Kepala SMP Negeri 4 Cepu Berharap Jalur Afirmasi dalam PPDB Dihapus

KABARCEPU.ID – Kepala SMP Negeri 4 Cepu, Suyitno, menyoroti dampak sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) terhadap pendidikan di Indonesia.

Menurutnya, meskipun bertujuan untuk pemerataan akses pendidikan, sistem ini membutuhkan banyak pembenahan untuk memastikan efektivitasnya.

“Karena sistem PPDB beberapa tahun belakangan ini, saya melihat bahwa pendidikan saat ini tidak semakin baik, tetapi justru semakin terpuruk. Semangat anak-anak dalam belajar turun drastis karena mereka merasa sekolah tidak lagi memiliki goal atau tujuan yang jelas,” ungkap Suyitno pada KabarCepu.

Ia mengusulkan agar prosentase zonasi dikurangi menjadi 2,5 persen. “Hal ini bertujuan agar warga sekitar sekolah tetap memiliki kesempatan mendaftar tanpa harus bersaing terlalu ketat dengan siswa dari zona yang lebih jauh,” jelasnya.

Selain itu, Suyitno mengusulkan penghapusan jalur afirmasi dalam PPDB. “Semua calon peserta didik sebaiknya diperlakukan sama. Tujuan menghilangkan jalur afirmasi adalah untuk mendorong kecerdasan berpikir anak,” ujar mantan Kepala SMP Negeri 2 Sambong ini.

Menurutnya, calon peserta didik harus bisa berpikir cerdas dan tangkas dalam menghadapi persaingan, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan di masa depan,” tambahnya.

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

Sebagai seorang pendidik berpengalaman, Suyitno adalah alumni IKIP Negeri Semarang dan pernah menjadi juara Guru Berprestasi tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008. Sebelum memimpin SMP Negeri 4 Cepu, ia juga pernah mengajar di SMP Negeri 2 Bangsri, Jepara.

Melihat perkembangan sistem pendidikan saat ini, Suyitno menekankan pentingnya pembenahan dalam PPDB ke depan.

“Sistem ini perlu dievaluasi agar mampu meningkatkan kualitas pendidikan, tidak hanya fokus pada pemerataan akses. Kami harus menciptakan lingkungan pendidikan yang memotivasi siswa untuk belajar dan memiliki tujuan yang jelas,” katanya.

Suyitno juga menegaskan bahwa meskipun jumlah pendaftar banyak, sekolah favorit tidak perlu menambah kuota penerimaan.

“Sekolah favorit mempertahankan kuota yang ada, misalnya 200 siswa untuk lima kelas. Namun, hasil prestasi calon siswa tetap menjadi nilai tambah dalam seleksi,” ujarnya.***

KONTEN UNIK DARI SPONSOR UNTUK ANDA

Berita Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img

Berita Terkait

Dari Jumat Berkah hingga Water Rescue, KMC Hadir untuk Cepu

KABARCEPU.ID - Komunitas Masyarakat Cepu (KMC) resmi memiliki 21 pengurus baru yang dikukuhkan pada Jumat, 14 Januari 2025, di...

24 Tim Siap Ikuti Turnamen Futsal Antar Pelajar SMP dan MTs

KABARCEPU.ID – Sebanyak 24 tim siap mengikuti Turnamen Futsal Antar Pelajar tahun 2025 tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)...

Tutup Tahun: Mahasiswa KKN Pintar Unugiri Kelompok 38 Desa Kapuan Sukses Gelar Pengajian Umum dan Gebyar Sholawat

KABARCEPU.ID - Kelompok 38 KKN Pintar Unugiri (Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri) sukses menyelenggarakan acara besar yakni pengajian...

Keuntungan E-Warung Diduga Dinikmati Pengurus BKM Makmur Santosa untuk Rekreasi

KABARCEPU.ID - Dalam Rembug Warga Tahunan, terungkap dugaan bahwa keuntungan dari e-warung digunakan oleh pengurus BKM Makmur Santosa...

Kepala Kelurahan Cepu Mediasi Dugaan Korupsi di BKM Makmur Santosa

KABARCEPU.ID - Kepala Kelurahan Cepu, Eki Novita, saat ini sedang berusaha memediasi kedua belah pihak yang berselisih paham...

Masyarakat Cepu Tak Terima Laporan Keuangan BKM Makmur Santosa

KABARCEPU.ID - Sampai saat ini, Ketua RW 08 Kelurahan Cepu, Nugroho dan warga Kelurahan Cepu belum pernah menerima...

Warga Kelurahan Cepu Pertanyakan Transparansi Pengelolaan Dana BKM Makmur Santosa

KABARCEPU.ID - Ketua RW 08 Kelurahan Cepu, Nugroho, menduga adanya praktik korupsi dalam pengelolaan dana BKM Makmur Santosa. BKM...

Dugaan Praktik Korupsi di BKM Makmur Santosa Kelurahan Cepu

KABARCEPU.ID - Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Santosa di Kelurahan Cepu, Kecamatan Cepu, Blora, diduga tidak transparan dalam...