33 C
Cepu
BerandaOpiniMurid Mulai Enggan Makan, Program MBG Perlu Evaluasi

Murid Mulai Enggan Makan, Program MBG Perlu Evaluasi

Pada hakekatnya Program MBG atau Makan Bergizi Gratis yang di selenggarakan oleh pemerintah sangatlah baik dan membantu murid dalam perbaikan gizi. Masyarakat menyambut baik Program MBG seiring dengan dinamika perekonomian yang tidak menentu.

Gagasan ini sangat ideal, memberikan asupan gizi seimbang kepada anak-anak, meningkatkan konsentrasi belajar, serta meringankan beban ekonomi orang tua. Namun di lapangan, kenyataan tak selalu semanis niat. Kini mulai muncul suara-suara jujur dari para murid mereka mulai bosan, bahkan enggan makan.

Program MBG jelas perlu dievaluasi secara menyeluruh. Beberapa sekolah di Blora melaporkan bahwa makanan yang disediakan sering kali monoton, dan rasanya juga kurang menggugah selera. Murid sekolah harusnya diberi hak untuk menikmati makanan yang enak dan bergizi, tetapi faktanya banyak dari mereka yang memilih untuk jajan diluar seperti cilok dari pada konsumsi MBG.

Sudah saatnya anak diberi hak untuk bersuara, mengemukakan pendapatnya tentang MBG. Ini adalah wujud partisipasi dan penghargaan terhadap suara anak. Anak-anak adalah penerima manfaat utama program MBG. Namun, apakah mereka pernah diajak bicara? Apakah ada ruang untuk menampung aspirasi mereka tentang menu harian? Apakah sekolah, penyedia katering, atau dinas pendidikan pernah menanyakan apa yang mereka sukai dan tidak sukai?

Gizi memang penting. Tapi gizi yang tidak masuk ke tubuh karena tak disentuh sama saja bohong. Kita tidak bisa hanya mengandalkan standar gizi tanpa mempertimbangkan faktor kultural dan psikologis anak-anak. Makanan bukan hanya tentang nutrisi, tetapi juga tentang rasa, kebiasaan, dan pengalaman.

Idealnya pemerintah dan dinas terkait mulai membuka ruang partisipatif. Bentuk forum kecil di sekolah-sekolah, ajak siswa berdiskusi, biarkan mereka memberi masukan menu yang mereka sukai, tentu tetap dalam koridor sehat dan bergizi. Libatkan guru dan orang tua dalam pengawasan mutu makanan. Jangan sampai makanan yang sejatinya menyehatkan justru menjadi alasan anak tidak bersemangat ke sekolah.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

Kita juga perlu memastikan penyedia katering bekerja dengan standar kualitas yang ketat, baik dari segi bahan, rasa, kebersihan, dan tampilan. Jangan ada anggapan bahwa karena makanan ini gratis, maka bisa disediakan secara asal.

Program MBG adalah investasi jangka panjang bangsa ini. Tapi investasi tidak akan menghasilkan jika pelaksanaannya tidak manusiawi. Kita harus ingat, anak-anak bukan sekadar objek dalam laporan program. Mereka adalah manusia kecil yang layak mendapat perhatian, rasa sayang dan cinta. Kini saatnya pemerintah mendengarkan suara mereka. Agar makan bergizi gratis benar-benar menjadi berkah, bukan sekadar formalitas yang membosankan.***

KONTEN UNIK DARI SPONSOR UNTUK ANDA
spot_img

Berita Terbaru

spot_img
spot_img

Berita Terkait