KABARCEPU.ID – Pemerintah Kabupaten Blora, tahun 2023 ini segera melaksanakan penanganan masalah banjir di Cepu.
Anggaran paket proyek pekerjaan untuk menangani banjir di Cepu, telah disiapkan dalam APBD Kabupaten Blora tahun 2023. Dengan total pagu anggaran Rp9,5 Miliar.
Sementara, baru ada dua konsentrasi dalam upaya menangani penyebab banjir di Cepu dengan menggunakan anggaran tersebut. Kawasan Tukbuntung dan sebagian Kawasan Ngareng.
Untuk Kawasan Tukbuntung dan sekitarnya, paket pekerjaan yang dilaksanakan diantaranya Pembangunan Embung Nglebok – Cepu dengan pagu anggaran Rp4 miliar.
Kemudian, Pembangunan Tanggul Pengendali Banjir Kelurahan Cepu dengan pagu anggaran Rp250 juta.
Selanjutnya, Pembangunan Saluran Pengendali Banjir Kelurahan Cepu dengan pagu anggaran Rp2 miliar.
Serta Pembangunan Tanggul Pengendali Banjir Kelurahan Balun dengan pagu anggaran Rp250 juta.
Kemudian, normalisasi saluran air yang masuk sebagian Kawasan Ngareng, tepatnya saluran air seputaran pertigaan Kapur Tulis melintasi Sorogo sampai sungai.
Untuk paket pekerjaan di Kawasan Ngareng ini, disiapkan anggaran sebesar Rp3 miliar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Sam Gautama Karnajaya, menyebutkan, ini adalah upaya dari Pemkab Blora untuk penanganan banjir di Cepu.
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan, pihaknya melakukan sosialisasi kepada perwakilan warga Kelurahan Cepu dan Kelurahan Balun, di Pendapa Kantor Kecamatan Cepu, pada Selasa 21 Maret 2023.
Mereka berada di Kawasan Tukbuntung, termasuk didalamnya adalah warga di sekitar bantaran sungai. Atau akrab sebut masyarakat sebagai Kali Putat.
Rencananya, sepanjang Kali Putat akan dilakukan pengerukan endapan. Serta normalisasi. Untuk meminimalisir terjadinya banjir saat turun hujan lebat.
Diketahui, setiap terjadi hujan lebat dengan durasi lama, banjir di Cepu tidak bisa dihindari.
Lebih lanjut, Sam Gautama, menjelaskan, sosialisasi ini dilakukan dalam rangka meminta dukungan warga dan persetujuan warga terdampak. Sebelum lelang dimulai.
Sebab, tidak menutup kemungkinan sedikit atau banyak mengganggu aktivitas warga. “Untuk itu kami mohon maaf,” ujarnya.
Ada bangunan rumah yang pada pelaksanaan pekerjaan, akan terkena imbasnya. “Tapi mudah-mudahan tidak,” ujarnya.
Disampaikan, ada bangunan yang berdiri diatas kali. Tentunya ini juga menjadi pertimbangan. “Di sana nanti, ada endapan yang harus dikeruk, untuk melancarkan aliran air,” ujarnya.
Andaikan warga tidak setuju, lanjut dia, kemungkinan lelang tidak akan dilakukan. “Karena dukungan warga ini sangat penting,” ujarnya.
Dia melanjutkan, setelah dilakukan sosialisasi dengan warga dan warga Kelurahan Cepu dan Kelurahan Balun, juga akan dilakukan sosialisasi dengan warga di sepanjang Jalan Sorogo.
Disampaikan, lokasi Jalan Sorogo ini mungkin agak lebih sulit. Sebab, banyak bangunan liar permanen yang berdiri diatas saluran air.
“Itukan rencana akan dikeruk lalu dicor dan dipasang Udit. Untuk memperlancar aliran air. Anggaran sekitar Rp3 miliar,” ungkapnya.
Dia tidak memungkiri jika akan mengganggu aktivitas warga yang memiliki bangunan diatas saluran air.
Sejumlah titik banjir di Cepu, juga sudah masuk dalam usulan. Seperti di kawasan Jalan Giyanti dan Jalan Pemuda.
Warga RW 9 Kelurahan Cepu, Timbul, mengaku setuju dengan rencana pemerintah melakukan penanganan banjir di Cepu.
“Kami setuju, pekerjaannya jangan main-main. Kita wajib mengawasi,” kata Timbul.
Jika pekerjaan baik, lanjut dia, banjir bisa teratasi. Untuk konsultan, menurut dia, jangan takut untuk mengajak RT setempat untuk meminta pertimbangan. “Karena RT yang paling dituakan di lingkungan,” jelasnya.***