KABARCEPU.ID – Ratusan jamaah memadati Masjid Al Hikmah Muhammadiyah Cepu pada Ahad pagi untuk mengikuti kajian rutin yang mengangkat tema “Kematian Merupakan Hakikat yang Menakutkan”, Minggu 3 November 2024.
Kajian berlangsung dari pukul 06.00 hingga 07.00 WIB dengan narasumber Ustaz Bambang Supriyono, seorang pendakwah yang dikenal luas di kalangan masyarakat Cepu dan sekitarnya.
Kajian dimulai dengan pertanyaan reflektif: apakah benar bahwa kematian adalah hakikat yang menakutkan?
Ustaz Bambang Supriyono menjelaskan bahwa ketakutan tersebut memang beralasan, terutama saat menghadapi sakaratul maut, proses yang digambarkan sebagai saat-saat yang penuh dengan kengerian dan cobaan berat bagi manusia.
“Cukuplah mati itu sebagai guru atau pelajaran,” ungkapnya, mengutip hadis riwayat Ath Thabrani.
Dalam ceramahnya, Ustaz Bambang Supriyono menekankan pentingnya menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan ma’rifatullah, yakni pengenalan yang mendalam kepada Allah.
Ia menekankan bahwa tujuan hidup manusia bukan hanya sekadar menjalankan kewajiban ibadah, melainkan melakukannya dengan segenap totalitas dan kesungguhan.
“Beramal tidak boleh hanya sekadar menggugurkan kewajiban, melainkan harus dilakukan dengan maksimal dan penuh keikhlasan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ustaz Bambang Supriyono menyampaikan bahwa setiap amal dan jihad harus disertai totalitas dan pengorbanan.
Hidup dengan tekad untuk mencapai ridha Allah dan mati dalam keadaan syahid adalah pencapaian tertinggi bagi seorang Muslim.
“Kematian syahid adalah kematian yang paling mulia di sisi Allah,” ujarnya, seraya mengajak jamaah untuk mempraktikkan amal-amal yang paripurna.
Mengakhiri kajian, Ustaz Bambang Supriyono menegaskan bahwa orang yang cerdas bukanlah yang hanya pandai dalam urusan duniawi, melainkan mereka yang selalu mengingat kematian dan menyiapkan bekal terbaik untuk menghadapinya.
“Orang yang paling pintar adalah orang yang senantiasa mengingat kematian dan berusaha menyiapkan dirinya sebaik mungkin,” katanya dengan penuh kesungguhan, diiringi dengan pandangan penuh makna kepada para jamaah.
Resonansi dari pesan ini tercermin dalam antusiasme jamaah yang hadir, baik dari kalangan Muhammadiyah maupun masyarakat umum.
Dengan kajian ini, Ustaz Bambang Supriyono berharap, jamaah dapat merefleksikan hakikat kematian sebagai pengingat untuk selalu meningkatkan kualitas ibadah dan amal kebaikan dengan totalitas penuh.***