Opini  

Pemilu dan Golput

Virginia Retno W-Pemilu 2024

Oleh : Virginia Retno W

Keberhasilan Pemilihan Umum (Pemilu) bergantung dari peran aktif masyarakat sebagai pemilih, masyarakat sebagai penyelenggara, dan masyarakat sebagai peserta. Namun dari sekian banyak masyarakat yang aktif, ternyata masih banyak masyarakat yang pasif bahkan cenderung apatis terhadap pelaksanaan Pemilu.

Pemilu yang dilaksanakan di Indonesia setiap 5 tahun sekali merupakan pesta demokrasi rakyat. Untuk memilih pemimpin dan wakil-wakil nya. Keterbukaan demokrasi saat ini merupakan wujud dari perjuangan Reformasi. Rakyat bebas memilih calon pemimpinnya secara langsung sesuai dengan pilihan dan hati nuraninya.

Bagaimana dengan masyarakat yang apatis, mengapa bisa apatis? Hal itu disebabkan kurangnya rasa percaya masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilu di tahun-tahun sebelumnya. Kurangnya rasa percaya terhadap penyelenggara Pemilu ataupun hasil dari Pemilu. Masyarakat merasa pemimpin yang mereka pilih saat itu tidak mampu mewujudkan aspirasi rakyat, tidak membawa perubahan atau kemajuan untuk rakyat.

Selama ini, prosentase kehadiran masyarakat di TPS tidak mencapai 80 %. Perlu sosialisasi yang lebih intens kepada masyarakat agar mau datang ke TPS. Bagaimana masyarakat mengetahui dan paham dengan visi misi masing-masing calon pemimpin yang akan dipilih. Bagaimana masyarakat mengenal lebih dekat dengan calon pemimpin mereka.

Masyarakat apatis terhadap Pemilu

Banyak dari masyarakat yang menjadi apatis, yang akhirnya memilih Golput atau tidak memilih. Meskipun mereka datang ke TPS, atau bahkan mereka tidak mau datang ke TPS. Hal ini karena kurangnya rasa percaya pada calon pemimpin. Bisa juga karena tidak mengenal dan tidak mengetahui visi misi dari calon pemimpin yang akan dipilih karena kurangnya sosialisasi.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA