25.2 C
Cepu
Sabtu, Maret 1, 2025
BerandaRagamApakah Bakal Serentak! Awal Ramadhan 2025 Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah

Apakah Bakal Serentak! Awal Ramadhan 2025 Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah

-

KABARCEPU.ID – Penentuan awal Ramadhan 2025 menjadi salah satu hal yang dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Di Indonesia, terdapat dua ormas besar yang memiliki cara dan metode tersendiri dalam menentukan awal Ramadhan 2025, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan, di mana umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan.

Setiap tahun, penentuan awal bulan Ramadhan menjadi perhatian besar, apalagi bagi masyarakat yang ingin menjalankan ibadah puasa dengan penuh khidmat.

Penentuan awal Ramadhan sering kali berbeda-beda antara pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah. Pada tahun 2025, diskusi ini kembali mengemuka menjelang tiba bulan suci tersebut.

Penentuan Awal Ramadhan 2025 oleh Pemerintah
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) memiliki tugas untuk menetapkan awal bulan Ramadhan berdasarkan hasil pemantauan hilal (bulan sabit) atau disebut Rukyatulhilal.

Pendekatan ini melibatkan pengamatan fisik hilal di berbagai lokasi di Indonesia, serta mempertimbangkan data astronomi yang melibatkan para pakar, ulama, dan perwakilan organisasi masyarakat

KONTEN MENARIK UNTUK ANDA

Setiap tahun, pemerintah mengadakan sidang isbat untuk menentukan awal bulan Ramadhan. Keputusan ini diambil dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk ulama dan astronom.

Untuk tahun 2025, pemerintah memprediksi awal Ramadhan jatuh pada tanggal 1 Maret. Namun, keputusan akhir akan ditentukan berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar pada tanggal 28 Februari 2025, dengan mempertimbangkan apakah bulan telah terlihat secara nyata di seluruh wilayah Indonesia.

Penentuan Awal Ramadhan 2025 oleh NU atau Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama atau NU, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki tradisi dalam penentuan awal bulan berdasarkan metode rukyatul hilal serta hisab (perhitungan).

Hisab adalah perhitungan astronomis berdasarkan posisi bulan dan matahari, sementara rukyat adalah pengamatan langsung terhadap bulan.

Dalam pandangan NU, filsafat rukyat tidak hanya berdasar pada hasil perhitungan, tetapi lebih pada pengalaman kolektif umat Islam. Jika hilal terlihat, NU akan menetapkan awal Ramadhan pada hari tersebut.

Dalam konteks Ramadhan 2025, NU diperkirakan akan mengikuti pendekatan serupa dengan pemerintah yakni awal Ramadhan 1446 Hijriyah jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025.

Penetapan ini dilakukan oleh Lembaga Falakiyah PBNU. Proses penetapan dilakukan serentak di beberapa titik, seperti pinggiran pantai yang menghadap barat atau gedung-gedung tinggi di ufuk barat.

Namun, NU juga menyerukan kepada masyarakat untuk taat pada keputusan hasil sidang isbat Kemenag, sebagai bentuk kerja sama dan kesatuan dalam menjalankan ibadah puasa secara khusyuk.

Penentuan Awal Ramadhan 2025 oleh Muhammadiyah
Muhammadiyah memiliki metode yang berbeda, yaitu lebih mengedepankan perhitungan astronomi yang lebih sistematis untuk menentukan awal Ramadhan. Metode ini mengandalkan perhitungan astronomis yang akurat untuk mengetahui kapan bulan baru mulai terlihat.

Dalam konteks penentuan awal Ramadhan, Muhammadiyah mengacu pada kriteria tertentu yang telah ditetapkan, di mana bulan baru dianggap telah terjadi jika tinggi hilal (bulan sabit) mencapai minimal 2 derajat di atas ufuk.

Melansir dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, disampaikan bahwa Muhammadiyah, telah menetapkan awal puasa Ramadhan 1446 Hijriah akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Penetapan ini berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah dikeluarkan oleh Muhammadiyah sejak 1 Muharram 1446 Hijriah.

Dengan segala persiapan yang matang, bulan Ramadhan 2025 diharapkan dapat berjalan dengan baik dan penuh makna tanpa memandang adanya perbedaan.

Bagi umat Islam, puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sebagai momen refleksi diri, peningkatan ibadah, dan pencarian keberkahan.***

KONTEN UNIK DARI SPONSOR UNTUK ANDA
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Terbaru

Trending Minggu Ini

Artikel Terkait