Asosiasi Produser Drama Korea Gelar Pertemuan Bahas Krisis Industri Drama

Asosiasi Produser Drama Korea Gelar Pertemuan Bahas Krisis Industri Drama

Petugas penyiaran yang menghadiri pertemuan tersebut sepakat bahwa pedoman biaya penampilan yang masuk akal dan berkelanjutan harus ditetapkan sebagai hal yang mendesak. Salah satu usulan adalah pembayaran biaya penampilan berdasarkan jumlah hari pembuatan film dan jam pembuatan film, bukan dibayar per episode.

“Saat mempersiapkan proyek baru-baru ini dan melanjutkan casting, para aktor mengenakan biaya sebesar 400 juta KRW (300.000 USD), 650 juta KRW (487.000 USD), dan 700 juta KRW (500.000 USD) per episode,” kata seorang peserta pertemuan.

Biaya yang kini dipusatkan pada platform OTT global seperti Netflix, menghadirkan tantangan tersendiri. “Kenyataannya, kami membayar lebih dari apa yang diberitakan di media atau artikel,” kata seorang pejabat perusahaan produksi.

Salah satu peserta berkata, “Di Tiongkok, kita tahu bahwa bayaran aktor tidak boleh melebihi 40% dari total biaya produksi, dan bayaran aktor utama tidak boleh melebihi 70% dari total biaya produksi.”

Pejabat perusahaan produksi lainnya berkata, “Apakah itu berdiskusi dengan perusahaan atau kebijakan manajemen, dia berargumen, “Kami memerlukan solusi segera, baik itu sebuah organisasi atau bukan.”

Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi, termasuk:

  • Menetapkan pedoman biaya penampilan yang masuk akal dan berkelanjutan
  • Mendorong perusahaan produksi untuk bekerja sama dalam negosiasi dengan aktor
  • Mendorong pemerintah untuk mendukung industri drama Korea

Asosiasi Produser Drama Korea berharap rekomendasi tersebut dapat membantu mengatasi krisis dalam industri drama Korea dan memastikan lebih banyak drama berkualitas tinggi dapat diproduksi di masa depan.***

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA