Cepu  

Legenda Kuda Gagak Rimang: Warisan Budaya dan Identitas Masyarakat Cepu

Legenda Kuda Gagak Rimang: Warisan Budaya dan Identitas Masyarakat Cepu

Ia berjalan ke arah timur dan akhirnya sampai di tempat Riman bertarung.

Mengetahui Arya Penangsang menunggangi kuda milik anaknya, Soreng Pati, ayah Riman, menjadi marah dan menuduhnya merampas kuda tersebut.

Soreng Pati dan gerombolannya berniat menyerang Arya Penangsang.

Namun, secara ajaib, kekuatan mereka sirna dan mereka terduduk seakan-akan dipaksa untuk menghormat.

Mereka tetap duduk dengan tatapan tajam kepada Arya Penangsang.

Asal-usul Nama “Gagak Rimang”

Arya Penangsang kemudian menanyakan siapa pemilik kuda hitam itu.

Soreng Pati dan gerombolannya menjawab serentak, “Riman.”

Mendengar jawaban tersebut, Arya Penangsang menamai kuda itu “Gagak Rimang”.

Nama ini dipilih karena kuda tersebut memiliki bulu hitam mulus laksana burung gagak dan sebelumnya dimiliki oleh Rimang.

Legenda Kuda Gagak Rimang, Warisan Budaya dan Simbol Identitas

Legenda Kuda Gagak Rimang bukan hanya cerita rakyat biasa, tetapi juga warisan budaya yang penting bagi masyarakat Cepu.

Kuda Gagak Rimang melambangkan keberanian, kesetiaan, dan kekuatan yang diwariskan oleh para leluhur.

Legenda ini menjadi pengingat bagi masyarakat Cepu untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan mereka.

***

 

Sumber: dari berbagai sumber

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

KONTEN PILIHAN UNTUK ANDA