KABARCEPU.ID – Lapar adalah hal yang wajar selama puasa, tapi dengan beberapa tips dan trik, dapat menjalani puasa dengan lebih nyaman dan penuh semangat.
Mari kita jelajahi bersama cara-cara sederhana namun efektif untuk menjalani puasa dengan lebih nyaman.
Berikut penjelasan dari dr. Gammarinda Maghfirah, yang tayang di kanal YouTube Kata Dokter.
Jadi pada saat kita menahan lapar, tentunya kadar glukosa dalam tubuh kita menurun.
Nah, itu akan menurunkan produksi hormon ghrelin yang ada di dalam lambung sehingga tubuh terasa ingin makan yang banyak.
Namun, apabila hal tersebut bisa diatur dan dilatih, hormon ghrelin tersebut tidak terlalu dominan sehingga kita bisa tetap menjaga nafsu makan dengan baik.
Yang kedua, pada saat kita menahan lapar, tentunya kadar glukosa dalam tubuh juga menjadi lebih menurun.
Nah, pada saat penurunan kadar glukosa ini biasanya tubuh agak sedikit lemas karena gula juga menurun, sehingga kalori juga menurun.
Tapi tubuh tetap berusaha untuk menyeimbangkan itu dengan melakukan metabolisme pada cadangan glukosa.
Contohnya pada glikogen, dan pembakaran lemak yang ada dalam tubuh sehingga kalori dan tenaga tetap terjaga dengan baik meskipun pada kondisi puasa.
“Jadi, pada saat menahan lapar, karena kadar gula menurun, kita bisa mengalami yang namanya sinkop apabila kadar gula terlalu rendah,” kata dokter Gamma.
Sinkop di sini, maksudnya seperti pingsan karena memang gula yang tidak tercukupi bisa mengalami penurunan pada gula jaringan di otak.
Kemudian, tubuh juga bisa lemas karena asupan elektrolit berkurang, bisa juga terjadi dehidrasi.
Nah, pada saat dehidrasi ini juga tubuh bisa seperti demam padahal tidak demam karena tubuh sedang menyesuaikan suhu tubuh dikarenakan adanya kekurangan cairan.
Hal tersebut bisa diatasi dengan mengatur makan atau pola makan pada saat sahur dan akan dilanjutkan pada saat berbuka puasa.
Dengan cara mengkonsumsi makanan dan minuman yang sesuai untuk menggantikan kalori yang sudah terpakai, atau kalori yang hilang dan gula, yang kurang pada saat kondisi berpuasa.
Dikatakannya, metabolisme tetap terjadi di dalam tubuh. Namun, metabolisme lain seperti pembakaran gula yang seharusnya menjadi cadangan tubuh di otot, yaitu glikogen, itu diaktifkan untuk menghasilkan energi.
Kemudian lemak yang biasanya juga disimpan dalam bentuk deposit lemak di tubuh, juga bisa aktif untuk dimetabolisme menghasilkan energi.
Sehingga bagus untuk pasien-pasien dengan hiperlipidemia atau kelebihan berat badan. Karena hal ini bisa cenderung menurunkan berat badan menjadi lebih ideal.
dr. Gamma juga menjelasakan terkait bahaya saat menjalankan puasa.
Tanda bahaya yang pertama, apabila tubuh mengalami hipoglikemia.
Mungkin seperti badan gemetar, kemudian pandangan menjadi gelap, lalu rasanya ingin seperti pingsan.
Itu perlu diperhatikan, apabila kadar gulanya terlalu rendah juga bisa berbahaya. Karena otak juga butuh asupan gula atau kalori agar bisa tetap berpikir dan mempertahankan kestabilan tubuh.
Kemudian, pada saat urin berkurang pengeluarannya itu juga perlu menjadi tanda bahaya karena berarti ada dehidrasi berat yang terjadi pada tubuh.
Selain kencing berkurang, jumlahnya atau volumenya juga bisa ditandai dengan warna urin yang sangat pekat kecoklatan. Itu juga tanda bahwa tubuh mengalami dehidrasi berat.
Jadi, apabila tubuh mengeluarkan sinyal atau tanda-tanda tidak nyaman dalam tubuh yang dalam arti bisa mengganggu kesehatan, tentu harus segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
“Apakah puasanya masih bisa dilanjutkan atau tidak karena ini berhubungan dengan keselamatan diri,” ungkap dokter Gamma dalam kanal tersebut.
Tips Menahan Lapar Saat Puasa
dr. Gamma menjelaskan, sebaiknya kita perlu mengatur makanan, apa yang boleh kita konsumsi saat sahur dan makanan apa yang dikonsumsi saat berbuka.
Sebaiknya, pada saat sahur kita mengkonsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks atau karbohidrat yang sulit diolah dalam tubuh. “Seperti nasi merah, kemudian gandum, nah kemudian sayur-sayuran atau mungkin protein yang kompleks,” ungkapnya.
Kenapa? Agar tidak terlalu cepat pengolahannya sehingga bisa bertahan lama kalori di dalam tubuh.
Menghindari makanan yang mengandung gula atau karbohidrat sederhana yang cepat diolah dan cepat habis dalam proses metabolisme.
“Pada saat sahur juga kita harus memastikan asupan cairan yang tercukupi. Dimana puasa atau tidak, kita harus tetap mengkonsumsi air dengan kadar minimal 2 liter per hari,” kata dia.
Konsumsi air itu pun harus dibagi. Pada saat sahur mungkin bisa minum dua sampai tiga gelas endekati imsak.
Kemudian nanti pada saat berbuka minum bisa tiga gelas, dan sebelum tidur bisa mengkonsumsi kurang lebih juga tiga gelas. Sehingga asupan cairan dalam satu hari itu tetap memenuhi kebutuhan yang ada.
Kemudian pada saat berbuka puasa, disarankan makan makanan yang cepat diolah oleh tubuh.
Seperti makanan yang mengandung gula. Bisa dibuka dengan kurma. Karena kurma itu mengandung gula yang cepat menghasilkan kalori atau tenaga bagi tubuh.
Selain kurma, juga bisa makanan lain yang manis yang mengandung karbohidrat sederhana, misalkan nasi putih dengan lauk tentunya.
Tidak megonsumsi makanan yang bersifat iritasi kepada lambung, seperti makanan pedas, asam, dan santan. “Itu adalah makanan yang wajib dihindari pada saat berpuasa,” kta dr. Gammarinda Maghfirah.
Kemudian, minuman manis juga disarankan pada saat berbuka dengan mengandung satu sampai dua sendok teh gula atau gula pengganti pada kondisi diabet.
Intinya, makanan yang kita makan pada saat sahur dan buka, itu akan menentukan bagaimana puasa kita bisa berlangsung dengan baik dengan tetap menjaga makanan dengan pola gizi seimbang.
Jangan lupa, kaya dokter Gamma bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar. Tapi juga tentang pengendalian diri dan meningkatkan spiritualitas.
“Semoga puasa kita menjadi lebih nyaman dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi tubuh kita dan jiwa kita kamu berhak sehat,” pungkasnya. ***