7 Kuliner Ayam Khas Nusantara Paling Populer

KABARCEPU.ID – Ayam Betutu, Ayam Taliwang, Ayam Woku, Ayam Kalasan, Ayam Pop, Ayam Nasu Palekko, dan Ayam Cincane merupakan tujuh dari sekian banyak kuliner ayam khas nusantara yang sangat populer.

Tujuh kuliner ayam khas nusantara ini tak hanya populer di Indonesia, namun juga sangat populer di mata dunia karena memiliki nilai budaya tinggi.

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan kuliner yang luar biasa, ragam bumbu, teknik memasak, dan tradisi kuliner yang berbeda setiap daerah menghasilkan hidangan-hidangan khas yang memiliki cita rasa kuat dan identitas lokal yang jelas.

Salah satu bahan yang paling sering dimodifikasi dan dikreasikan dalam tradisi kuliner Nusantara adalah daging ayam, baik dalam bentuk goreng, bakar, asap, maupun kuah.

Berikut tujuh kuliner ayam khas nusantara yang sangat populer yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Ayam Betutu (Bali)
Ayam Betutu berasal dari Bali, terutama populer di daerah Klungkung dan Gianyar. Hidangan ini erat kaitannya dengan upacara adat dan perayaan keluarga sehingga memiliki posisi penting dalam tradisi kuliner Bali.

Ayam Betutu memiliki cita rasa kompleks—pedas, harum, dan gurih—dengan tekstur daging yang empuk karena proses pemasakan yang lama.

Teknik tradisional melibatkan pembumbuan ayam dengan bumbu genep khas Bali, pembungkusan rapat (biasanya menggunakan daun pisang), lalu memasak dalam tungku tanah (jarang) atau mengukus dan memanggang dalam waktu lama sehingga bumbu meresap sempurna.

Ayam Betutu biasanya disajikan utuh atau dipotong bersama nasi putih hangat, plecing kangkung atau sayur urap, dan sambal matah atau sambal terasi. Cocok untuk acara keluarga atau persembahan adat.

Ayam Betutu menonjolkan filosofi kuliner Bali: keseimbangan antara pedas-manis-harum dan penggunaan bahan segar serta teknik memasak tradisional yang mempertahankan kekayaan rasa asli bumbu.

2. Ayam Taliwang (Lombok)
Ayam Taliwang berasal dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Awalnya hidangan kerajaan, kini menjadi ikon kuliner Lombok yang tersebar luas hingga kancah nasional.

Hidangan ini terkenal sangat pedas dan beraroma bakaran. Teknik memasaknya biasanya dengan memanggang atau membakar ayam yang telah dibumbui, sehingga menghasilkan aroma panggang yang khas.

Ayam Taliwang disajikan dengan nasi putih, plecing kangkung, dan sambal tambahan. Sering dinikmati bersama keluarga atau sebagai menu restoran khas Lombok.

Keunikan Ayam Taliwang terletak pada intensitas pedas dan penggunaan terasi sebagai penguat rasa, dipadukan teknik panggang yang memberi dimensi asap pada daging ayam.

3. Ayam Woku (Manado)
Ayam Woku berasal dari Sulawesi Utara, khususnya Manado. Masakan ini merupakan bagian dari tradisi kuliner Minahasa yang kaya akan rempah dan cita rasa kuat.

Ayam Woku memiliki rasa segar, pedas, dan aromatik — berkat rempah-rempah segar seperti daun kemangi, daun pandan, dan serai. Biasanya dimasak dengan cara menumis bumbu, lalu direbus atau dikukus bersama bumbu hingga meresap.

Disajikan hangat dengan nasi putih, sering ditemani sambal dabu-dabu (sambal khas Manado) untuk menambah sensasi pedas dan segar.

Ayam Woku merepresentasikan cita rasa Manado yang berani, memadukan rempah segar dan pedas asin sehingga memberikan pengalaman sensori yang kuat.

4. Ayam Kalasan (Yogyakarta)
Ayam Kalasan berasal dari daerah sekitar Yogyakarta, tepatnya dari desa Kalasan di Sleman. Dikenal sebagai hidangan tradisional yang khas dengan teknik pengolahan yang memberi tekstur lembut dan kulit gurih.

Ayam Kalasan disajikan dengan daging yang empuk dan kulit yang kecoklatan sedikit renyah. Teknik tradisionalnya adalah merebus ayam dengan bumbu tertentu lalu digoreng sebentar atau dipanggang untuk memberikan lapisan kecoklatan.

Biasanya disajikan bersama sambal korek atau sambal kecap, lalapan, dan nasi putih. Di beberapa tempat, ayam Kalasan juga dinikmati dengan kuah bening ringan.

Ayam Kalasan menonjolkan keseimbangan antara kelembutan daging dan gurihnya bumbu yang sederhana namun efektif — sebuah contoh masakan Jawa yang menitikberatkan rasa halus dan harmoni.

5. Ayam Pop (Sumatera Barat)
Ayam Pop berasal dari Sumatera Barat dan berkaitan erat dengan masakan Padang. Walau tidak sepopuler rendang di kancah internasional, ayam pop adalah salah satu sajian ayam paling digemari di ranah Minang.

Ayam Pop berbeda karena warnanya yang pucat (putih) dan tekstur daging yang empuk. Tekniknya melibatkan merebus ayam dalam panci dengan bumbu minimalis, lalu menggoreng sebentar dalam minyak panas untuk memberikan tekstur halus tanpa kecoklatan berlebih. Rasa cenderung gurih, sedikit asin, dan berbumbu halus.

Sajian Ayam Pop biasanya dihidangkan bersama nasi panas, sambal lado ijo (sambal hijau), dan berbagai lauk khas Padang. Hidangan ini populer di rumah makan Padang dan warung makan tradisional.

Ayam Pop menunjukkan kekayaan teknik Minang yang tak hanya berfokus pada bumbu pedas berwarna pekat, namun juga teknik yang menghasilkan tekstur lembut dan rasa yang menonjolkan keaslian daging.

6. Ayam Nasu Palekko (Sulawesi Selatan)
Ayam Nasu Palekko berasal dari Sulawesi Selatan, khususnya daerah Makassar. Hidangan ini mengandung unsur tradisional Bugis-Makassar dan menunjukkan perpaduan rasa asam, pedas, dan gurih.

Nasu Palekko ditandai dengan kuah kental yang asam-pedas serta aroma khas dari proses pengasapan atau pemanggangan kayu pada beberapa versi. Teknik memasaknya bisa melibatkan merebus ayam dengan bumbu, kemudian mengentalkan kuah dengan bahan khas.

Disajikan hangat bersama nasi putih atau hasil olahan lokal lain seperti burasa. Hidangan ini sering muncul dalam acara keluarga dan pasar kuliner Makassar.

Ayam Nasu Palekko menonjolkan keseimbangan antara rasa asam dan pedas, serta menunjukkan fleksibilitas masakan Sulawesi Selatan dalam memanfaatkan bahan lokal untuk menghasilkan cita rasa khas.

7. Ayam Cincane (Samarinda)
Ayam Cincane berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur. Meskipun kurang dikenal di luar Kalimantan dibandingkan beberapa hidangan lain di daftar ini, Ayam Cincane merupakan bagian penting dari tradisi kuliner lokal.

Ayam Cincane memiliki ciri khas bumbu yang kaya rempah dan sering kali diolah dengan teknik tumis atau goreng hingga bumbu meresap. Rasa yang dihasilkan adalah gurih, manis sedikit, dengan aroma rempah yang kuat.

Disajikan bersama nasi hangat, lalapan, atau sayuran rebus. Di Samarinda, hidangan ini sering tersedia di pasar tradisional dan warung makan setempat.

Ayam Cincane mencerminkan perpaduan rasa manis-gurih rempah Kalimantan yang kaya, sekaligus menunjukkan kekayaan teknik memasak lokal yang fokus pada kelembutan daging dan meresapkannya dengan bumbu khas.

Ketujuh Kuliner Ayam Khas Nusantara ini menggambarkan betapa beragamnya khazanah kuliner Indonesia, khususnya dalam pengolahan ayam. Dari teknik pembungkusan dan pengasapan tradisional Bali hingga kepedasan membara dari Lombok, setiap resep membawa cerita dan identitas daerahnya sendiri.

Bagi penikmat makanan, menjelajahi variasi Kuliner Ayam Khas Nusantara bukan hanya soal rasa—tetapi juga cara memahami sejarah, tradisi, dan kreativitas kuliner masyarakat Indonesia.***

POSTINGAN TERKAIT
spot_img

TERKINI

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img