KABARCEPU.ID – Menu andalan orang kampung yang tidak memakan biaya alias ngirit salah satunya adalah tumis genjer plus taoco.
Menu ini di nikmati bersama nasi hangat sudah cukup membuat kita enggan berhenti untuk menikmati.
Sayur genjer yang biasa hidup di rawa-rawa ataupun di sawah, sebagian orang mengolahnya menjadi masakan lezat.
Namun banyak juga masyarakat, yang tidak faham jika tanaman genjer bisa dibuat masakan.
Di Blora sendiri, tanaman genjer di anggap sebagai tanaman pengganggu, sehingga keberadaannya harus disingkirkan dengan istilah obat suket (gulma).
Penyemprotan hama tanaman gulma otomatis mematikan tanaman genjer yang ada di sawah.
Oleh karena itu di Blora masyarakat sekarang merasa aneh kalau tanaman genjer bisa di masak.
Sejarah: Antara Genjer dengan Gerwani
Tak berhenti sampai di situ, dalam sejarah PKI di Indonesia, Gerwani sebagai ormas sayap PKI memiliki lagu berjudul “Genjer-genjer”.
Lagu yang di identikkan dengan lagunya ibu-ibu Gerwani.
Pada saat itu, terjadi penculikan 10 tawanan dengan tersangka PKI yang menculik. Sedangkan Gerwani sebagai pihak tertuduh yang menyiksa tawanan.
Sehingga dihembuskan kabar semua tawanan tewas di tangan PKI.
Fakta Lain
Namun pada ahirnya terungkap fakta bahwa dalang dibalik penculikan adalah Soeharto, hingga pasca itu Soeharto di angkat menjadi Presiden Indonesia menggantikan Soekarno.
Setelah 32 tahun menempati singgasana presiden, oleh para aktivis 1998 menggulingkan jabannya dari Istana Merdeka.
Kemudian digantikan oleh Gusdur. Tap MPRS tentang PKI oleh Gus Dur dicabut.
Lantas beliau meminta maaf pada PKI dan keluarganya, yang semenjak saat itu keluarga/ keturunan PKI di identitas KTP nya di kasih label ET (eks tapol) di hilangkan.
Mereka memiliki status yang sama seperti WNI pada umumnya.
Genjer di Masa Orde Baru
Lalu kaitannya dengan genjer apa ? Orde baru selama dipimpin oleh Soeharto berhasil membuat propaganda bahwa PKI itu jahat, membuat film G 30 S PKI yang semuanya tidak sesuai fakta sejarah.
Orde baru berhasil mencuci otak masyarakat bahwa PKI tidak bertuhan.
Bahkan genjer tanaman tanpa dosa merasakan dampaknya dan menjadi tanaman terlarang kala itu karena propaganda orba.
Sehingga tidak boleh hidup di bumi Indonesia. ***