KABARCEPU.ID – Perayaan Cap Go Meh merupakan salah satu tradisi yang kaya makna dan memiliki daya tarik tersendiri di Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat Tionghoa.
Cap Go Meh, yang diadakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, menandai akhir dari rangkaian perayaan Imlek dan sering kali dirayakan dengan semarak berbagai kegiatan yang memancarkan keceriaan dan harapan.
Namun, di balik kemeriahan perayaan Cap Go Meh tersebut, terdapat banyak fakta dan mitos yang sering kali membingungkan maupun menarik perhatian.
Berikut mengenai lima fakta dan mitos seputar perayaan Cap Go Meh yang perlu Anda ketahui yang dikutip dari China Highlights.
1. Asal Usul Cap Go Meh
Fakta: Cap Go Meh berasal dari tradisi Tionghoa yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Istilah “Cap Go Meh” sendiri berasal dari bahasa Hokkien, di mana “Cap” berarti sepuluh, “Go” berarti lima, dan “Meh” berarti malam.
Jadi, Cap Go Meh secara harfiah diterjemahkan menjadi “Malam ke-15”. Perayaan ini menjadi simbol berakhirnya perayaan Imlek dan diakui sebagai hari yang istimewa untuk berkumpul dengan sanak saudara serta mengadakan berbagai acara budaya.
Mitos: Beberapa orang meyakini bahwa Cap Go Meh hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di Tiongkok saja. Namun, kenyataannya, perayaan ini dirayakan secara luas di berbagai negara dengan masyarakat Tionghoa, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Keberagaman budaya masing-masing negara memberikan warna tersendiri pada perayaan ini.
2. Kegiatan Utama dalam Cap Go Meh
Fakta: Kegiatan yang paling umum dan menjadi daya tarik utama dalam perayaan Cap Go Meh adalah pawai budaya dan pertunjukan kesenian.
Pawai ini biasanya melibatkan barisan liong (naga) dan barongsai, yang dipercaya membawa keberuntungan. Selain itu, masyarakat juga biasa menggantung lampion merah yang melambangkan harapan dan kemakmuran.
Mitos: Ada yang beranggapan bahwa tanpa mempersiapkan ritual tertentu, pawai melakukan aktivitas cap go meh tidak akan memberikan keberuntungan. Pada kenyataannya, perayaan Cap Go Meh lebih merupakan ajang untuk merayakan kebersamaan dan kerukunan antarwarga, tanpa terikat pada syarat tertentu.
3. Makna Makanan Khas Cap Go Meh
Fakta: Makanan khas yang disajikan selama Cap Go Meh memiliki makna simbolis masing-masing. Misalnya, wajib ada buah-buahan, terutama jeruk mandarin, yang melambangkan keberuntungan.
Makanan penutup seperti kue tihua (kue bola ketan) juga biasanya disajikan, sebagai permohonan keluarga yang berbahagia dan harmonis.
Mitos: Ada mitos yang menyatakan bahwa menyajikan hidangan tertentu pada saat Cap Go Meh dapat menentukan nasib keluarga sepanjang tahun. Hal ini sebenarnya lebih kepada kebiasaan dan tradisi, di mana setiap hidangan memiliki makna simbolis, tetapi tidak selalu menentukan keberuntungan dalam hidup.
4. Cap Go Meh dan Ritual Keagamaan
Fakta: Di beberapa daerah, Cap Go Meh juga diwarnai dengan ritual keagamaan, seperti sembahyang kepada leluhur atau dewa-dewi.
Ini merupakan ungkapan rasa syukur sekaligus permohonan perlindungan dan keberkahan untuk tahun yang akan datang. Masyarakat biasanya mengunjungi kuil-kuil untuk berdoa, kadang ditemani oleh keluarga.
Mitos: Sejumlah orang percaya bahwa ritual yang tidak dilakukan dengan benar dapat membawa malapetaka atau kesialan. Namun, sebaiknya disadari bahwa perayaan Cap Go Meh lebih kepada ungkapan rasa syukur dan harapan, sehingga stres terhadap kesempurnaan ritual justru bisa mengurangi makna dari perayaan itu sendiri.
5. Cap Go Meh di Beberapa Wilayah di Indonesia
Fakta: Perayaan Cap Go Meh di Indonesia berlangsung dengan cara berbeda-beda tergantung wilayahnya. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Medan, perayaan ini biasanya dilakukan dengan lebih megah dan melibatkan banyak masyarakat dari berbagai latar belakang.
Sementara di daerah yang lebih kecil, perayaan ini mungkin DIadakan dengan sederhana, namun tetap menyimpan nilai dan makna yang dalam.
Mitos: Ada anggapan bahwa hanya kota-kota besar yang dapat merayakan Cap Go Meh secara grand, dan bahwa daerah kecil tidak memiliki kesempatan yang sama. Sebenarnya, meskipun mungkin berbeda dalam skala, perayaan di daerah kecil juga sangat berarti bagi masyarakat setempat dan menciptakan ikatan antarwarga.
Perayaan Cap Go Meh merupakan momen penting yang tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga diintegrasikan ke dalam budaya Indonesia.
Dengan begitu banyak fakta dan mitos yang beredar, memahami makna di balik perayaan ini bisa mengapresiasi pengalaman dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dengan semangat positif, saling menghargai, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama, tanpa memandang asal-usul budaya.***