KABARCEPU.ID – Ikatan Mahasiswa Pelajar Blora atau IMPARA UIN Walisongo berkomitmen untuk mendukung pembangunan sosial di Blora dengan mengadakan kegiatan pengabdian yang berkelanjutan.
Desa Sendang Agung, Kecamatan Ngawen, dipilih sebagai lokasi kegiatan baksos karena kondisi sosial ekonomi masyarakatnya yang masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari akses kesehatan, pendidikan, hingga infrastruktur dasar yang belum optimal.
Diharapkan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat (Pengmas) oleh IMPARA UIN Walisongo tersebut dapat menjadi media transfer ilmu, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan solidaritas sosial.
Kegiatan baksos yang berlangsung selama lima hari tersebut, mulai Rabu (2/7/2025) hingga Minggu (6/7/2025), secara khusus dirancang untuk memberikan dampak sosial jangka panjang.
Selain memberikan bantuan langsung berupa sumbangan kebutuhan pokok, IMPARA UIN Walisongo juga menyelenggarakan penyuluhan tentang kesehatan masyarakat, pelatihan keterampilan, serta program edukatif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat Desa Sendang Agung.
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam menyampaikan ilmu pengetahuan sekaligus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat luas.
Dalam semangat tersebut, IMPARA dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar kegiatan bakti sosial yang berlangsung selama lima hari di Desa Sendang Agung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
Kegiatan bakti sosial dibuka dengan sambutan hangat dari ketua IMPARA UIN Walisongo dan tokoh masyarakat setempat, serta mendapat antusiasme yang tinggi dari masyarakat setempat.
Ketua Umum IMPARA Komisariat UIN Walisongo, M. Bahrin Nurimam, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat di daerah asal mereka.
“Pemilihan Desa Sendang Agung didasarkan pada usulan anggota. Selain memiliki potensi untuk dijadikan lokasi baksos, kepala desanya juga merupakan alumni IMPARA yang turut memfasilitasi jalannya kegiatan,” ujar Bahrin.
Pada hari pertama, kegiatan dibuka IMPARA UIN Walisongo dengan napak tilas memaknai pentingnya sejarah, tradisi dan budaya di Desa Sendang Agung, kemudian dilanjut dengan pembukaan resmi kegiatan, serta nonton bareng warga.
Pada hari kedua diisi dengan kegiatan edukasi dan pelatihan, yaitu seminar pertanian, program “IMPARA Mengajar” di sekolah-sekolah sekitar, serta pembacaan Al Barzanji.
Hari ketiga kegiatan diisi dengan senam pagi bersama warga, layanan cek kesehatan gratis, lomba keagamaan untuk anak-anak, dan ditutup dengan pengajian.
Kemudian pada hari keempat, panitia mengadakan lomba umum, workshop kepemudaan, kegiatan bersih-bersih desa, serta khataman Al-Qur’an.

Pada hari kelima kegiatan ditutup dengan sesi evaluasi internal dan pamitan kepada perangkat desa serta warga. Momen ini juga menjadi ajang silaturahmi antara mahasiswa dan masyarakat, mempererat hubungan serta memperkuat sinergi untuk program pengabdian berikutnya.
Menurut Bahrin, salah satu momen paling menyentuh dalam rangkaian kegiatan IMPARA UIN Walisongo di Desa Sendang Agung adalah saat acara pengajian yang disertai pemberian santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa.
“Ini menjadi bagian paling berkesan karena kami bisa langsung menyentuh mereka yang membutuhkan,” ungkapnya.
Di akhir, Bahrin menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi jembatan antara mahasiswa dan masyarakat.
“Semoga kegiatan ini memperkuat citra positif mahasiswa di mata masyarakat, khususnya IMPARA sebagai organisasi yang membawa perubahan sosial,” pungkasnya.
Bakti sosial lima hari yang digelar oleh IMPARA UIN Walisongo dalam pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, menguatkan sinergi antara civitas akademika dan masyarakat, sekaligus mendorong terwujudnya pembangunan sosial yang inklusif dan berkelanjutan di Blora.
Pengalaman pengabdian masyarakat ini menjadi wahana pembelajaran langsung bagi mahasiswa tentang dinamika sosial di masyarakat, mengasah kemampuan komunikasi, kepemimpinan, serta pengorganisasian.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut, perguruan tinggi yang tidak hanya mencetak lulusan berkompeten secara akademis, tetapi juga berkarakter sosial dan peduli terhadap kemanusiaan.***