KABARCEPU.ID – Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Peternakan, Prof Ali Agus, menyatakan bahwa sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih aman untuk dikonsumsi.
Namun, ia menegaskan bahwa pengolahannya harus dilakukan sebelum sapi tersebut mati.
Selama ini kata dia, tidak ada persoalan. Jadi kalau sapi misalnya parah (terkena PMK) belum mati, bisa dipotong dagingnya masih bisa dikonsumsi.
“Tapi jangan dipotong setelah mati, itu namanya bangkai,” jelasnya saat berada di LPPL Gagak Rimang, Blora, Senin 6 Januari 2025.
Prof Ali Agus, yang juga Guru Besar Ilmu Peternakan Universitas Gajah Mada, menjelaskan bahwa sapi yang terkena PMK pada kaki biasanya susah berdiri.
Ia menyarankan untuk segera menyembelihnya sebelum sapi tersebut mati.
“Sapi kan bisa di atas 500 kilo, 700 kilo, bahkan ada yang 1 ton, itu kalau kaki kena tidak bisa berdiri, akhirnya ambruk, penanganannya kan susah. Kadang-kadang kan eman-eman, sapi bisa mati. Sebelum mati itu bisa dipotong. Aman dikonsumsi,” jelasnya.
Prof Ali mengimbau kepada peternak sapi agar tidak panik ketika sapi terindikasi PMK dan segera melakukan langkah penyembuhan.
“Jangan panik, kita pengalaman dua tahun yang lalu. Ini ada upaya-upaya proses penyembuhan, kalau tidak sembuh bisa dipotong dan dimanfaatkan dagingnya,” tambahnya.
Laporan Kasus PMK di Kabupaten Blora
Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora melaporkan bahwa selama bulan Desember 2024 hingga 4 Januari 2025, jumlah sapi yang terkena PMK mencapai 360 ekor.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) DP4 Blora, drh. Rasmiyana, menjelaskan bahwa semua kasus tersebut telah ditangani dengan cepat dan intensif oleh petugas kesehatan hewan.
“Kita sudah siap siaga,” ujar drh. Rasmiyana pada Selasa 7 Januari 2025.
Sementara itu, Kepala DP4 Kabupaten Blora, Ngaliman, menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam menangani wabah PMK.
Selain penanganan langsung, DP4 juga terus mengedukasi peternak sapi agar melakukan vaksinasi.
“Teman-teman kita sudah siap semuanya. Kemarin ketika ada laporan kemudian terus kita tindaklanjuti. Insyaallah mudah-mudahan dengan mengedukasi petani untuk dilakukan vaksinasi,” jelas Ngaliman.
Untuk diketahui, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi mulai banyak ditemukan di sejumlah daerah.