KABARCEPU.ID – Sebutan per-empuan sebenarnya berangkat dari suku kata empu yang memiliki makna ahli. Jika dikaji dari maknanya, bisa jadi yang sebenarnya layak mendapatkan predikat Empu justru adalah seorang perempuan. Dengan sebutan empu perempuan.
Lagi-lagi karena masyarakat kita lebih condong ke budaya patriarki, maka pada umumnya profesi seorang empu sekarang ini didominasi oleh laki-laki.
Perbincangan Keris memang tidak akan ada habisnya, terutama bagi kita pecinta barang satu ini. Keris merupakan benda yang bisa dianggap memiliki sisi historis, filosofis serta mistis. Sehingga tak jarang orang menganggap bahwa benda buatan empu ini adalah barang yang tidak bisa dianggap sepele.
Ketika kita berbicara soal Keris tentunya tak luput dari sang pembuat keris yang di kenal dengan sebutan Empu.
Seperti pada umumnya yang kita ketahui, profesi seorang pembuat keris atau empu rata-rata adalah laki-kaki.
Namun seiring berjalannya waktu kini muncul empu perempuan yang sampai saat ini sudah berhasil menelurkan karya- karyanya di dunia per-kerisan.
Empu Sombro disebut sebut sebagai empu perempuan yang dulu dengan kesaktiannya berhasil membuat keris di atas samudra dengan beralaskan selembar kain jarik.
Teknik pembuatan yang dilakukan hanya dengan memijat-mijat logam yang pada pada keris itu terdapat bekas pijatan tangan Nyi Sombro. Dari keris itu mengandung motif yang bisa dimaknai kesuburan, kedamaian dan kepemimpinan.
Dari Empu Sombro dan empu perempuan jaman dahulu, saat ini tidak ada larangan profesi empu diturunkan kepada generasi perempuan. Asalkan dia mampu membuat keris, tidak ada larangan.
Pembuatan keris dilakukan melalui berbagai macam tahapan yang tidak mudah, diantaranya diawali dengan wiwitan, nyepuh, mantra, baca doa dan masih banyak lagi.
Dari berbagai tahapan pembuatan keris yang njlimet. Sepertinya seorang perempuan tidak akan sanggup membuat sebuah keris. Karena dala prosesnya, dibutuhkan tenaga yang kuat untuk menempa logam.
Jiwa seni serta dibarengi hati yang bersih membuat sebuah keris memiliki nilai adiluhung yang tinggi.
Empu Perempuan tak Kalah Hebat
Namun pada pada kenyataannya, banyak empu perempuan yang benar-benar mampu membuat keris. Lengkap dengan warangka atau sarung keris. Tentunya unsur seni yang dihasilkan tidak kalah bagus dengan keris yang dibuat oleh empu laki-laki.
Lahirnya empu perempuan saat ini dikarenakan adanya kesadaran terhadap kelestarian budaya. Apalagi perempuan zaman sekarang sudah jarang sekali yang memiliki ghiroh untuk tetap mempertahankan warisan nenek moyang.
Maka keberadaan empu perempuan akan hilang. Meskipun keberadaan empu perempuan saat ini lebih mengacu pada konteks akademis, namun hal ini bisa menjaga keberadaan empu perempuan yang hampir punah.
Berbeda dengan empu perempuan zaman dahulu, mereka lebih mengacu pada konteks keraton. Mereka para empu perempuan memiliki keahlian yang sama dalam membuat kerajinan keris.
Para Empu dari golongan perempuan di Indonesia memiliki pandangan bahwa keris tidak identik dengan klenik ataupun mistis seperti pandangan kebanyakan masyarakat. Justru keberadaan keris bisa dikaji secara ilmiah.
Berbagai macam keris karya empu perempuan masing-masing memiliki tema tersendiri. Mereka bisa membuktikan bahwa tidak hanya laki-laki saja yang bisa menjadi empu, perempuanpun bisa setara dengan laki-laki dalam bidang pembuatan keris. Terdapat nilai adiluhung tersendiri ketika proses menempaan keris yang dibuat oleh empu perempuan.
Berdasarkan keterangan, Basuki, Dosen ISI sekaligus seorang Empu, banyak warga asing terutama dari Eropa yang ikut belajar membuat keris atau nyantrik kepadanya.
Keris karya putra putri Indonesia memiliki pasar di dunia. Sebilah keris memiliki harga yang sangat mahal apabila di jual di luar negeri. Orang luar negeri yang menaruh kekaguman dengan keris, rela datang ke Indonesia untuk belajar membuat keris.
Satu sisi banyak warga asing yang belajar budaya kita, namun disisi lain banyak juga masyarakat kita yang anti terhadap keris karena dianggap sebagai syirik. Keris yang semestinya memiliki nilai historis yang patut kita lesta