KABARCEPU.ID – Menghadapi permasalahan sampah rumah tangga yang kian pelik, Kecamatan Cepu meluncurkan inovasi berbasis pemberdayaan masyarakat.
Camat Cepu, Endah Ekawati, bersama tim secara aktif melakukan sosialisasi inovasi tersebut kepada pengurus Bank Sampah di seluruh 17 Desa/Kelurahan se-Kecamatan Cepu.
Camat yang akrab disapa “Mbak Eka” ini mengaku, sejumlah Bank Sampah yang dikelola mandiri oleh warga dinilai belum optimal.
“Setidaknya ada tiga aspek utama yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan Bank Sampah di Cepu,” ujar Endah Ekawati, Kamis 31 Juli 2025.
Pertama, menurut Eka, aspek kelembagaan. Pemerintah Kecamatan berupaya menciptakan struktur kepengurusan yang jelas, mulai dari direktur hingga manajer (pencatatan, pengembangan, perlengkapan).
“Tujuannya agar ada rentang kendali yang jelas dalam pengelolaan sampah,” jelas Endah Ekawati.
Kedua, lanjur dia, aspek penyimpanan. Prinsipnya, semakin cepat sampah tersalurkan (tidak menumpuk di bank sampah), semakin kecil potensi dampak negatif yang ditimbulkan.
Lalu Ketiga, aspek pencatatan. Transparansi hasil timbang sampah per anggota menjadi kunci untuk membangun kepercayaan.
Berdasarkan pertimbangan ketiga aspek itu, Tim Inovasi Kecamatan Cepu bersama Bank Sampah Induk Kecamatan meluncurkan program baru dengan tagline “Mas Harya Penangsang” (Manajemen Sampah Handal dan Terpercaya untuk Penanganan Stunting).
Endah Ekawati menekankan bahwa inovasi ini tidak hanya bertujuan memperbaiki manajemen bank sampah. “Lebih dari itu, kami ingin menumbuhkan kepedulian sosial masyarakat terhadap berbagai isu, salah satunya adalah stunting,” ujarnya.
Nama “Harya Penangsang” dipilih bukan tanpa alasan. Tokoh sejarah lokal Cepu ini merupakan simbol “keberanian”. “Maknanya, berani memulai sesuatu untuk perubahan lebih baik, termasuk dalam pengelolaan sampah,” kata Camat Cepu.
Inovasi “Mas Harya Penangsang” kata Camat, diharapkan menjadi terobosan signifikan dalam mengatasi tumpukan sampah rumah tangga sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah sosial seperti stunting, melalui mekanisme bank sampah yang lebih tertata, transparan, dan berdampak luas.
“Sosialisasi terus dilakukan ke seluruh bank sampah desa/kelurahan digencarkan untuk memastikan keberhasilan program ini,” tambahnya.***
