24.8 C
Cepu
BerandaCepuMenggugah Selera: 3 Kuliner Khas Cepu Terbuat dari Ikan...

Menggugah Selera: 3 Kuliner Khas Cepu Terbuat dari Ikan Endemik dengan Cita Rasa yang Estetik

KABARCEPU.ID – Kuliner khas Cepu yang menggunakan ikan endemik sebagai bahan utama tidak hanya mencerminkan kekayaan sumber daya alam daerah tersebut.

Kuliner khas Cepu ini menampilkan cita rasa yang estetik dan menggugah selera, menjadikannya sangat layak untuk dieksplorasi oleh para pecinta gastronomi.

Kota Cepu, sebuah kota kecil di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terkenal dengan kekayaan alamnya yang melimpah, khususnya ikan-ikan endemik yang hidup di sekitar wilayah perairan Bengawan Solo.

Terdapat tiga menu unggulan di Kota Cepu yang patut diperhitungkan yang merupakan hidangan yang kaya rempah dengan bumbu khas yang memadukan kemantapan ikan lokal yang memberikan sensasi hangat dan gurih yang mendalam.

Tiga Kuliner khas Cepu dari olahan ikan endemik ini menawarkan perpaduan unik antara kenyalnya tekstur ikan yang diolah secara tradisional dengan bumbu rempah yang seimbang, sehingga menghadirkan keharmonisan rasa yang autentik dengan cita rasa yang khas, segar, dan lezat.

1. Mangut Lele: Perpaduan Rasa Pedas dan Gurih yang Memikat
Mangut Lele adalah kuliner khas Cepu yang memanfaatkan ikan lele sebagai bahan utamanya. Namun, yang membedakan Mangut Lele Cepu dengan hidangan serupa di daerah lain adalah teknik pengolahan yang kompleks.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

Olahan Ikan lele khas cepu ini dikenal memiliki tekstur daging yang lebih lembut dan rasa yang lebih gurih dibanding lele pada umumnya.

Proses pembuatan Mangut Lele melibatkan bumbu-bumbu khas yang kaya rempah seperti cabai merah, bawang putih, kemiri, dan santan kental.

Ikan lele yang telah dibersihkan kemudian dimasak perlahan dalam kuah santan pedas dan gurih sehingga bumbu meresap dengan sempurna. Penambahan daun salam dan daun salam semakin menyempurnakan aroma dan cita rasanya.

Penyajian Mangut Lele biasanya disertai dengan nasi putih hangat dan lalapan segar, menciptakan harmoni rasa yang seimbang dan menggoda selera.

2. Jendil Nggawan: Sajian Ikan Asap dengan Sentuhan Tradisional
Jendil Nggawan merupakan kuliner unik yang menggabungkan teknik pengasapan ikan dengan bumbu tradisional khas yang hanya ada di Kota Cepu.

Ikan yang digunakan dalam olahan ini adalah ikan Jendil, ikan endemik Sungai Bengawan Cepu yang memiliki cita rasa khas dan tekstur yang kenyal.

Proses pengasapan dilakukan secara tradisional menggunakan kayu bakar pilihan yang memberikan aroma asap yang khas dan tidak berlebihan.

Setelah diasapi, ikan kemudian dilumuri dengan bumbu rempah yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, serta beberapa jenis cabai lokal.

Bumbu ini tidak hanya memberikan rasa yang kompleks tapi juga menambah kehangatan cita rasa kuliner ini. Teknik memasak yang sederhana namun penuh ketelitian ini menghasilkan hidangan yang menggugah selera dan kaya akan nilai budaya.

Selain dengan teknik pengasapan, Jendil Nggawan juga disajikan dengan berbagai cara seperti digoreng atau berkuah sebagai lauk pendamping nasi atau bahkan sebagai camilan yang nikmat.

3. Iwak Rengkik: Olahan dengan Rasa Tradisional yang Mendalam
Iwak Rengkik adalah salah satu kuliner legendaris dari Cepu yang menggunakan jenis ikan rengkik, ikan endemik yang hanya ditemukan di perairan Bengawan Solo di wilayah Cepu dan sekitarnya.

Ikan rengkik ini terkenal dengan tekstur dagingnya yang kenyal dan rasa yang khas, sangat cocok untuk dijadikan bahan makanan yang kaya cita rasa.

Cara memasak Iwak Rengkik sangat beragam, mulai dari digoreng kering hingga dimasak dengan kuah santan pedas. Namun yang paling ikonik adalah Iwak Rengkik yang dimasak dengan bumbu tradisional yang sederhana namun menghasilkan rasa yang mendalam.

Bumbu yang digunakan biasanya terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai rawit, garam, dan kemiri. Kehangatan bumbu dan kelembutan ikan rengkik menciptakan sensasi rasa yang sulit dilupakan bagi siapa saja yang mencicipinya.

Ketiga kuliner khas Cepu ini tidak hanya meninggalkan kesan di lidah tetapi juga di mata. Penyajian Mangut Lele, Jendil Nggawan, dan Iwak Rengkik sangat memperhatikan estetika, mulai dari pemilihan piring yang tradisional hingga penataan makanan yang rapi dan menggugah selera.

Warna-warni dari cabai, daun kemangi, serta aroma asap yang menguar dari Jendil Nggawan memberikan nilai estetika tersendiri yang disukai oleh siapa saja yang menikmatinya.

Selain itu, nilai budaya dan kearifan lokal dari masyarakat Cepu juga sangat terasa dalam setiap hidangan yang menawarkan cita rasa estetik dan menggugah selera serta memanjakan lidah tersebut.***

KONTEN UNIK DARI SPONSOR UNTUK ANDA
spot_img

Berita Terbaru

spot_img
spot_img

Berita Terkait