuan pendakian untuk menikmati panorama alam, tetapi juga untuk berziarah dan melakukan ritual.

Konon, gunung ini memiliki kekuatan spiritual yang tinggi, dihubungkan dengan keberadaan Prabu Brawijaya V, raja terakhir Kerajaan Majapahit.

Puncak Hargo Dalem di Gunung Lawu diyakini sakral karena menjadi tempat Prabu Brawijaya V menghilang saat dikejar pasukan pemberontak.

Mitos yang masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat ini menyebutkan bahwa siapa pun dari daerah Cepu atau keturunan Adipati Cepu yang mendaki Gunung Lawu akan celaka.

Cerita ini berakar dari pertarungan sakti antara Prabu Brawijaya V dengan pasukan Bojonegoro dan Cepu pada tahun 1400 Masehi.

Dikisahkan, Prabu Brawijaya melarikan diri ke gunung untuk menghindari kejaran pasukan Adipati Cepu.

Prabu Brawijaya kemudian mengikrarkan sumpah: siapa saja orang-orang dari Cepu atau keturunan Adipati Cepu akan celaka jika naik ke Gunung Lawu.

Terlepas dari berbagai mitos yang beredar, Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut (mdpl) tetap menjadi salah satu gunung favorit para pendaki.

Terdapat lima jalur pendakian yang dapat dipilih, yaitu via Cemoro Sewu, Cemoro Kandang, Candi Ceto, Tambak, dan Singolangu.

Pendakian di Gunung Lawu tak hanya menghadirkan panorama alam yang menakjubkan, tetapi juga pengalaman spiritual yang tak terlupakan. Para pendaki diajak untuk merenungkan kekuatan spiritual yang menyelimuti gunung ini di setiap langkah pendakian, bukan hanya menaklukkan medan yang menantang.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button