KABARCEPU.ID – Terletak di jantung kota Cepu, Jawa Tengah, berdiri kokoh sebuah bangunan tua yang memancarkan aura kemegahan kolonial.
Bangunan ini, yang kini dikenal sebagai Kantor Pegadaian Cepu, menyimpan kisah panjang dan penuh lika-liku.
Dibangun pada tahun 1911, bangunan ini menjadi saksi bisu peradaban dan perkembangan ekonomi di wilayah Cepu.
Arsitekturnya yang khas Indisch, dengan detail rumit dan material kokoh, membawa kita kembali ke era kejayaan kolonial Belanda.
Mari kita telusuri jejak kemegahan kolonial dalam kisah Bangunan Pegadaian Cepu yang bersejarah ini.
Nilai Budaya dan Sejarah yang Tinggi
Bangunan Pegadaian Cepu merupakan salah satu bangunan cagar budaya dari era kolonial terpenting di Kabupaten Blora. Keaslian, keindahan, dan keterawatannya menjadikannya bukti sejarah yang tak ternilai.
Dibangun pada tahun 1911, bangunan ini telah berusia lebih dari 113 tahun. Meski telah mengalami beberapa renovasi, bangunan ini masih mempertahankan keasliannya.
Gaya Arsitektur Indisch yang Kental
Bangunan Pegadaian Cepu memiliki gaya arsitektur Indisch yang kental. Tata ruang dan eksteriornya dirancang dengan indah dan penuh detail.
Ruang teras dan ruang tunggu yang mengedepankan privasi nasabah menunjukkan bahwa Cepu pada masa itu merupakan kota bisnis, industri, dan perdagangan yang ramai.
Struktur dan Keunikan Bangunan
Struktur beton baja dengan pintu dan jendela besar memungkinkan sirkulasi udara yang baik. Konsol antik di bagian luar berfungsi untuk menampung air hujan dan sinar matahari berlebih, sekaligus melindungi pejalan kaki dari air hujan.
Salah satu keunikan bangunan ini adalah hiasan kemuncak bangunan, berupa penunjuk arah angin yang disebut windwijwe atau windvaan.
Simbol Status dan Kearifan Lokal
Hiasan pada bangunan ini juga menjadi simbol status dan kearifan lokal. Bentuk atap yang terjal dan hiasannya dipercaya dapat mengusir roh jahat. ***