KABARCEPU.ID – Jalur kereta api Cepu Blora yang melintasi hutan jati nan eksotis dan lebat memiliki sejarah yang panjang dan kaya.
Dibangun pada era kolonial Belanda pada tahun 1901, jalur kereta api Cepu Blora menjadi tulang punggung transportasi antara dua kota penting di kabupaten tersebut.
Kereta api Cepu-Blora berperan penting dalam mendukung industri perkebunan, perminyakan, dan aktivitas ekonomi lainnya di wilayah ini selama puluhan tahun.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman serta berbagai faktor, jalur ini perlahan-lahan ditinggalkan atau dinonaktifkan tepatnya pada tahun 1984.
Selama bertahun-tahun, rel kereta api ini terbengkalai dan hanya dimanfaatkan sesekali untuk keperluan tertentu seperti wisata loco tour milik Perhutani Cepu.
Kini, setelah sekian lama terbengkalai, jalur kereta api Cepu-Blora kembali mendapat perhatian.
Pemerintah Kabupaten Blora, bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), berencana untuk mereaktivasi jalur bersejarah ini.
Rencana ini tidak hanya bertujuan untuk menghidupkan kembali konektivitas antara dua kota tersebut, tetapi juga untuk menghadirkan solusi transportasi yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan.
Salah satu moda utama dalam rencana reaktivasi jalur kereta api Cepu-Blora ini adalah penggunaan teknologi trem listrik berbasis energi baru dan terbarukan.
Perihal ini diungkap oleh Teguh Yuwono, salah satu Tim TLC (Trem Listrik Cepu) yang juga sebagai Dosen di Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe atau STTR Cepu.
Teguh menuturkan bahwa reaktivasi jalur kereta api bersejarah ini merupakan rencana nasional bagian dari program pemerintah di tahun 2030.
Reaktivasi jalur kereta api Cepu-Blora ini sudah masuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) Tahun 2018, sehingga juga dimasukkan dalam RJPMD Kabupaten Blora Tahun 2021-2026.
Studi kelayakan terkait reaktivasi jalur kereta api Cepu-Blora ini, lanjut Teguh, juga telah dilakukan oleh tim ahli gabungan dari STTR Cepu dan alumni Departemen Teknik Elektro dan Departemen Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
“Kita membutuhkan moda transportasi massal terpadu, merata, energi efisien, berkeadilan dan ramah lingkungan di Kabupaten Blora. Maka reaktivasi ini sangat dibutuhkan,” kata Teguh, Minggu, 23 Juni 2024.
Teguh menambahkan, reaktivasi rel kereta api ini sebagai bentuk tersedianya konektivitas infrastruktur transportasi di wilayah Kabupaten Blora.
Berbeda dengan lokomotif diesel atau uap yang digunakan di masa lalu, trem listrik modern akan menjadi andalan dalam mengoperasikan jalur kereta api Cepu-Blora di masa depan.
Trem listrik menggunakan energi listrik sebagai sumber dayanya, sehingga lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar dan menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan lokomotif berbahan bakar fosil.
Dengan menggunakan listrik sebagai sumber daya, trem listrik tidak menghasilkan emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan.
Hal ini berkontribusi pada upaya pengurangan polusi udara dan emisi karbon di wilayah Cepu-Blora.
Rencana reaktivasi jalur kereta api Cepu-Blora dengan trem listrik modern ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan sistem transportasi yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan di Kabupaten Blora.
Kerja sama antara Pemerintah Daerah dan PT PLN sebagai pendukung infrastruktur tenaga listrik dalam merealisasikan proyek ini menjadi kunci utama dalam mewujudkan mimpi ini.
Kehadiran jalur kereta api Cepu-Blora yang teraktivasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar koridor, membuka peluang bagi pengembangan industri, pariwisata, dan aktivitas ekonomi lainnya.
Dengan adanya komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat, diharapkan reaktivasi jalur kereta api Cepu-Blora dapat segera terwujud.
Tidak hanya sebagai solusi transportasi, tetapi juga sebagai katalisator bagi pembangunan ekonomi dan peningkatan destinasi wisata di wilayah tersebut.
Jalur kereta api Cepu-Blora yang teraktivasi dengan trem listrik modern akan menjadi simbol kebangkitan dan kemajuan ekonomi bagi wilayah Kabupaten Blora.**